[COMPLETED]
Joohyun sama sekali tidak mengira bahwa hidupnya benar-benar akan didominasi oleh lelaki 3 tahun dibawahnya itu, lelaki dengan sifat annoying-nya yang mampu membuat Joohyun ingin menyerah saja!
"Noona, jangan marah-marah terus nanti ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sore ini Sehun berencana kembali ke Seoul. Setelah tadi makan siang dan beristirahat mengumpulkan tenaga, Ia bersama Joohyun sudah berada didalam mobil. Sehun bersumpah demi apapun tidak akan melupakan hari ini! Bagaimana tadi Joohyun menangis dipelukannya, bagaimana tadi Joohyun tertawa karena tingkah konyolnya, bagaimana tadi Joohyun mau membagi sedikit kisah mendiang kedua orang tua gadis itu dan bagaimana tadi Joohyun mulai memperlakukannya dengan baik. Jika Sehun bisa melakukan koprol mungkin pria itu sudah melakukannya dari tadi untuk merayakan euforia yang tengah terjadi di dalam hatinya. Ternyata tidak salah pilihannya menemui dan menculik Joohyun.
"Kita akan tiba di Seoul sekitar pukul 9, itupun kalau tidak ada masalah!", ujar Sehun begitu mobilnya berjalan menyusuri pesisir pantai.
"Hmm..."
Tepat seperti perkiraan Sehun, mereka telah memasuki kota Seoul pukul 9 lewat. Sebetulnya Sehun sudah merasa begitu lelah. Punggungnya seakan mau rontok, pantatnya juga mungkin sudah tipis karena saking berlama-lama duduk. Beberapa kali pria itu terlihat mematahkan lehernya ke kanan ke kiri. Namun, begitu melihat sosok disampingnya yang tengah menahan kantuk membuatnya sedikit merasa tidak sia-sia melakukan semua ini.
"Sehun?"
"Ne?"
"Masih jauh ya?"
"Hmm ani. 20 menit lagi kita sampai!"
Joohyun menganggukkan kepalanya samar. Gadis itu merasa kantuknya menyerang karena suhu didalam mobil Sehun cukup dingin. Tapi, entah mengapa Ia jadi tidak tega meninggalkan Sehun untuk memejamkan mata barang sebentar. Anak itu sudah mengemudi selama 12 jam jika dihitung dari berangkat hingga pulang. Jadi, sebisa mungkin Joohyun bertahan membuka matanya sambil menyandarkan punggungnya.
Dan benar saja Sehun terlihat terus menggerakkan punggungnya. Pria itu juga nampak mengerjapkan matanya dalam-dalam.
"Kenapa?"
Sehun menoleh sejenak, "Apanya yang kenapa?"
"Jika memang tidak bisa ditahan lebih baik kita berhenti saja dulu! Jangan dipaksakan nanti bahaya, kita bisa mengalami kecelakaan!", usul Joohyun menatap kearah depan.
Nampak senyuman kecil tercetak pada wajah Sehun, "Hmm apa sekarang kau sedang mengkhawatirkanku?"
Joohyun lebih memilih bungkam. Orang seperti Sehun tidak akan berhenti mengoceh kalau terus ditanggapi.
"Ige gwenchana. Aku baik, kita akan segera sampai di komplek apartemenmu!"
Jalanan disekitar mulai terlihat sangat familiar. Ya, sepertinya sebentar lagi Joohyun bisa melihat gedung bangunan apartemennya. Sedan hitam milik Sehun berhenti tepat disebuah bangunan yang ditinggali Joohyun kurang lebih sejak 7 tahun yang lalu. Sudah banyak rumah yang nampak gelap, terlihat dari bawah tempat mereka berada.