Little Gift

1.5K 217 9
                                    

Minju POV

Sebentar lagi yujin akan mengikuti lomba lari.

Tidak ada yang aneh, yujin juga manusia yang pantas untuk mengikuti lomba dan mengikuti apapun yang menjadi kesukaannya. Yujin sangat suka berlari, bahkan ia mengikuti club lari sejak ia pulih. Aku sering menemaninya latihan, meskipun aku hanya bisa satu putaran.

"Minju, yujin akan berlari" yujin sudah berlari di tempat.

"Nanti yujin lari bawa senang aja ya. Kalau capek langsung istirahat. Sini dulu..." Ia mendekat kearah ku, tapi masih berlari kecil.

Aku mengikat poninya yang ku rasa mengganggu pandangannya. Mungkin sehabis lomba ini, aku akan membawanya untuk merapikan rambutnya. Setelah itu ia melakukan pemanasan dengan gerakan yang penuh semangat.

"Yujin! Semangat!" Aku kenal suara itu.

"Ayah! Ibu!" Kini Yujin sudah melompat-lompat sekalian melambai kearah ayah dan ibu. Ia sangat bersemangat.

Ayah dan ibu berjanji akan menonton yujin lomba lari hari ini. Tentu mereka tau, karena mereka yang menjadi wakil yujin dalam mendaftar perlombaan ini. Ayah dan ibu juga menyanyangi yujin.

Setelah mengikat rambut yujin, aku kembali duduk di kursi penonton. Yujin sejak tadi berlari di tempat, sesekali ia melompat. Persisi anak kecil, terlihat lucu.

Dengan umur yujin yang makin bertambah, tentu yujin tetap berlomba melawan orang-orang yang seumuran dengannya.

Tapi ia tidak sedikit pun takut.

Yujin orang yang penuh semangat, ia juga memiliki rasa tidak ingin kalah. Apalagi jika aku mengancam nya dengan tidak akan membelikan eskrim atau mainan. Seketika semangat nya untuk menang bertambah.

Dengan jaket dan celana berwarna orange, tidak lupa gambar keroppi besar di belakang jaketnya. Yujin terlihat nyaman dengan pakaian itu.

Peserta lomba memasuki track, aku sejak tadi memang tidak tenang. Aku terus berdiri melihat yujin cemas. Bukan apa-apa, ini hanya perasaan ku saja jika yujin mengikuti lomba atau melakukan apapun tanpa aku di samping nya.

Dorrbunyi suara pistol angin pun terdengar, tanda pertandingan dimulai.

Semua berlari dengan sekuat tenaga, begitu juga Yujin.

Lari maraton, tentu ini sangat membuang tenaga. Yujin sangat stabil saat berlari, tapi jika ada yang melewatinya ia akan menambah tenaganya.

Jika sudah berlari, raut wajah yujin yang serius kadang membuat beberapa wanita yang ikut menonton sedikit melirik ke yujin.

"Yang jaket orange itu lumayan ya"

"Badanya pas banget"

"Kita liat aja kalau selesai, pasti keringat di wajah nya biki uwu banget"

Begitulah aku mendengar beberapa komentar wanita tentang yujin. Memang benar, yujin memiliki wajah yang tampan, mendiang orang tua yujin pun memiliki wajah yang tampan dan cantik. Wajar jika menurun ke yujin.


"Gue harus minta ig atau nomornya"

Untuk kalimat terakhir, aku tidak suka.

Aku kembali melihat kearah yujin, ia tetap berlari padahal jika dilihat dia sudah sangat lelah. Ia melihat kearah ku, aku mengisyaratkan ke dia untuk memelan, agar tidak terlalu lelah.

Bukan memelankan larinya, dia malah berhenti. Dan membentuk tanganya menjadi bentuk love, di lontarkan nya untuk aku, ayah, dan ibu.

Itulah yujin.

H.O.L.D (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang