Aroma masakan menyebar luas di seluruh penjuru dapur. Wanginya begitu menggugah selera. Siapa saja akan tiba-tiba mendadak lapar jika berada di tempat itu.
Tempat makan yang tidak begitu besar tapi selalu padat pengunjung. Tempat yang telah berdiri sejak 2 tahun yang lalu kurang lebih. Dengan 3 orang pekerja yang bertanggung jawab penuh pada semua kelangsungan aktivitas disana. 3 orang gadis muda yang mencoba peruntungan mereka dengan membuka usaha sendiri. Kedai makan khas Korea itulah hasilnya.Diantara mereka yakni, Bae Joohyun yang tertua, Kang Seulgi dan Son Seungwan yang usianya sama, bahkan mereka lahir di bulan yang sama. Joohyun berusia 3 tahun lebih tua dari mereka berdua membuat Seulgi juga Seungwan sudah menganggap Joohyun seperti kakak sendiri. Ditambah lagi mereka tinggal di komplek apartemen yang sama hanya beda lantai saja. Seulgi dan Seungwan adalah teman kuliah, mereka mengambil jurusan yang sama sedangkan Joohyun tidak bisa menikmati masa-masa kuliah karena masalah ekonomi. Sejak sekolah menengah atas Joohyun harus terpaksa hidup sendiri karena kepergian kedua orangtuanya yang mengalami kecelakaan saat dalam suatu perjalanan. Bisa dikatakan Joohyun berusaha menghidupi dirinya sendiri juga biaya pendidikannya, untuk soal bekerja Joohyun sudah tidak canggung lagi karena ia sudah terbiasa untuk itu.
Sedang Seulgi dan Seungwan adalah anak perantauan. Mereka berdua pergi ke Seoul meninggalkan kampung halamannya serta keluarganya untuk melanjutkan pendidikan. Apartemen mereka bersebelahan sedang Joohyun ada di lantai atasnya. Itu salah 1 faktor yang membuat ketiganya cepat akrab."Seulgi-ya, cepat angkat ayamnya!", titah Joohyun yang tengah disibukkan dengan potongan kol.
"Hmm...", sahut Seulgi yang baru selesai mencuci tangannya.
"Nona! Aku mau pesan!"
Seungwan yang baru masuk dari pintu belakang lalu berjalan cepat kearah pelanggan yang minta dilayani. Tangannya dengan cepat menyabet catatan kecil juga bolpoin yang ada diatas meja pantry.
"Baik!"Kurang lebih seperti itulah kesibukan-kesibukan yang mereka jalani. Nasib baik Seulgi dan Seungwan sedang tidak ada jadwal kuliah jadi Joohyun tidak perlu merasa kerepotan. Biasanya mereka akan bergantian pergi kuliah, bahkan kadang keduanya pergi bersama. Hanya Joohyun yang tidak pergi. Terjebak dalam suasana kedai yang ramai terkadang membuat Joohyun merasa bersyukur karena Tuhan memberikannya rejeki juga membuatnya ingin melarikan diri saja dari sana, tapi hebatnya Joohyun bisa mengatasinya hingga kini. Belum nanti jika Seulgi dan Seungwan pulang maka Joohyun akan meminta keduanya memijit badannya bersamaan. Seulgi di sebelah kanan dan Seungwan di sebelah kiri. Impas bukan?
"Eonni, aku tidak mencium tanda-tanda kedatangannya!", bisik Seulgi yang tengah meniriskan ayam yang tadi baru saja direbus.
Joohyun mendelik tajam pada Seulgi, "Jangan membicarakan dia! Aku tidak ingin ucapanmu barusan mengundang wujudnya kesini!"
Bukannya takut, Seulgi hanya terkikik menampilkan kurva lurus pada matanya.
Ah apa kalian belum tau 1 hal lagi yang dapat membuat Joohyun rasanya ingin melarikan diri dari sana selain pengunjung yang ramai? Nah, kemarilah kalian akan segera tau!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙃𝙚𝙮, 𝙉𝙤𝙤𝙣𝙖!
أدب الهواة[COMPLETED] Joohyun sama sekali tidak mengira bahwa hidupnya benar-benar akan didominasi oleh lelaki 3 tahun dibawahnya itu, lelaki dengan sifat annoying-nya yang mampu membuat Joohyun ingin menyerah saja! "Noona, jangan marah-marah terus nanti ta...