Chapter. 04

1.3K 212 18
                                    

Kepala Joohyun rasanya semakin berdenyut kencang manakala mendengar ocehan Seungwan dari seberang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepala Joohyun rasanya semakin berdenyut kencang manakala mendengar ocehan Seungwan dari seberang sana. Demi Tuhan hari ini Ia tak punya cukup banyak tenaga untuk meladeni bocah yang tengah dalam perjalanan kearah apartemennya itu. Dipijatnya ringan pelipisnya guna meringankan kepalanya yang sedari tadi masih pusing. Setelah sekitar kurang lebih 5 menit mereka saling berbicara via telepon, Joohyun memutuskan sambungan. Baiklah, Ia menarik nafasnya lalu menghembuskannya perlahan dan sekarang yang perlu Ia lakukan hanya mengabaikan bocah itu saja. Biar saja bocah itu datang, terserah apa maunya! Joohyun tidak memiliki energi banyak untuk mengomelinya seperti ketika di kedai.

Sebelum meletakkan kepalanya pada bantal, Joohyun terlihat menepuk bantal itu berulang kali agar terasa nyaman saat Ia gunakan untuk tidur. Ya, Ia memutuskan untuk melanjutkan istirahatnya yang tadi sempat tertunda lantaran panggilan dari Seungwan. Hampir saja kepalanya mendarat ke permukaan bantal, telinganya menangkap suara bel apartemennya tengah dibunyikan. Sebelum memutuskan untuk beranjak, Joohyun mengumpulkan tenaganya yang jelas minim itu untuk bergegas keluar kamar. Dengan agak kepayahan tubuhnya terus bergerak kearah depan, hingga sesaat kemudian Ia mendengar suara lagi. Bukan suara bel tapi suara...

"Noona!!! Buka pintunya! Noonaaa!!!"

Sejujurnya anak itu tidak pantas dikatakan sedang bertamu sekarang! Mana ada orang bertamu berteriak seperti demonstran begitu?

Joohyun mendesis. Suara lelaki itu terdengar cukup mengganggunya.

"Nooㅡ"

Pintu terbuka. Penampakan Joohyun dengan baju tidur lengan panjang warna kuning yang di bagian celananya banyak tersebar gambar anak ayam menyapa kedua netra Sehun. Belum lagi wajah pucat khas orang yang sedang tidak enak badan yang terpancar dari paras cantik Joohyun, Noona-nya.

"Jangan berteriak! Selain menggangguku, kau juga mengganggu tetangga!", protes Joohyun dengan suaranya yang terdengar agak parau. Lihatlah, rambut panjangnya yang agak berantakan itu!

Setelah mendapat teguran dari Joohyun, tidak seperti biasanya Sehun langsung menurut. Padahal sebelumnya jika Joohyun melarangnya atau memprotesnya karena suatu hal, lelaki itu akan selalu membangkang dengan caranya. Kali ini, Ia mau menurut. Melihat Joohyun yang kacau karena sakit itu cukup membuat hatinya mengeluarkan bunyi suara retakan. Sehun tidak ingin melihat Noona-nya sakit!

Joohyun belum membuka suara lagi. Ia berdiri sembari menyandarkan kepalanya sedikit pada pintu.

Dalam perjalanan menuju apartemen Joohyun, Sehun menyempatkan diri untuk membeli sup rumput laut dan juga obat-obatan untuk Joohyun. Jika dihitung-hitung, lelaki itu melakukannya dengan sangat cepat. Mengagumkan, Oh Sehun!
"Kau nampak tidak baik! Boleh aku masuk?"

Sebelum menjawab, Joohyun berdehem pelan mencoba mengembalikan suaranya yang hilang karena sesuatu yang terasa sakit pada tenggorokannya, "Aku akan terus nampak tidak baik jika ada dirimu disekitarku!", sahutnya sarkas.

𝙃𝙚𝙮, 𝙉𝙤𝙤𝙣𝙖! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang