Alyssum

1K 190 22
                                    


Pagi-pagi Yena telah meminta izin ibu untuk membawa Yujin pergi jalan-jalan. Tentu Ibu menyetujui itu, apalagi Yujin pergi bersama teman laki-laki. Ibu berharap agar Yujin bisa membaik dengan perlahan jika banyak bergaul dengan laki-laki.

"Kita mau kemana Yena ?" Tanya Yujin duduk manis di bagian belakang motor Yena.

Yena sengaja tidak membawa mobil, karena sedang digunakan adiknya untuk pergi belanja bersama mamanya.

"Cari hadiah untuk Joyuri, dia mau ulang tahun" jawab Yena yang sedikit menaikkan volume suaranya.

"Joyuri ulang tahun ?! Wah Yujin juga mau beliin Joyuri hadiah!" Yujin terlihat begitu semangat.

"Eh eh eh, Yujin jangan banyak gerak, ntar jatoh" kata Yena berusaha menyeimbangkan. Maklum badan Yujin lebih besar dari Yena.

Yena membawa Yujin kesalah satu pusat belanja.

"Yena mau beliin apa buat Joyuri ?" Tanya Yujin saat Yena sedang melihat toko boneka.

"Rencananya boneka, tapi kaya nya udah biasa deh boneka" jawab Yena melihat beberapa boneka.

"Joyuri suka nya apa ?"

"Dia sih suka apa aja"

"Kasi baju Spiderman aja" Saran yujin.

Yena ketawa mendengar saran Yujin "gak gitu Yujin, ini beda. Joyuri suka segalanya tapi bukan berarti dia suka yang kaya gitu"

"Terus, yang kaya gimana ?" Tanya Yujin.

Sebelum menjawab pertanyaan Yujin, Yena mengajak Yujin untuk keluar terlebih dahulu dari toko boneka itu. Ia tidak jadi membelikan Joyuri sebuah boneka.

"Nih dengerin. Kalau mau ngasi hadiah ke cewek itu harus lihat apa yang dia suka dan apa yang dia gak suka. Terus lihat juga, kira-kira dia lagi butuh sesuatu atau gak" jelas Yena.

"Ngasi cewek yang kita sayangi hadiah itu, bukan tentang—yang penting beri hadiah. Tapi, tentang bagaimana kita dapat menyentuh hatinya hanya dengan sebuah hadiah walaupun hadiah itu sederhana" sambung Yena.

"Maksud nya Yena ?"  Yujin terlihat bingung.

"Gini gini, pakai contoh aja ya biar Yujin, paham" kata yena "Eh, tapi sebelumnya—kita boleh lah belajar pakai lo-gue dulu. Gue agak aneh kalau nyebut nama sendiri"

"Ha ?" Bingung Yujin.

"Panggil Yena pake sebutan 'Lo' , nah kalau yujin nyebut diri Yujin itu 'Gue'. Ayo dicoba" suruh Yena.

"Gue" Yujin menunjuk dirinya sendiri. "Gue itu apaan ?"  Tanya Yujin.

"Gue itu saya. Nah kalau Lo itu Kamu" jawab Yena.

"Kenapa Yujin harus belajar itu ?" Tanya Yujin lagi.

"Kalau sama temen emang gitu, apalagi kalau temen yang udah deket banget. Mereka pakai Lo-Gue" jawab Yena. "Yujin merasa teman dekat Yena gak ? Kalau iya, pakai Lo-Gue aja kita, biar makin akrab"

"Mau dong!" Kata Yujin cepat "baiklah, baiklah. Yujin aka—eh Gue akan belajar" Yujin menunjuk dirinya sendiri.

"Nah, gitu dong. Ingat ya. Gue..." Yena menunjuk dirinya sendiri "dan Lo" menunjuk kearah Yujin. "Gue... Lo... Gue... Lo... Gue... Lo" Yena menyebutnya secara berulang agar Yujin paham.

"Gue paham kok" kata Yujin bangga.

"Nah lo emang paling cepat paham. Pinter banget lo" Yena menuji Yujin.

"Jadi, hmm...Lo mau beliin apa buat Joyuri ?" Tanya Yujin.

Yena menahan tawa nya saat Yujin mencoba menerapkan Lo-Gue. Menurut Yena, Yujin tidak terlihat seperti anak kecil saat menggunakan Lo-Gue.

H.O.L.D (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang