Try

1K 183 15
                                    

"Minju..." Terdengar suara Yujin memanggil Minju.

"Minju! Baru juga Yujin pergi sebentar, lo udah jadi orang gila kaya gini" kata Minju menggeleng-geleng kepalanya cepat.

"Minju..."

"Cukup Minju! Lo udah gila" Minju memukul kepalanya pelan.

"Minju gila ? Kok bisa ?" Tanya Yujin menahan tangan Minju untuk tidak memukul kepalanya lagi.

Minju melihat tanganya yang ditahan oleh seseorang yang memiliki tangan mirip Yujin.

"Yujin ?!" Pekik Minju tidak percaya.

Yujin mengkerutkan kening nya, Karena Minju seperti melihat hantu saja.

"Ini kamu ?!" Minju menangkup kedua pipi Yujin dengan tangan nya. "Bukan hantu kan ini ?! Ini beneran Yujin kan ?"

"Minju kenapa sih ? Sakit kok jadi gini ?" Tanya Yujin heran.

Minju memeluk Yujin sangat erat agar Yujin tidak pergi meninggalkan nya.

"Bukannya kamu udah berangkat ? Kok bisa disini ?" Tanya Minju tetap tidak mau melepaskan pelukannya.

Sedangkan Yujin sejak tadi berusaha melepaskan pelukan Minju, karena terlalu erat Minju memeluknya.

"Yujin kan sudah janji kalau naik pesawat  pertama kali itu sama Minju" jawab Yujin yang akhirnya pasrah.

"Yujin masih ingat janji itu ?"

"Masih. Makanya Yujin tidak jadi berangkat. Yujin maunya Minju juga ikut" pinta Yujin.

"Ta—"

"Kita naik pesawat nanti, saat Minju sudah punya libur kerja" sambung Yujin cepat.

"Terus om gimana ?"

"Om bilang tidak apa, om paham. Gitu kata om. Sebagai gantinya, Om yang akan kesini—Minju, lepas tolong, Yujin gak bisa nafas kalau Minju meluk nya erat gini"

Minju melepaskan pelukannya yang sudah menunjukan bibirnya yang mengeruncup.

"Bibir Minju mirip Yena" tawa Yujin.

"Yujin!" Minju memukul dada bidang Yujin pelan.

"Yujin juga baru ingat, kalau minggu Yujin ada lomba lari, makanya Yujin juga gak jadi berangkat"

"Lomba ? Jadi alasan Yujin gak jadi berangkat karena lomba ? Bukan karena Minju!" Minju kembali memukul pelan dada bidang Yujin berkali-kali. "Jahat banget!!"

"Bukan gitu Minju. Alasan pertama karena Minju, alasan keduanya yang lomba lari—Minju cukup! Minju masih sakit kan, Yujin temankan Minju istirahat ya ?" Yujin menahan kedua tangan Minju.

Tidak sepeti biasa, kali ini Yujin bertingkah seperti orang dewasa pada umumnya.

Biasanya, Yujin akan berlari mengadu kepada ibu dan ayah karena Minju memukul nya pelan.

Tapi kali ini, Yujin berbeda.

Minju mengangguk pelan "i-iya"

Yujin menuntun Minju untuk kembali ke kamar, genggamannya tidak lepas sama sekali. Minju terus melihat genggaman Yujin, kali ini perubahan cara jalan Yujin pun berbeda. Ia berjalan sangat tegap, Minju baru menyadari itu.

Terlihat gagah. Pikir Minju.

Bahkan saat Yujin tersenyum tipis menampakkan dimple nya. Aura yang di keluarkan Yujin sangatlah berbeda, tidak terlihat seperti anak kecil.

"Terkesan tampan". Batin Minju.






.


"Ya mau gimana lagi, Yujin memang tidak bisa jauh dari Minju" suara Lee terdengar dari ponsel genggam milik ayah Minju.

H.O.L.D (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang