Chapter. 16

1K 173 16
                                    

Demi Joohyun, Sehun mengalah pada kedua orangtuanya untuk dijadikan pimpinan perusahaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demi Joohyun, Sehun mengalah pada kedua orangtuanya untuk dijadikan pimpinan perusahaan. Selama itu Sehun terus berusaha menahan gejolak di hatinya yang semakin lama semakin hebat. Ia terpaksa harus 'berpuasa' untuk melihat Joohyun. Hari-harinya Ia habiskan dengan belajar di kampus setelah itu ikut sang Ayah untuk mulai mempelajari segala seluk beluk masalah bisnis di perusahaannya. Bocah Oh itu benar-benar sibuk!
Alasan sang Ayah memintanya untuk menggantikan posisi CEO karena Ayahnya akan fokus di perkebunan teh peninggalan Kakeknya yang berada di Jeongseon. Lokasinya berada di desa yang jauh dari Seoul. Kakek Sehun memiliki berhektar-hektar perkebunan teh serta pabriknya yang menghasilkan teh dalam kemasan siap seduh juga siap minum disana yang lumayan besar dan tidak ada yang mengurus. Ayah Sehun hanya memiliki 1 saudara yang juga tengah sibuk mengurus perusahaannya sendiri diluar negeri, jadi tidak ada pilihan lain selain menyerahkan tugas sepenuhnya pada Sehun.

Udara menghangat disusul dengan beberapa kelopak bunga yang bermekaran. Seoul sudah memasuki musim semi di tahun ini. Bertepatan dengan acara wisuda para mahasiswa, lebih tepatnya sekarang di aula utama fakultas Seni. Semua mahasiswa yang sudah menuntaskan tugasnya akan segera mendapatkan gelar S1 nya. Banyak sekali orang-orang yang tengah berkumpul disana. Dari para mahasiswa itu sendiri hingga sanak saudara.

"Seungwan-ah, Seulgi-ya, chukkae!!!", ucap Joohyun bersemangat. Ia rela tidak membuka kedai hari ini untuk hadir memberikan selamat pada kedua gadis itu.

Masing-masing dari mereka memamerkan senyum bahagianya karena dapat mendapatkan gelar sarjananya. Kedua orang tua mereka juga nampak datang dan turut bersuka cita atas kelulusan mereka. Bahkan Seulgi mendapatkan nilai terbaik bersama 9 mahasiswa lain.

Selanjutnya mereka asyik mengambil gambar dengan kamera ponsel. Tampak ceria dengan bunga-bunga sakura yang berguguran di setiap sisi halaman gedung fakultas.

Seorang lelaki yang berdiri tak jauh terus menyorot kearah mereka. Kedua sudut bibirnya terangkat naik. Setelah 2 tahun lamanya, Ia baru melihat rupa gadis disana. Tampak cantik dengan kulit putihnya yang kejatuhan beberapa kelopak bunga sakura.

"Tuan muda, sudah saatnya pulang sekarang!", ucap seorang bodyguard dengan perawakan tinggi dengan beberapa titik-titik hitam yang memenuhi area dagu serta rahangnya.

Dengan membawa beberapa buket bunga, lelaki yang dipanggil Tuan muda itu mengangguk. Sebelumnya Ia menatap gadis sana sejenak kemudian melangkah pergi disusul bodyguard dibelakangnya.

"Noona, tunggu aku!", bisiknya pelan.

🌼🌼🌼

"Masakanmu benar-benar enak, Bae Joohyun...", puji Ibu dari Seulgi usai melahap masakan buatan Joohyun.

"Aku juga bisa memasak, Eomma!", sungut Seulgi karena sedari tadi Ibunya terus menerus memuji Joohyun.

Sedangkan Joohyun hanya tertawa melihat ekspresi cemberut Seulgi, "Benar, Nyonya. Puteri anda ini pintar sekali membuat kkimbap!"

𝙃𝙚𝙮, 𝙉𝙤𝙤𝙣𝙖! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang