"Assalaamu'alaikum.
Hai teman-teman, saya Hana. Saat ini saya sedang bersama Kak Nasywa, kakak mentoring di SMA Ikrar.Alhamdulillah dengan izin Allah Swt, Kak Nasywa mempertemukan saya dan teman-teman keputrian Rohis, bermula dari Kepanitiaan acara Isro Mi'roj. Waktu itu saya belum berhijab. Tapi, ternyata hal itu nggak menghalangi saya untuk ikut bantu mensukseskan acaranya.
Jadi, teman-teman jangan ragu gabung di Rohis ya. Disinilah tempat kamu bertemu saudara-saudara baru dan bisa menambah ilmu agar kamu lebih yakin untuk berhijab. Oke?"
Gadis yang baru menutup auratnya dua pekan itu, mengacungkan jempol ke arah kamera ponsel yang sudah merekamnya.
"Oke, Cut, udah cukup latihannya. Maaf ya Sar, jadi kelamaan pegang handycamnya."
Hana memijat lengan Sarah yang terlihat pegal karena beberapa kali merekam video trial and error yang akan diunggah oleh Hana.
Hana sedang latihan untuk wawancara siswi berprestasi, Nasywa Anggraeta, mantan ketua keputrian Rohani Islam sekaligus kakak mentoringnya, yang lima tahun lalu lulus masuk fakultas kedokteran tanpa tes, melalui jalur penghafal Al-Qur'an.
Sarah melirik sosok lelaki yang dari kejauhan sudah berdiri di depan mobil Jaguar hitam yang terparkir di depan pagar sekolah.
"Han, Kakak kamu, udah jemput."
"Mau bareng ngga?"
Sarah yang semula mupeng karena memang sudah menjadi pengagum rahasia Alvino, kakak Hana, akhirnya menggeleng lemah.
"Kapan-kapan aja deh. Tau sendiri Kakak kamu kan, ngga suka sama aku. Dikiranya aku yang pengaruhi kamu jadi berubah seperti sekarang."
"Oya udah. Kapan-kapan kita pulang bareng naik angkot lagi ya."
Hana melambai dan Sarah sahabatnya hanya bisa membalas dengan senyum tipis.
Hana gadis tomboy yang di hari pertama sekolah, memilih duduk di sebelahnya. Dia hanyalah gadis nerd yang sering jadi bulan-bulanan anak sekelas, tapi sejak dia sebangku dengan Hana, tidak ada lagi yang berani mengejeknya.
Belakangan dia baru tahu kalau Hana anak orang kaya. Papanya dokter bedah ternama dan Mamanya dokter internist terkenal di Jakarta.
Kakak pertamanya, Alvino, juga dokter yang sedang sekolah Spesialis Bedah semester akhir dan Erina, kakak kedua Hana, baru wisuda dokter umum dan bekerja di klinik kecantikan.
Sedangkan Sarah sendiri ibunya adalah penjahit dan Ayahnya seorang supir pribadi. Mungkin dia dan Hana cocok karena meski beda nasib, mereka sama-sama berbeda dari siswi kebanyakan.
Hana, dia pernah curhat kalau dia berbeda dengan kakak-kakaknya. Sampai dia pernah sewaktu masih SD, ada temannya yang memanggilnya anak pungut.
Menurut Hana, secara fisik dia tidak mewarisi gen kedua orangtuanya, Papanya yang tampan dan Mamanya yang jelita.
Tapi yang membuat Sarah betah berteman dengan Hana, karena hatinya yang baik, tidak sombong dan penampilannya sederhana. Hana lebih memilih menabung uang jajannya untuk kegiatan sosial.
Mereka begitu dekat sampai akhirnya Sarah sering mengajak Hana ikut mentoring agama Islam setiap hari Jum'at. Lama kelamaan Hana mulai perlahan mengganti penampilannya. Dan jalan menuju hidayah itu ternyata tidak mudah.
"Gimana Han, hari keempatbelas masih bisa bertahan?"
Kak Alvino menggoda setelah melihat di dalam mobil, Hana membuka hijabnya karena kegerahan.
"Kan Kakak sudah bilang, sekali sudah memutuskan sesuatu, kamu ngga bisa kembali lagi. Gimana Kakak mau belain kamu di depan Mama dan Papa kalau kelakuan... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Chemistry Of Love (Tamat di KBM dan Karyakarsa)
RomanceDi balik wajah dingin seorang Barra Afnan, tersimpan hati lembut yang hanya ia berikan untuk kebahagiaan Mami Vera. Bahkan ia rela dijodohkan oleh gadis teman masa kecilnya, Aliza Nayyira, agar Mami dapat tersenyum. Akankah pertunangan mereka berl...