[COMPLETED]
Joohyun sama sekali tidak mengira bahwa hidupnya benar-benar akan didominasi oleh lelaki 3 tahun dibawahnya itu, lelaki dengan sifat annoying-nya yang mampu membuat Joohyun ingin menyerah saja!
"Noona, jangan marah-marah terus nanti ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pandangan Joohyun masih terpaku pada wanita yang sesungguhnya tidak Ia kenal itu. Matanya menelisik sedikit mengamati penampilan si wanita. Sangatelegan, batinnya.
Wanita itu yang tak lain adalah Nyonya Oh masih diam berdiri menatap gadis yang baru saja Ia tampar pipinya itu. Tentu saja telinganya ingin mendengar semacam respon dari gadis itu.
Pipi yang baru saja menjadi korban itu masih terasa panas. Apa-apaan ini? Ia sama sekali tidak tahu menahu tentang apa yang dibicarakan wanita dewasa dihadapannya itu. Apa yang wanita itu katakan tadi? Jauhi puteranya? Memangnya siapa putㅡ, sepertinya Joohyun mulai mengetahui sesuatu.
Tatapan remeh Nyonya Oh terus tertuju pada gadis pemilik kedai itu yang sama sekali tidak setara dengannya. Maniknya terus berusaha untuk menyudutkan gadis biasa yang Ia ketahui bermarga Bae itu.
"Maaf, Putera? Apa yang anda maksudkan itu Oh Sehun?", tebak Joohyun.
Hanya Oh Sehun lah, lelaki yang terus merecoki kehidupannya. Tidak ada yang lain, Joohyun pikir jawabannya itu benar. Memang selama ini gadis itu tidak begitu tahu soal latar belakang Sehun. Yang Ia tahu Sehun tiba-tiba muncul dan kemudian selalu datang, itu saja.
Senyum sinis terpampang pada wajah cantik Nyonya Oh, "Kau sepertinya sudah mengira-ngira dengan baik!"
Hanya suara Joohyun dan Nyonya Oh saja yang memenuhi ruangan. Seperti mereka saja yang memiliki kehidupan disana. Baik Seulgi ataupun Seungwan masih belum berani untuk menyahuti. Mereka masih terlalu terkejut atas kejadian tamparan beberapa menit yang lalu.
Lucu sekali! Bahkan Joohyun terus berusaha agar terbebas dari Sehun tapi, malah Ia yang dituduh mendekati Sehun! Joohyun mendengus, tidak memperdulikan dengan siapa Ia bicara.
"Kupikir perkataanku sudah dapat dipahami, kalau kau masih ingin hidup damai, lakukan apa yang kukatakan, gadis Bae!"
"Sepertinya perlu ada yang harus diluruskan disini! Oh Sehun, putera anda, atas kemauannya sendiri datang. Tidak ada yang meminta! Anda pikir itu menyenangkan bagi saya?...", ucap Joohyun menggelengkan kepalanya pelan seraya menjeda kalimatnya, "...sama sekali tidak! Saya tidak tertarik pada putera anda!", sambungnya sedikit menekankan pada setiap katanya karena nyatanya memang begitu.
Nyonya Oh mengeluarkan tawa mengejeknya. Puteranya itu tampan belum lagi dari keluarga kaya raya, mana mungkin ada gadis yang akan menolak? Sungguh, respon dari gadis Bae itu membuatnya muak.
"Kurasa anda hanya membuang waktu datang kemari, tidak perlu khawatir saya tidak akan mendekati putera anda! Katakan padanya, jangan pernah datang kemari! Dia pengganggu!"
Tawa yang sebelumnya menghiasi wajah Nyonya Oh hilang entah kemana. Sederet kalimat yang Joohyun ucapkan membuat hatinya tercubit. Ia seperti sedang mengalami penghinaan.
Joohyun sama sekali tak gentar karena Ia merasa benar. Hanya karena harta yang mereka miliki jauh lebih banyak bukan berarti mereka bisa menindas dengan seenaknya.