11

1.2K 164 5
                                    

Tzuyu POV
"Tzuyu, eomma." Kata Jackson oppa dengan wajah panik. Ada apa? aku langsung saja mengikutinya dan ternyata, ibuku saat ini sedang terkapar dengan darah yang mengalir dari pergelangan tangannya.

Aku terduduk lemas begitu melihat ibuku dalam keadaan seperti itu. Air mataku benar-benar tumpah sekarang. Aku kira pertengkaran ayah dan ibuku hanya mimpi. Ternyata tadi benar-benar terjadi. Dengan sisa tenagaku, aku berlari kearahnya dan memeluknya berharap ibuku masih bisa diselamatkan.

"Panggil ambulance cepat." Kataku yang langsung membuat Jackson oppa mengeluarkan ponselnya. Aku benar-benar bingung harus melakukan apa saat ini. Ibuku benar-benar dalam keadaan yang tragis. Aku tak ingin kehilangan ibuku.

Aku masih saja tak berhenti menangis sambil memanggil manggil ibuku agar dia bangun. Namun hasilnya tetap sama saja. Yang aku anehkan adalah, kenapa aku malah memikirkan Jungkook oppa dalam keadaan seperti ini. Itu hanya membuatku ingat pada rasa sesak karena rindu yang benar-benar tak berujung temu.

"Mereka sedang dalam perjalanan kesini. Tapi ponsel appa benar-benar sulit untuk dihubungi."

Aku tak habis pikir dengan keadaan keluargaku saat ini. Aku melihat langsung pertengkaran mereka berdua dan sekarang, ayahku sulit dihubungi. Aku butuh penenang saat ini. Meski Jackson oppa ada, dia malah panik memikirkan ibuku daripada aku saat ini.

Aku melihat sosok yang benar-benar aku cari-cari. Ya, Jungkook oppa ada disini. Tunggu, apa aku salah liat? tidak tidak ini nyata. "Oppa." Teriakku saat Jungkook oppa kabur tanpa menghampiriku terlebih dahulu. Untung saja aku bisa mengejarnya.

"Oppa." Kataku dengan suara serak khas orang menangis. Aku sengaja tak langsung memeluknya. Aku ingin dia yang memelukku. Alih-alih memelukku, dia malah pergi dengab diam seribu bahasa. Aku memutuskan untuk menjatuhkan diriku saja ke lantai agar dia mau kembali.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya sambil berjongkok dihadapanku. Tanpa pikir panjang, aku langsung saja memeluknya. Tak peduli apa yang dipikirkannya nanti. Yang jelas aku merindukannya apalagi di kondisiku saat ini.

"Aku sakit." Jawabku.

"Mianhae Tzuyu. Mianhae." Kata Jungkook oppa yang kali ini membalas pelukanku. Dia juga terdengar seperti menangis. "Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi." Katanya saat kami melepaskan pelukan kami. "Sudah jangan menangis seperti itu."

"Ibuku." Kataku. Disaat itu juga petugas rumah sakit masuk kerumahku. Aku tak menyadari kalau ambulance nya sudah datang. Mereka kini membawa ibuku. Bahkan Jackson oppa tak ingat sama sekali padaku saat ini. Itu karena dia sangat menyayangi ibu.

"Kau akan ikut mereka?" Tanyanya.

"Sepertinya aku akan dirumah saja. Jika Jackson oppa memberikan kabar, aku akan kesana." Jawabku. Jungkook oppa membantuku untuk berdiri. Aku lupa kalau daritadi aku belum mengganti seragamku. Ini karena masalah tadi. Kalau saja ayah dan ibu tidak bertengkar, semuanya tidak akan berakhir seperti ini.

Jungkook oppa memberikanku segelas air. Untung saja tidak ada siapapun disini. Jadi tidak akan ada masalah. "Gomawo."

"Berhentilah menangis. Hatiku jadi sedih jika melihatmu menangis seperti itu."

"Hari ini benar-benar sangat berat. Apalagi karena dirimu."

"Aku?" Tanyanya bingung.

"Kau menghilang dari tadi."

"Kau mengkhawatirkanku?"

"Iya, eh, bukan. Kau kan memintaku mencari jasadmu. Jika kau menghilang, bagaimana bisa aku mencari jasadmu." Aduh, kenapa bisa mulutku mengatakan hal itu? aku harus tetap jual mahal padanya. Dan satu lagi, sebelum perasaanya benar-benar nyata padaku, aku tidak akan pernah menyatakan perasaanku padanya.

Soulmate [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang