Chapter. 03

1.4K 242 7
                                    

Rasa panas akibat tamparan yang dilayangkan oleh Joohyun barusan menjalar di pipi putih Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa panas akibat tamparan yang dilayangkan oleh Joohyun barusan menjalar di pipi putih Sehun. Padahal niat Sehun hanya bercanda tapi, sepertinya tidak lucu sama sekali bagi Joohyun jadi, jangan salahkan Joohyun jika Sehun harus menerima konsekuensinya! Sekali-kali Sehun perlu mengetahui mana yang pantas untuk dijadikan bahan bercandaan dan mana yang tidak! Ucapan Sehun tadi terdengar cukup kurang ajar bagi telinga Joohyun.

"Pergi sana!"

Sambil meringis mengusap pipi kirinya yang masih terasa panas, Sehun berdiri menatap Joohyun yang menatap tajam kearahnya.

GREPP!

Niat Joohyun untuk berbalik badan terhenti lantaran sesuatu menahan pergelangan tangannya. Ketika Ia memeriksa ternyata Sehun pelakunya. Ya ampun masih belum kapok juga?

"Aku hanya bercanda, jangan marah...", mohon Sehun dengan ekspresi wajah memelas.

Joohyun melepaskan tangannya yang masih dalam pegangan Sehun tapi, Sehun mempersulitnya.
"Oh Sehun, lepaskan!"

"Akan aku lepaskan jika kau mau memenuhi ajakanku untuk pergi besok hehe..."

Rasa kesal yang Joohyun miliki sepertinya sudah mencapai ubun-ubun. Joohyun sungguh tidak paham lagi menghadapi bocah di hadapannya itu! Ia pikir setelah mendaratkan tamparan seperti tadi mampu membuat Sehun menyerah dan kapok tapi, nyatanya perkiraannya melenceng.

Inilah Oh Sehun dengan segala kegigihannya.

Tak lama sebuah bunyi ponsel menginterupsi keduanya. Suara itu timbul dari saku dalam jaket jeans yang tengah dikenakan Sehun. Mau tak mau Sehun harus memprioritaskan panggilan dari ponselnya itu.
Hal itu dijadikan Joohyun sebagai kesempatan untuk melepaskan diri dari Sehun. Ia menarik tangannya lalu berbalik masuk ke dalam kedai, sementara Sehun masih berada diluar menjawab telepon.

"Yeoboseyo..."

"Oh Sehun!!!"

Suara menggelegar dari ujung sana membuat Sehun terpaksa memberikan jarak yang cukup jauh antara telinga dan ponselnya. Ia tidak ingin tuli sebelum pada waktunya. Sehun meringis mengusap telinganya. Aish, ada apa dengan orang-orang hari ini? Hobi sekali menyakiti salah satu anggota tubuhnya!

"Oh Sehun, eodiga?"

"Aku sedang di kampus, Eomma...", bohong Sehun menatap kearah jalan raya yang saat itu tidak begitu ramai.

"Jangan bohong! Pulang sekarang!"

Sehun tidak mampu menyanggah lagi. Ketika Sehun dapat mengelabuhi semua orang, hanya ada 1 orang yang tidak bisa Ia bohongi. Ibunya.

"Jika dalam 10 menit kau belum sampai rumah maka uang jajanmu akan dipotong 50%!!!"

𝙃𝙚𝙮, 𝙉𝙤𝙤𝙣𝙖! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang