Part 4 🌻

3.4K 145 1
                                    


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Selamat membaca 😊
.
.
.

---------------------------***--------------------------

Hari-hariku Aku jalani seperti biasanya.
Semua siswa kelas 3 semakin disibukkan dengan persiapan UN yang sudah semakin dekat.

Namun, ada sesuatu yang membuatku merasa ada yg berbeda akhir-akhir ini yaitu sikap Aditya.

Semenjak kita bertemu di toko buku tempo hari, sekarang kita jadi sering ketemu di Sekolah, dia pun tidak segan untuk menyapaku dan mengajakku ngobrol.

Rina yang melihat perlakuan Aditya padaku, malah selalu meledekku karena tidak biasanya Aditya bersikap seperti itu. Padahal, aku sama Aditya memang tidak ada hubungan apapun.

***
"Tiingg"

"Siapa yang mengirimku whatsaap malam-malam begini, nomornya gak aku kenal" gumamku.

Isi pesannya hanya "Assalamualaikum".

"Siapa yah ini, di profilnya juga tidak ada fotonya, mending aku bales aja deh, siapa tau penting" pikirku.

"Waalaikumsalam, maaf ini dengan siapa?" Jawabku.

"Ini aku Aditya, saya tau nomor kamu dari temanmu Rina, maaf yah saya gak ijin dulu sama kamu sebelumnya" Balasnya, Yang ternyata itu pesan dari Aditya.

"Oh iya Dit gak apa-apa, memangnya ada apa yah?" Tanyaku.

"Sebenarnya gak ada apa-apa sih, aku cuma mau chat kamu aja, apa aku ganggu kamu?" Tanyanya

"Engga ko" jawabku, karena memang saat ini aku lagi gak ngapa-ngapain.

"Syukurlah"

Kami pun saling berbalas pesan pada malam itu, sampai gak sadar aku pun ketiduran.

***

Pagi ini di Sekolah, Aku disambut dengan hantaman pertanyaan yang begitu banyak, dari siapa lagi kalau bukan dari sahabatku Rina.
Dia terus saja bertanya mengenai Aku dan Aditya.

Aku pun menceritakan semua padanya setelah jam pelajaran pertama selesai, karena kalau tidak aku ceritakan, dia pasti gak akan nyerah dan ujung-ujungnya pasti aku sendiri yang lelah dengan pertanyaan-pertanyaannya.

Ketika sedang asik bercerita, tiba-tiba..

"Zahra" ada suara yang memanggilku, dan ternyata itu suara Aditya.

"Degg"
Panjang umur sekali, sekarang Aditya berada di kelasku.

"Ya Allah, apa dia dengar omonganku dengan Rina tadi, semoga saja tidak" gumamku dalam hati.

"Eh Adit, ngapain kamu ke kelas kami" bukan aku yang menjawab melainkan Rina.

"Aku mau ajak kalian berdua ke kantin, mau gak?" Ajaknya.

"Wah boleh tuh" Jawab Rina dan langsung menarik tanganku tanpa mendengar pendapat dariku.

Akhirnya kita pun pergi ke kantin dan ngobrol banyak hal disana.

***

Semakin hari hubunganku dengan Aditya semakin dekat. Kami sering belajar bareng, ke kantin bareng, bahkan kita juga tidak ragu lagi untuk saling memberi perhatian atau sekedar memberi semangat setiap hari.

Terkadang dia juga sampai menemuiku hanya untuk memberiku secarik kertas yang berisi ucapan semangat. Perempuan mana yang tidak akan baper jika selalu diberi perhatian seperti itu.

Saat ini hatiku benar-benar sedang tidak beres. Melihatnya saja rasanya udah seneng. Apa mungkin aku mulai menyukainya.
Tapi rasanya saat ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan hal-hal itu, Ujian Nasional dan Ujian masuk perguruan tinggi lebih penting sekarang.

***

Ujian Nasional pun berlalu.

"Alhamdulillah ya Ra ujian udah selesai. Rasanya lega banget" Ucap Rina.

"Iya Alhamdulillah, aku juga sangat sangat lega" Jawabku sambil memilih menu makanan di Kantin Sekolah.

"Aku juga sangat lega" tiba-tiba Aditya udah berada di kantin dan duduk di depan kami, entah kapan dia datangnya.

"Kamu udah kaya jelangkung aja ya, datang tak diundang pulang tak diantar." Ucap Rina yang mendapat pelototan dari Adit.

Sedangkan aku hanya tersenyum dan minum minuman yang udah aku pesen.

Rina dan Aditya ini memang udah sangat akrab karena Rina pernah satu organisasi dengannya.

"Oh iya kalian nanti mau daftar kuliah kemana?" tanya Adit.

"Kalau aku belum kepikiran tuh" Jawab Rina.

"Kalau kamu Ra?" tanya Adit padaku.

"Insya Allah, aku mau daftar ke kampus yang ada di Jakarta aja" jawabku karena memang aku berencana untuk kuliah di kota ini, biar gak usah ngekost.

"Kalau kamu?" tanyaku balik.

"Kayanya aku mau daftar ke kampus yang ada di Bandung" Jawabnya, yang entah kenapa membuatku sedih mendengarnya.

Tiba-tiba bel masuk berbunyi, kami pun langsung masuk ke kelas masing-masing.

***

Malam ini aku tidak bisa tidur, entah kenapa aku jadi kepikiran omongan Adit tadi siang, yang bilang kalau dia mau kuliah di Bandung.

Kalau dia kuliah disana berarti aku gak bisa ketemu dengannya lagi.

Aku memang bukan siapa-siapanya, tapi aku gak bisa bohong dengan perasaanku kalau aku mulai menyukainya.

Entah berbalas atau tidak, tapi perlakuannya selama ini membuatku semakin berharap.

---------------------------***---------------------------

.
.
.
Sekian dulu yah 😁
Jazakumullah Khairan. 😇
Semoga suka dengan part ini. 😊

GARIS WAKTU [COMPLETED] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang