8

1.2K 159 8
                                    

Semenjak perlakuan manisnya itu, aku semakin takut kehilangan dirinya. Bahkan aku takut kalau saat dia jadi manusia, dia lupa padaku.

"Ada apa? kenapa kau melamun seperti itu?" Tanya Jungkook oppa padaku. "Kau masih memikirkan tempat kemarin? sudahlah, tidak perlu dipikirkan." Dia memberikanku segelas susu padaku. Saat ini aku sedang berada dikamarku tepatnya dihadapan jendela karena aku suka melihat pemandangan luar saat malam seperti ini.

"Kata ibuku, susu bisa membuat seseorang menjadi kembali bersemangat." Katanya sambil menatap lekat mataku. "Kau tidak percaya? coba saja."

Aku langsung saja meneguk segelas susu yang diberikan Jungkook oppa. "Aish, apa kau tidak bisa minum dengan benar? kau bahkan membuat kumis." Katanya sambil membersihkan noda susu yang ada disekitar bibirku.

Deg
Apa ini adalah hobinya? kenapa dia terus menerus membuat jantungku makin tak teratur. Apalagi saat wajahnya makin dekat dengan wajahku.

"Oh iya, kau ingin tau kenapa aku berakhir seperti ini?"Tanyanya yang membuat ku tersadar dari setiap imajinasikh yang terlampau jauh.

"Kenapa?"

"Karena seseorang. Aku menjaga hati seseorang sehingga aku berakhiran seperti ini."

"Woah, pasti wanita yang kau jaga hatinya, sangat beruntung." Kataku. Dia menatapku seolah berkata 'itu dirimu' tapi mungkin itu hanya perasaanku saja.

"Aku berpacaran dengan Eunha hanya dalam waktu 2 bulan. Tapi selama 2 bulan itu, aku sama sekali tidak mencintainya. Aku pikir, jika aku bersamanya, aku akan jatuh cinta padanya. Tapi aku salah, aku hanya terus menerus memikirkan seorang gadis yang benar-benar baik dan polos. Aku memutuskan hubunganku dengannya tepat 2 bulan setelah aku menerima cintanya karena aku menyelamatkan seorang gadis yang aku sukai."

Apa dia menceritakan tentang diriku? berarti yang saat itu menyelamatkanku adalah Jungkook oppa? kenapa aku tidak mengenalinya sama sekali?

"Dia langsung membunuhku saat aku memutuskan hubunganku dengannya. Dan aku jujur padanya, kalau aku mencintai orang lain. Bukan dirinya. Bahkan sampai napas terakhirku. Aku juga tak ingat kejadian setelahnya, yang aku ingat adalah, aku masih diberi kesempatan untuk hidup kembali jika ada seseorang yang mencium jasadku. Ya, bisa dibilang belahan jiwaku."

"Belahan jiwa? kenapa harus aku?"

"Karena saat aku menjadi hantu, hanya kau dan Yugyeom yang melihatku. Itu sebabnya aku meminta bantuanmu." Kumohon berhenti membuat jantungku hampir copot dengan tatapan itu. "Kau baik-baik saja? kenapa tiba-tiba kau memegang dadamu seperti itu? apa kau sesak napas?" Tanyanya panik.

"Tidak apa-apa." Kataku sambil tersenyum kikuk. Aish, kenapa aku malah bertingkah konyol seperti tadi? bodoh bodoh bodoh.

"Kau lucu." Katanya sambil sedikit tertawa. Aku memukul pelan lengannya karena sangat malu. "Yak! kenapa kau memukulku?"

"Kau meledekku." Kataku sambil mencebikkan bibirku.

"Aku jadi tak sabar kau mencium jasadku." Dia benar-benar menyebalkan ternyata.

"Pikiranmu kotor, jika bisa aku akan membersihkannya dengan detergen." Omelku.

"Coba saja kalau kau bisa menangkapku." Katanya sambil berlari. Aku mengejarnya dan kami akhirnya saling kejar-kejaran. Sampai saat pintu kamarku terbuka, aku langsung saja berpura-pura sedang membaca buku.

"Ada apa oppa? kau membutuhkan sesuatu?" Tanyaku sambil pura-pura membaca buku.

"Kau tidak mendengar sesuatu? tadi aku mendengar suara berisik dari kamarmu."

"Suara berisik? aku tidak mendengarmya. Mungkin itu hanya perasaanmu saja."

"Ah, benar juga." Katanya sambil menutup kembali pintu kamarku. Setelah Jackson oppa pergi, kami berdua akhirnya tertawa karena tingkah konyolku yang malah berlarian bersama seorang hantu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Tzuyu, apa kau tidak akan bangun?" Pagi ini suara lembut Jungkook sudah membangunkanku. Padahal hari ini adalah hari libur, kenapa dia membangunkanku. "Jangan sampai aku membangunkanmu dengan cara kasar." Aku tetap tak ingin bangun. Aku masih sangat mengantuk, lagipula hari ini hari libur.

Tak disangka, dia malah membangunkanku dengan cara mengguyurku dengan air dingin. Tentu saja aku langsung bangun karena terkejut. "Kenapa kau membangunkanku seperti itu? apa tidak ada cara lain?" Omelku. Tapi dia malah memberikanku handuk dan tidak membalas omelanku.

"Lebih baik kau mandi dan jangan marah-marah seperti itu." Katanya dengan sangat lembut. Dia benar-benar menyebalkan jika sudah bicara dengan nada seperti itu. Kan aku jadi tidak bisa marah padanya.

Aku langsung saja pergi mandi karena tidak mungkin jika aku memakai baju yang basah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Tumben sekali kau mandi pagi di hari libur." Kata Jackson oppa saat aku baru saja sampai ke meja makan. Beginilah keluargaku, hanya ada aku dan Jackson oppa di meja makan. Karena kedua orang tuaku jarang sekali pulang kerumah.

"Aku sedang kesal saat ini."

"Kenapa? karena tidak ada lagi yang mendekatimu? itu karena aku sudah mencegah setiap pria yang mencoba mendekatimu."

"Bukan karena itu."

"Lalu?"

"Silahkan saja mengadu. Oppa mu bahkan tidak akan percaya sama sekali padamu." Kata Jungkook oppa yang sekarang berdiri disampingku. Aish, dia manis dan juga menyebalkan. Apa yang harus kulakukan padanya?

"Kenapa kau tidak menjawab? lalu kenapa kau menatap tajam kesebelahmu?" Tanya Jackson oppa.

"Tidak ada. Oh iya, aku akan pergi keluar sekarang. Aku sedang membutuhkan banyak udara segar." Kataku.

Aku juga tidak tau harus pergi kemana. Yang jelas aku harus keluar agar kekesalanku hilang. Mungkin aku sekarang sudah berjalan sangat jauh karena kesal.

"Apa kau tidak lelah? aku bisa saja terbang. Tapi kau kan menggunakan kakimu."

"Ini semua karenamu. Jika kau tidak membangunkanku seperti tadi, aku tidak akan sekesal ini."

Dia sekarang malah memegang tanganku. "Apa kau tidak marah lagi padaku? Jika Eunha marah, aku juga melakukan ini agar dia tidak marah lagi."

Kenapa dia malah menyebut nama Eunha? Bukankah dia seperti ini karena Eunha? dia malah membuatku semakin kesal saja karena menyamakanku dengan mantan sekaligus pembunuhnya itu.

"Sayangnya aku bukan Eunha. Jadi aku akan tetap kesal meski kau memegang tanganku." Aku melepas tangannya dari tanganku dan segera meninggalkannya. Tapi orang-orang disekitarku sedang memperhatikanku sekarang. Mungkin mereka menganggapku aneh karena berbicara sendiri.

"Apa dia sedang latihan drama?"

"Aktingnya cukup bagus, kenapa dia tak jadi aktris saja."

"Aku rasa dia sudah gila."

"Dia aneh."

Bisikan bisikan itu mulai terdengar satu persatu, dan membuatku ingin segera menghilang dari tempat ini sekarang juga. Aku memilih untuk berlari saja. Aku sudah kesal ditambah dengan pembicaraan orang-orang itu.

"TZUYU, TUNGGU AKU." Teriak Jungkook oppa. Ya, hanya aku saja yang bisa mendengar teriakannya itu.

"TZUYU, BERHENTI." Aku menegok kebelakang. Rupanya Jungkook oppa malah berlari. Dia bodoh atau bagaimana? 2 tahun itu waktu yang lama. Kenapa dia selalu lupa kalau dia itu hantu dan bisa menghilang?

"TZUYU AWAS!"

*Brukh

TBC♡
Q: Hayo, kira-kira yang terakhir itu kenapa? bebas berimajinasi😂

Soulmate [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang