"Aku hamil oppa" ujar Yoona sekali lagi saat Siwon melepaskan tangannya dari perut Yoona dan berjalan menjauhinya. Air mata yoona menetes, ini terlalu cepat, lebih cepat dari dugaannya. Dia mengira selama perutnya masih membuncit dalam ukuran wajar maka Siwon tidak akan menyadarinya. Nyatanya ia salah Siwon terlalu mengenalinya lebih tepat mengenali tubuhnya.
Ia berjalan mendekati Siwon dan pria itu semakin mundur. Lalu ia berhenti.
"Lalu aku harus bagaimana oppa? Dia sudah hadir di perutku, apa yang harus aku lakukan?" ia masih menangis saat mengatakannya.
"Aku tidak menginginkan kamu hamil. Kenapa kamu tidak mengerti?" nada bicaranya meninggi. "Bukankah aku sudah memberitahumu?"
Yoona memilih untuk diam dan menatap ke arah pria itu yang menatapnya marah.
"Aku berjanji padamu aku tidak akan menyusahkanmu. Aku tidak akan berusaha merebutmu dari yuri. Aku akan seperti biasanya"
"Aku tidak menginginkannya" teriaknya dan membuat yoona bergetar.
Yoona lalu menghapus air matanya
"Aku akan ke Bukchon besok, jika kamu berubah pikiran katakanlah padaku"
"Sampai kapanpun aku tidak menginginkannya. Jangan berharap aku berubah pikiran" setelah itu Siwon meninggalkannya dan ia duduk di lantai sambil menangis.
***
Yoona meminta Junghan mengantarnya ke kantor dulu sebelum berangkat ke Bukchon. Ia lupa memberikan dokumen untuk Siwon.
"Biar aku saja yang berikan ke Tuan Choi" ujar Junghan, saat ia melihat yoona berusaha memperbaiki make upnya untuk menutupi bekas air matanya.
"Gwenchana, biar aku saja"
Yoona turun dari mobil dan ia berjalan seperti biasanya menuju ke ruangan siwon.
Tiba disana, tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia masuk. Disana Siwon sedang memeluk Yuri. Sama seperti pelukan yang biasa ia dapatkan dari Siwon. Melihat itu hatinya merasakan sakit, hanya saja ia sadar pria itu bukan hanya miliknya atau lebih tepatnya bukan miliknya sama sekali.
"Mianhae, aku hanya mengantar ini" ujar Yoona, setelah meletakkan di meja, ia berbalik untuk keluar.
Yuri tersenyum padanya.
"Yoong, kamu akan ke Bukchon beberapa hari kan, aku pinjam ahjumma jung ya" ujar Yuri
Yoona hanya mengangguk
"Kamu tidak keberatan kan kalau oppa menemaniku,"
"Aniy, dia milikmu. Buat apa aku keberatan" ujar Yoona dan siwon menatapnya
"Oppa tidak mengantar yoona?" tanya Yuri
"Dia punya junghan untuk mengantarnya" ujar Siwon dingin dan Yoona meninggalkan mereka tanpa berbicara apa pun lagi.
***
Setibanya Yoona di Bukchon, ia segera menghampiri appanya.
"Appa,,"
"Yoong, apa benar kamu menjadi simpanan atasanmu?" tanya Tuan Im dan membuat Yoona terkejut.
"Appa,"
"Pria itu suaminya Yuri?"
Yoona masih diam
"Yoong, appa lebih baik mati daripada melihatmu mengorbankan diri seperti ini" ujar Tuan Im "Tinggalkanlah mereka. Kita pergi ke tempat lain, jangan mengganggu keluarga orang"
Yoona menangis
"Kamu kenapa?"
"Aku tidak bisa appa. Aku tidak bisa meninggalkannya. Aku mencintainya"
Tuan Im memegang jantungnya, ia terkejut karena penolakan Yoona.
"Appa,," yoona berusaha membantu appanya tapi ia ditolak. Junghan datang membawa tuan Im masuk kedalam.
"Appa mianhae"
***
Tuan Im mengusir Yoona. Ia tidak ingin melihatnya, yoona tidak ingin membuat appanya lebih marah lagi, ia pun memutuskan untuk kembali ke Seoul dan meminta junghan untuk tetap disana.
Yoona masuk kerja seperti biasanya dan siwon mendiaminya. Ia bahkan meminta Sehun yang menemaninya untuk menggantikan setiap tugas yoona.
Sebulan berlalu seperti ini, ia bahkan tidak mendatangi yoona.
"Nona, ahjumma masakan soup ayam. Apa nona sudah mau makan?"
"Ahjumma, sebaiknya ahjumma kembali bekerja di rumah oppa saja. Dia tidak akan datang kesini, jadi ahjumma tidak perlu memasak disini" ujar Yoona
"Ahjumma rela tidak digaji asalkan tetap bekerja untuk nona" ujar ahjumma jung
"Ahjumma,"
"Apa nona tidak suka dengan kehadiran ahjumma? Jika begitu ahjumma akan bersembunyi setiap nona ada di rumah"
"Bukan begitu ahjumma,"
"Jika bukan begitu maka biarkan ahjumma tetap disini" ujarnya dan yoona hanya bisa mengangguk "Ahjumma mendengar nona sedang hamil. Jadi pasti butuh bantuan ahjumma"
"Gomawo ahjumma"
***
Yoona baru saja meminum soup dari ahjumma, ia mendapat panggilan dari Junghan kalau appanya kembali drop setelah siang tadi bertemu seseorang. Junghan tidak tahu siapa orang itu, hanya saja ia mengetahuinya dari ahjumma.
Junghan mengatakan ia akan membawa appanya ke rumah sakit di Seoul. Jadi mereka bertemu disana saja.
Yoona berlari ke rumah sakit, disana Tuan Im dimasukkan ke ruangan ICU, karena ia sudah tidak sadarkan diri.
Yoona berjalan mendekati ruangan appanya. Terlalu banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini.
"Saya curiga pelakunya adalah orang terdekatmu Tuan. Jika Tuan benar mencintai nona Im, sebaiknya Tuan mencari tahu" ujar Junghan pada Siwon melalui ponselnya
"Jika dia sudah tenang, aku menunggunya di apartement" ujar Siwon dan Junghan mengakhiri panggilannya.
Junghan menemani Yoona di ruang perawatan ahjushi Im. Ia memberikan foto yang diterima ahjushi im sehingga ia mengalami serangan jantung.
"Dia memang selalu tahu kelemahanku" yoona menangis, ia terlalu lemah menghadapi seorang Yuri.
Dokter yang menangani appanya masuk dan memberikan kabar kesehatan appanya. Appanya harus melakukan operasi lagi.
"Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya
"Nona, aku akan membantumu"
"Siwon oppa pasti membantuku, kamu tidak perlu khawatir" ujar Yoona "Tolong antarkan aku untuk menemuinya"
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/193225254-288-k467936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting
RomanceSemua ini salahku, aku tidak seharusnya terjebak dalam hubungan mereka yang begitu baik. Akulah orang luar disini yang sudah sepantasnya pergi, bukan dia. ~Im Yoona Aku yang memberikannya kebebasan itu. Apakah aku masih boleh menyesalinya? ~Kwon Yu...