بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(Bismillahirrahmanirrahim)Selamat membaca 😊
.
.
.
***Hari ini adalah hari perpisahan Sekolah, dimana ada banyak kesedihan yang terlihat hari ini.
Detik.
Menit.
Jam.
Hari.
Minggu.
Bulan.
Tahun.
Telah aku lewati disini.Ada tawa.
Ada semangat.
Ada luka.
Ada tangis.
Semuanya terjadi begitu saja.Hingga sekarang aku lulus dari sini. Semua cerita itu sudah berubah menjadi sebuah kenangan yang tidak akan pernah aku lupakan.
***"Ra" Panggil Rina sambil memelukku erat dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ra kalau nanti kita jauh dan jarang ketemu, kamu jangan lupain aku yah." Ucap Rina dengan nada sedih.
"Kamu jangan ngomong gitu ah, pokoknya kamu harus sering menghubungiku, hingga aku tidak ada waktu untuk ngelupain kamu." Kataku sambil membalas pelukannya dengan air mata yang menetes begitu saja.
Rina adalah sahabat terbaikku dan aku harap selamanya kita akan menjadi seorang sahabat. Dia tahu semua tentangku dan akupun begitu, Aku tahu semua tentang Dia, karena kita memang sering kali berbagi cerita, berbagi kebahagiaan begitupun berbagi duka.
Acara ini serasa mengeratkan hubungan pertemanan, persahabatan dan juga hubungan antara guru dan murid, sebelum kita menjalani kehidupan setelah lulus dari sini.
Tangis haru pun tak bisa terbendung dan keluar begitu saja.***
"Bruuukk"
Aku membaringkan tubuhku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, namun mataku enggan untuk membawaku ke dunia mimpi.
"Rasanya hari ini benar-benar terasa sesak" Gumamku.
Namun ada hal lain yang membuatku semakin sesak yaitu di hari perpisahan Sekolah tadi, aku tidak bertemu dengan Aditya. Padahal aku ingin sekali bertemu dengannya karena aku tidak tahu, kapan kita bisa ketemu lagi atau bahkan mungkin tidak akan ketemu lagi.
Ditengah kesibukanku dengan pikiranku sendiri, tiba-tiba,
"Tingg"
Smartphoneku berbunyi, akupun langsung mengambil smartphoneku dan melihat pesan masuknya.
Ternyata pesan itu dari Aditya. Dia mengajakku bertemu besok di Taman dekat rumahku.
Tidak butuh waktu lama, akupun mengiyakan ajakannya.Aku sendiri tidak tahu alasan Dia mengajakku bertemu dan dia pun tidak memberitahunya. Tapi setidaknya aku sangat lega karena sekarang aku tidak perlu lagi gelisah memikirkannya.
***
Keesokan harinya, akupun menemui Aditya di Taman. Terlihat dia sudah menungguku disana. Akupun langsung berjalan menghampirinya, dan dia juga menyadari kedatanganku.
"Assalamualaikum, maaf yah menunggu lama." Kataku.
"Waalaikumsalam, iya tidak apa-apa ko, aku nya aja yang kecepetan." Jawabnya yang sekilas menatapku sambil terlihat memainkan jari-jarinya.
"Kenapa dia terlihat gugup seperti itu? "Pikirku.
"Oh iya ada apa yah kamu memintaku untuk bertemu disini?" Tanyaku penasaran.
"emmn itu..." dia terlihat sangat gugup, dia hanya terus memainkan jarinya tanpa melihatku. Sedangkan aku hanya menatapnya bingung.
"Ada apa? Katakan saja." Tanyaku lagi.
Terdengar helaan napas yang panjang, sebelum dia memulai pembicaraannya.
"Ra, sebenarnya aku ngajak kamu ketemu disini, karena aku mau bilang sesuatu sama kamu, aku harap kamu tidak akan marah padaku." Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS WAKTU [COMPLETED] √
Romance[Roman-Spiritual] 🌻Az-Zahra Nafeeza Fatharani🌻 Seorang perempuan yang sederhana dari keluarga yang begitu harmonis. Namun sayang, hubungan percintaannya tidak seharmonis keluarganya. Berkali-kali dia berharap pada laki-laki yang dia sayang, berkal...