22

845 123 11
                                    

Tzuyu saat ini sedang dalam masa kritis. Alat deteksi jantung itu makin hari makin melemah. Yugyeom yang masih setia menunggu Tzuyu sadar pun sudah pasrah dengan keadaan Tzuyu saat ini. Jika saja Jungkook tidak melakukan semua itu, Tzuyu tidak mungkin dalam bahaya seperti ini.

"Apa dia sudah sadar?" Tanya Jungkook.

"Ini semua karenamu. Kau yang menyebabkan Tzuyu kritis. Jika Tzuyu benar-benar tiada, aku tidak akan pernah memaafkanmu." Kata Yugyeom. "Hanya sebuah keajaiban yang bisa membantu Tzuyu dan itu mustahil."

"Tidak ada yang mustahil. Tzuyu pasti baik-baik saja."

"Pergi saja, kau tidak ada gunanya." Kata Yugyeom. "Kau bisa bersama dengan siapapun. Tapi satu hal yang perlu kau ingat, jangan pernah hilangkan rasa cintamu padanya. Hanya itu yang bisa membuatmu terus hidup."

"Aku tidak akan meninggalkan Tzuyu."

"Meskipun kau berjanji atupun bersumpah. Aku tidak akan mengizinkanmu bersama Tzuyu."

"Kau bilang jika salah satu diantara aku atau Tzuyu menghilangkan perasaan cinta kami. Salah satu dari kami akan tiada." Kata Jungkook. "Itu berarti aku harus terus bersama Tzuyu."

"Aku lupa memberitahukan padamu. Kalau salah satu dari kalian berdua ada yang menaruh kebencian, yang lainnya akan tiada jika menaruh kebencian juga."

"Kau bukan Tuhan yang bisa memutuskan ajal seseorang. Tzuyu seperti ini mungkin saja karena dia merasa syok."

"Dia hampir tiada karena kau menghilangkan 50% rasa cintamu pada Tzuyu dan menggantinya dengan rasa sayang pada Eunha." Kata Yugyeom. "Kau menitipkan Tzuyu padaku kan? maka aku akan menjaganya lebih baik darimu. Pergi sebelum aku bertindak kasar padamu."

"Aku mencintainya."

"Apa mencintai seseorang membuatmu mencium gadis lain? apa definisi cintamu seperti itu? mungkin Tzuyu benar kalau kau hanya menjaga raganya bukan hatinya."

"Berhenti bertengkar." Kata Chaeyoung yang baru saja datang bersama Yeri dan Dino.

"Apa Tzuyu masih belum sadar? ini sudah menginjak hari ke 3."

"Ini semua karena dia." Kata Yugyeom sambil menunjuk Jungkook.

"Berhenti saling menyalahkan. Kita semua sama-sama menunggu Tzuyu sadar. Jadi lupakan permusuhan ataupun dendam kalian untuk saat ini." Kata Yeri.

Selang beberapa menit, alat deteksi jantung itu mulai meningkat. Bahkan saat ini detak jantung Tzuyu semakin stabil.

"Tangannya bergerak." Kata Yeri. Dia benar-benar terkejut sekaligus senang saat melihat jari Tzuyu mulai bergerak. Itu tandanya Tzuyu akan sadar.

"Panggil dokter." Kata Chaeyoung. Namun hal tak diinginkan terjadi. Yugyeom ingin memanggil dokter untuk Tzuyu begitupun dengan Jungkook.

"Biar aku saja yang memanggilkannya." Kata Dino.

Dokter langsung memeriksa keadaan Tzuyu. Namun dokter itu sepertinya hanya akan memberikan kabar buruk jika dilihat dari ekspresi wajahnya saat dia keluar dari ruangan Tzuyu.

"Dia masih sangat lemah meski detak jantungnya sudah stabil." Kata dokter itu. "Tapi kondisinya semakin membaik sekarang."

Yeji dan Hyunjin saat ini sedang berjalan dilorong rumah sakit itu sambil mencari dimana ruangan Tzuyu. "Kau yakin dia dirawat disini?" Tanya Hyunjin kesal karena sedari tadi mereka hanya berputar putar dilorong itu.

"Oppa, bersabarlah sedikit."

"Kau membuatku kesal."

"Ah, itu dia. Kau bisa lihat kan? itu temannya Tzuyu eonni." Kata Yeji. Dia langsung berlari tentunya dengan menarik tangan Hyunjin.

"Yeji?" Tanya Chaeyoung. "Kau datang kesini?"

"Aku berhutang budi pada Tzuyu eonni. Jadi aku juga harus menjenguknya kan?" Kata Yeji.

"Dan, Hyunjin. Kenapa kau terlihat kesal?"

"Tidak ada urusannya denganmu." Kata Hyunjin. Dia tidak bisa menghilangkan sikap dinginnya yang satu ini dan membuat Yeji menginjak kakinya karena merasa kalau kakaknya itu kurang sopan.

"Oppa, jangan seperti itu." Bisik Yeji pada Hyunjin. "Maafkan dia ya. Dia memang selalu seperti itu."

"Tidak apa-apa." Kata Chaeyoung sambil tersenyum.

"Eh, Tzuyu. Kenapa kau keluar?" Tanya Yugyeom kaget. Bukannya dokter baru saja bilang kalau kondisi Tzuyu masih lemah? kenapa dia keluar dari kamarnya?

"Aku bosan ada disana dan aku tidak suka dengan alat yang terus berbunyi itu. Aku merasa kalau aku hanya mendengar suara alat itu." Kata Tzuyu. Wajahnya langsung saja berubah saat dia bertatapan dengan Jungkook. Pria yang benar-benar membuat hatinya kacau. Tzuyu sudah menunggu Jungkook kembali. Tapi dia malah melihat Jungkook yang berciuman dengan seorang gadis yang tak lain adalah wanita yang berusaha membunuh Jungkook waktu itu. "Kenapa dia ada disini?" Tanya Tzuyu.

"Aku kesini untukmu Tzuyu."

"Terimakasih karena kau datang untukku. Oh, Hyunjin? Yeji? dan kalian semua juga ada disini?" Tanya Tzuyu yang berusaha menghindari Jungkook. Dia tidak ingin bicara padanya.

"Seharusnya kau tidak keluar." Kata Hyunjin sambil menatap layar ponselnya.

"Kau seharusnya dikamarmu." Omel Chaeyoung.

"Lebih baik kita pulang saja. Aku tidak ingin ada disini lagi. Aku merasa sangat tidak nyaman dengan pemandangan disini." Sebenarnya yang Tzuyu maksud itu, arwah yang berkeliaran di rumah sakit itu. Bukan karena Jungkook. Tapi Jungkook menganggap kalau itu ditujukan untuk dirinya.

"Apa aku memang sudah tidak berarti lagi untuk Tzuyu?" Tanya Jungkook pada Yugyeom.

"Tanya pada hatimu. Jika kau masih menganggap Tzuyu berarti untukmu,  Tzuyu juga seperti itu. Tapi jika kau ragu tentang hatimu. Maka jangan salahkan Tzuyu jika dia juga seperti itu." Kata Yugyeom. "Yakinkan hatimu. Jangan pernah merasa ragu."

Jungkook sedikit berpikir jika tak seharusnya dia membuka hati untuk gadis lain karena dia sudah menetapkan hatinya pada Tzuyu sejak awal. Tapi kenapa hatinya malah membiarkan rasa nyaman menyeruak pada hati Jungkook dan membuatnya semakin yakin kalau dia mulai jatuh cinta pada Eunha. Padahal dilubuk hatinya yang paling dalam, tetap Tzuyulah yang menggenggam hatinya. Hanya saja Jungkook masih merasa ragu pada hatinya itu sebabnya dia tidak bisa meyakinkan hatinya 100% pada Tzuyu.

*
*
*

"Eonni, cepat sembuh." Kata Yeji sambil menyelimuti Tzuyu. Kini hanya tinggal Yeji dan Hyunjin yang belum pulang dari rumah sakit. Sementara yang lainnya sudah pulang duluan.

"Cepat sembuh." Kata Hyunjin sambil tersenyum. Ini pertama kalinya Tzuyu melihat senyuman dari si pria dingin Hyunjin. Bahkan ia sempat tak percaya kalau yang tersenyum itu Hyunjin.

"Apa kalian tidak akan pulang?" Tanya Tzuyu karena memang hari sudah mulai larut dan itu tidak bagus untuk anak sekolah seperti Yeji dan Hyunjin.

"Kami sudah membawa baju ganti dan juga buku untuk besok. Kami berdua tidak akan meninggalkan eonni sendirian disini." Kata Yeji.

"Dan aku juga membawa papan permainan. Untuk menghabiskan waktu malam ini." Kata Hyunjin. Sebenarnya rencana menemani Tzuyu ini bukan rencana Yeji. Tapi rencana Hyunjin. Hyunjin benar-benar terpikat dengan kebaikan Tzuyu kepadanya. Sehingga dia mulai menyayangi Tzuyu sama halnya dia menyayangi Yeji. Sepertinya melebihi rasa sayangnya pada Yeji.

Mereka terus bermain sampai pada akhirnya Yeji dan Tzuyu ketiduran mungkin karena sudah malam. Pertama Hyunjin memindahkan Yeji ke sofa dan menyelimutinya agar Yeji merasa nyaman. Selanjutnya dia membenarkan posisi tidur Tzuyu agar Tzuyu tidak sakit leher saat dia bangun pagi nanti. Setelah itu, Hyunjin membereskan papan permainan itu.

"Apa aku salah jika menyayangimu?" Gumam Hyunjin saat dia menatap Tzuyu yang sedang tertidur pulas.

TBC♡

Soulmate [Sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang