Beberapa mahasiswa tampak bergegas memasuki kelas. Kelas akan dimulai sekitar 10 menit lagi. Diantara mereka nampak Seulgi juga Seungwan berjalan beriringan dengan tas yang hanya disampirkan di sebelah bahu juga beberapa tumpukan buku didekapan masing-masing. Mereka memilih tempat duduk tepat ditengah-tengah.
Usai mendaratkan pantatnya pada kursi lalu meletakkan tasnya dibawah, Seungwan merasa ada salah 1 catatan miliknya yang tertinggal di loker. Ia mengumpat pelan, padahal tadi setelah dicek seperti tidak ada yang ketinggalan tapi, nyatanya catatannya tidak ada. Pasti tertinggal!
"Waeyo?", tanya Seulgi memandang kearah Seungwan disampingnya.
"Sshhh buku catatanku ketinggalan! Aku akan keluar untuk mengambilnya!", jawab Seungwan kemudian bangkit dari duduknya.
Seulgi mengangguk pelan, "Hmm, tapi kau harus cepat! Mr. Park tidak suka mahasiswa yang datang terlambat!"
Tanpa menunggu lebih lama, gadis Son itu melesat keluar keluas menuju lokernya yang terletak diujung koridor. Hari ini di lantai 4 gedung fakultasnya tidak banyak mahasiswa yang datang. Jadi, koridor nampak lebih sepi dari biasanya.
Begitu tiba didepan lokernya, Seungwan langsung memasukkan kuncinya kemudian membuka loker tersebut. Nah, seperti yang diduga! Buku catatannya tersimpan rapi disana. Tangannya terulur mengambil buku itu lalu menutup kembali lokernya serta mennguncinya sekalian.Grep!
Mata Seungwan membulat sempurna manakala kehadiran seseorang mengejutkannya. Mulutnya dibekap dengan sebuah tangan besar. Bahkan tubuhnya sudah terkunci oleh orang yang belum Ia ketahui identitasnya itu. Buku catatan yang ada ditangannya jatuh begitu saja. Tubuh mungilnya terus terseret kebelakang seiring orang itu menariknya. Tangannya berusaha untuk membuka bekapan tangan orang itu tapi, apalah daya gadis itu tidak cukup kuat. Seungwan sungguh panik bagaimana jika ini akan berlanjut ke adegan penculikan!
Kakinya mau tak mau ikut melangkah mundur dan berjalan kearah anak tangga menuju lantai atas. Lantai 5.
Dilantai itu sedang sepi penghuni. Seungwan rasanya ingin menangis.Tangan besar orang itu perlahan mulai mengendur. Saat itu juga Seungwan dibebaskan.
Sontak Seungwan terkejut ketika mengetahui siapa pelakunya. Astaga, bahkan matanya sudah berkaca-kaca takut-takut jika Ia sedang dalam keadaan bahaya.
"OH SEHUN APA KAU SUDAH GILA???", pekik Seungwan dengan suara tingginya."Kecilkan suaramu! Auw!"
Tidak peduli lagi, Seungwan menghujani Sehun dengan pukulan bertubi-tubi. Bukankah kurang ajar sekali anak itu?
"Hey yak hentikan!!", mohon Sehun.
"Apa yang ada dipikiranmu, eoh? Kau tidak tahu betapa takutnya aku tadi?", maki Seungwan.
"Mianhae..."
Seungwan meloloskan nafas leganya. Sekarang gadis itu paham bagaimana rasanya jadi Joohyun yang didekati oleh bocah bermarga Oh didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙃𝙚𝙮, 𝙉𝙤𝙤𝙣𝙖!
Fanfiction[COMPLETED] Joohyun sama sekali tidak mengira bahwa hidupnya benar-benar akan didominasi oleh lelaki 3 tahun dibawahnya itu, lelaki dengan sifat annoying-nya yang mampu membuat Joohyun ingin menyerah saja! "Noona, jangan marah-marah terus nanti ta...