Pagi-pagi sekali yujin telah berdiri depan pintu rumah minju. Menunggu yang punya rumah membukakan nya pintu. Namun ia telah menunggu lama, karena ia tidak mengetuk ataupun memencet bel pada rumah itu.
Cleck— minju sedikit kaget saat melihat yujin menunggu didepan pintunya.
"Udah lama nunggu ?" Tanya minju, yujin mengangguk cepat.
"Kenapa gak tekan ?" Minju menunjuk bel rumahnya.
"Masih waktu tidur, minju, ayah, ibu masih tidur. Yujin takut ganggu, jadi yujin tunggu sampai semuanya bangun" jawabnya.
"Gak masalah, lain kali tunggu di rumah Yujin aja. Biar aku yang jemput, biar yujin gak nunggu lama" Minju menutup kembali pintu rumahnya.
"Abang hari ini pulang. Kita akan jemput abang. Jadi yujin bersemangat. Yujin mau ketemu abang dengan cepat" katanya memberi alasan kenapa pagi sekali sudah di depan rumah Minju.
"Pesawat abang deadline tadi"
"Abang naik pesawat ? Wah Yujin juga mau naik pesawat.. wuss... Pasti angin nya kuat kan. Yujin bisa terbang tinggi"
"Nanti ya kita naik pesawat"
"Minju pernah naik pesawat ?"
"Belum, kan naiknya sama Yujin nanti" bohong Minju.
Minju dan Yujin pagi ini sudah siap untuk ke bandara. Menjemput abang Minju yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Kebiasaan abangnya itu, selalu mengambil pesawat pagi, dan bagi Minju itu menyusahkan nya.
"Yujin tunggu disini, jangan kemana-mana. Minju mau ke toilet. Ingat ya, jangan beranjak sampai minju kembali lagi" Minju memberikan sebungkus cemilan untuk menemani Yujin.
Yujin hanya mengangguk paham. Ia benar duduk di bangku tunggu dengan sebungkus cemilannya itu. Ia mendengarkan dan menuruti semua perkataan Minju, saat ia melihat ada seseorang memakan eskrim, ia ingin menghampiri.
Tapi yujin mengurungkan niatnya, ia kembali teringat pesan Minju tadi. Ia hanya bisa menatap eskrim itu terus dimakan habis oleh pemiliknya.
"Yujin!"
"Abang!" Yujin berdiri ,namun sekian detik ia duduk kembali.
Orang itu heran melihat Yujin yang tidak menghampiri nya. Biasanya Yujin akan berlari dengan semangat dan kemudian memeluknya sekaligus menagih mainan atau eskrim. Tapi kini Yujin tetap duduk, tetapi tangannya mengisyaratkan agar ia yang mendekat kearah Yujin.
"Abang akhirnya datang!!" Yujin begitu senang dan segera memeluk seseorang yang ia panggil 'abang' itu dalam keadaan duduk.
"Tumben gak ngejar abang ?" Tanya nya penasaran.
"Minju bilang Yujin tidak boleh beranjak kemana pun sampai Minju kembali dari toilet, jadi Yujin tetap duduk. Minju marah jika Yujin tidak menuruti" jawab Yujin terus memeluk abang nya itu.
"Minju! Gara-gara lo nih! Yujin gak berlari terus meluk gue!" Marahnya saat melihat Minju berjalan kearahnya.
"Apa sih bang? Datang-datang langsung marah gak jelas"
"Lo bilang Yujin gak boleh beranjak sampai lo datang. Jadi ngikut tuh anak, gak baik buat Yujin, gimana kalau tiba-tiba dia juga mau ke toilet ? bisa-bisa pipis di celana" protesnya ke Minju.
"Abang tuh ya, kalau gak digituin, Yujin bisa lari dan lepas pengawasan dari mata Minju. Kan gak mungkin Minju bawa ke toilet juga!" Minju tak kalah untuk protes.
"Jangan berantem!" pinta Yujin yang mulai takut melihat pedebatan
"Tuh liat muka Yujin yang memar, akibat gak dengerin kata Minju" kata Minju menunjuk ke arah Yujin dengan ujung dagunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
H.O.L.D (END)
RomansaTerus genggam tangan ku dan aku akan terus genggam tangan mu. Sangat erat. Tak akan ku biarkan salah satu dari kita untuk pergi.