14

1.1K 155 9
                                    

beberapa hari berlalu...
Jungkook belum juga membuka matanya. Dia masih betah berada diruangan berdinding putih itu. Bahkan masih banyak selang yang menempel pada tubuhnya.

"Apa dia tidak akan bangun?" Tanya Tzuyu pada Yugyeom.

"Apa kau tidak akan melakukan aktivitas lain selain menunggunya disini? kau tidak mau menikmati hari liburmu?"

"Bagaimana aku bisa bersenang-senang saat dia masih belum mau membuka matanya."

Yugyeom dengan yakinnya menatap langsung mata Tzuyu. Mata yang benar-benar memancarkan ketulusan dan juga kepolosan yang membuat siapapun bisa saja jatuh cinta padanya.

"Matamu benar-benar harus dicuci. Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar? aku yakin saat kita kembali, Jungkook sudah sadar." Bujuk Yugyeom yang langsung mendapat anggukan dari Tzuyu.

Yugyeom akhirnya mengajak Tzuyu pergi kesebuah taman yang dekat dengan rumah sakit dimana Jungkook dirawat. "Aku pernah membaca di sebuah artikel. Kalau melihat tanaman hijau, kau akan merasa segar lagi."

"Sepertinya aku juga merasa sedikit segar sekarang." Kata Tzuyu sambil mengembangkan senyumnya. Ia merasa kalau semua bebannya hilang begitu saja saat melihat tanaman-tanaman hijau itu. Memang selama beberapa hari ini, Tzuyu hanya pulang kerumah untuk mandi dan ganti baju. Kemudian kembali lagi ke rumah sakit.

"Untukmu." Kata Yugyeom sambil memberikan sebuah ice cream pada Tzuyu. "Aku juga pernah membaca sebuah artikel, kalau ice cream mengandung beberapa persen kebahagiaan."

"Kau sepertinya sangat pandai." Puji Tzuyu sambil memakan ice cream yang diberikan Yugyeom. Menurut Tzuyu, pujian itu hanya pujian bisa. Tapi menurut Yugyeom itu lain lagi. Tunggu, apa Yugyeom menyukai Tzuyu? yap, itu karena beberapa hari terakhir, Yugyeom selalu bersama Tzuyu. Mungkin itu membuat hatinya mulai nyaman pada Tzuyu.

"Kenapa kau melamun?" Tanya Tzuyu sambil menyenggol lengan kanan Yugyeom. "Kau bilang, jangan khawatirkan Jungkook. Tapi kau sendiri yang melamun."

Yugyeom hanya bisa tersenyum saat Tzuyu mengatakan itu. "Aku tidak mengkhawatirkan Jungkook. Aku mengkhawatirkanmu."

"Kenapa?"

"Kau terus saja berada dirumah sakit sampai kau tak kenal dunia luar. Bahkan kau juga tidak mau makan."

"Kau seperti Jackson oppa. Dia juga selalu mengkhawatirkanku. Oh iya, aku boleh pinjam ponselmu? aku ingin menelpon Jackson oppa." Yugyeom langsung saja memberikan ponselnya pada Tzuyu dan membiarkan Tzuyu menelpon kakaknya itu.

'Jika cinta luar biasa itu adalah cinta yang tidak perlu memiliki. Maka aku akan tetap menjadi pelindungnya meskipun aku tidak bisa memilikinya.' Batin Yugyeom.

Yugyeom terus menatap Tzuyu yang saat ini sibuk menelpon Jackson. Bahkan sesekali ia tak sadar tersenyum memperhatikan Tzuyu. Sepertinya Tzuyu benar-benar membuat siapapun jatuh hati padanya.

"Ini ponselmu."

"Ah, iya."

"Aku merindukan Jackson oppa."

"Aku juga kakakmu. Jangan pikirkan kakakmu yang jauh." Kata Yugyeom. Tzuyu langsung saja memeluk Yugyeom. Ini salah, benar-benar salah.

Yugyeom langsung saja membalas pelukan Tzuyu itu. Dia sudah terlanjur menyayanginya. Sangat menyayanginya. Jadi mungkin inilah yang disebut 'rejeki' bagi Yugyeom.

"Jungkook." Pekik Tzuyu. Dia langsung saja melepaskan pelukan itu begitu saja dan berlalu meninggalkan Yugyeom disana.

"Aku akan selalu bahagia meski kau bersamanya." Gumam Yugyeom.

Soulmate [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang