بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(Bismillahirrahmanirrahim)Selamat membaca 😊
.
.
.
---------------------------***--------------------------
Dari kejadian itu aku belajar bahwa seharusnya aku tidak terlalu berharap pada seseorang, karena Allah tidak suka akan hal itu. Sekarang aku akan belajar ikhlas dan menerima semua ketetapan-Nya.Aku memang perempuan yang masih jauh dari kata shalehah, masih belum mengerti terlalu jauh mengenai agama.
Sehingga aku pun bersyukur karena mempunyai sahabat seperti Zya yang selalu mengajarkanku dan mengajakku untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku berharap aku bisa selalu istiqamah di jalan-Nya.***
Ujian akhir semesterpun telah berlalu, Zya mengajakku untuk liburan bersamanya ke Bandung. Setelah mendapat ijin dari Ayah dan Ibu, aku pun pergi bersama Zya.
Aku dan Zya akan pergi berlibur ke Bandung selama satu minggu dan akan tinggal di rumah sepupunya.Walaupun kota itu mengingatkanku pada seseorang yang tak ingin aku ingat lagi. Tapi aku hempas jauh-jauh pikiranku tentangnya. Saat ini aku hanya butuh liburan, dan tak akan kubiarkan liburan ini rusak hanya karena memikirkannya.
Ku nikmati perjalanan menuju Bandung. Tempat dimana aku kecil dulu. Banyak sekali hal yang tak bisa aku lupakan disini. Setelah pindah ke Jakarta aku belum pernah lagi kesini. Keluargaku semuanya di Jakarta. Dulu aku disinipun hanya 2 tahun itupun karena pekerjaan Ayah disini.
Selama perjalanan aku memilih untuk menikmati perjalanan dengan melihat ke arah kaca jendela. Tidak banyak yang berubah di tempat ini. Kotanya kini ramai tapi tak seramai Ibukota.Mobil Zya yang disupiri oleh supir keluarganyapun mulai memasuki jalanan yang lebih kecil. Terlihat pohon-pohon yang masih rimbun, dengan pemandangannya yang sangat indah.
Aku merasa tidak asing dengan jalanan ini. Hingga mobilpun mulai memasuki tempat yang banyak perumahan. Aku mulai yakin bahwa ini adalah jalanan yang sering aku lewati selama aku disini.
"Pak tolong berhenti dulu sebentar yah di depan."
"Ra kamu mau ngapain?" Tanya Zya, aku hanya tersenyum lalu turun dari mobil. Namun, Zya pun ikut turun.
Kini aku berada di depan rumah yang bernuansa abu-abu. Pagar rumah yang berwarna cokelat, tembok rumah yang di cat warna abu-abu dengan paduan berwarna putih. Terlihat masih sama tidak ada yang berubah dari rumah ini. Rumah yang memiliki cukup banyak kenangan bersama Ayah dan Ibu sewaktu ku kecil.
"Ra kamu kenapa? Rumah siapa ini? Tanya Zya lagi.
"Ini rumahku sewaktu aku kecil dulu, tidak ada yang berubah dari rumah ini." Ucapku yang diakhiri dengan senyuman.
"Oh ternyata kamu pernah tinggal di daerah sini juga, rumah sepupuku juga tidak jauh dari sini." Ucap Zya.
"Kalau tidak jauh, bagaimana kalau kita jalan kaki dari sini, aku rindu sekali suasanan disini." Ucapku antusias, dan disetujui oleh Zya.
"Pak duluan saja ya, saya sama teman saya mau jalan dari sini." Ucap Zya, yang diangguki oleh supirnya.
Tidak henti-hentinya aku melihat suasana disekeliling, senyumpun tak pernah luput dikala mengingat semua kenangan yang ada disini.
Flashback On.
"Ayah ini lumah siapa?" Tanyaku cadel.
"Ini rumah kita sekarang sayang, kamu suka gak? tanya Ayah.
"Suka yah, tapi.. " Ucapanku menggantung dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Tapi apa sayang?" tanya Ayah sambil membawaku ke gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS WAKTU [COMPLETED] √
Romansa[Roman-Spiritual] 🌻Az-Zahra Nafeeza Fatharani🌻 Seorang perempuan yang sederhana dari keluarga yang begitu harmonis. Namun sayang, hubungan percintaannya tidak seharmonis keluarganya. Berkali-kali dia berharap pada laki-laki yang dia sayang, berkal...