Chapter. 13

951 169 21
                                    

Bagai diterpa angin malam, kata-kata yang keluar dari mulut Sehun seolah terbang begitu saja dan sama sekali tidak berpengaruh terhadap Joohyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagai diterpa angin malam, kata-kata yang keluar dari mulut Sehun seolah terbang begitu saja dan sama sekali tidak berpengaruh terhadap Joohyun. Gadis 23 tahun itu masih enggan berbalik hanya untuk sekedar melihat sosok Sehun yang masih dalam keadaan yang sama.

"Pulanglah!"

Hanya itu yang telinga Sehun tangkap sebelum Joohyun melanjutkan langkah kakinya, meninggalkan Sehun seorang diri. Kedua mata Sehun terpejam rapat, kepalanya setengah mendongak. Seperti ada yang menghantam hatinya keras. Lelaki itu belum pernah merasakannya. Sakit sekali.

🌼🌼🌼

Angin malam itu membawa Sehun bersama motornya ke suatu daerah pemukiman warga. Deretan rumah sederhana tak lama menyapa indera penglihatannya. Ia tidak tahu lagi harus pergi kemana, yang pasti pemuda itu enggan untuk pulang seperti apa perintah Joohyun tadi.

Didepan sana sebuah rumah yang Sehun tahu siapa pemiliknya nampak tertutup rapat dengan lampu teras yang masih menyala. Seusai bergelung dengan pikirannya, kakinya mengayun masuk kedalam pekarangan rumah. Sebelum memutuskan untuk mengetuk pintu, Ia mengambil nafas sejenak.

Tok! Tok! Tok!

Hanya sebanyak 3 kali Sehun mengayunkan kepalan tangannya, berharap seseorang yang berada didalam sana segera membukakan pintu untuknya. Udara semakin malam semakin dingin saja!

Ceklek!

"Oh Sehun?"

Sudut bibir Sehun terlihat sedikit terangkat, "Annyeong. Jarang bertemu, ne?"

Seseorang yang baru saja membuka pintu rumahnya itu tentu saja cukup terkejut dibuatnya oleh kedatangan kawan lamanya, Oh Sehun. Tangannya menarik gagang pintu agar pintu terbuka lebih lebar.
"Yak, sedang apa kau malam-malam begini? Masuklah!"

Tidak ada sahutan. Sehun menurut begitu saja. Masuk kedalam rumah yang sekitar 2 tahun yang lalu masih Ia datangi untuk makan-makan setelah acara kelulusan. Rumah Kim Jongin.

"Nah, duduklah!"

Tidak ada yang berubah dari rumah Jongin. Tetap terasa hangat.

Setelah meminta Sehun duduk, lelaki itu juga turut mendaratkan pantatnya di sofa. Matanya dengan teliti memperhatikan Sehun yang sudah duduk namun belum membuka suara. Pasti ada sesuatu! Anak ini tidak pernah berubah! Pikirnya.

"Mana Ibumu? Ayahmu? Kakakmu?", tanya Sehun menebarkan pandangan ke segala sudut ruangan.

"Mereka sudah pergi sejak pagi tadi! Dengan berat hati aku bertugas untuk menjaga rumah!", jawab Jongin mencari posisi nyamannya.

𝙃𝙚𝙮, 𝙉𝙤𝙤𝙣𝙖! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang