Part 7 🌻

2.4K 112 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(Bismillahirrahmanirrahim)

Selamat membaca 😊
.
.
.
---------------------------***--------------------------
"Sayang bangun." terdengar suara yang membangunkanku dan mengusap kepalaku lembut.

Aku mencoba membuka mata, dan menyesuaikan mataku dengan cahaya lampu disini. aku mengucek-ngucek mataku dan merubah posisiku menjadi mode duduk.

Setelah kesadaranku benar-benar kembali dari tidurku.
Aku melihat Ayah dan Ibu sudah berdiri di samping ranjangku.

"Ayah, Ibu." Sapaku dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

Ayah dan Ibu tersenyum hangat padaku, dan terlihat tangan Ayah yang saat ini sedang membawa kue.

"Selamat ulang tahun sayang." Ucap Ibu yang membuatku terkejut. Aku lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku.

Tepat di tanggal 22 Juli, aku dilahirkan oleh malaikat yang selalu menyayangiku yaitu Ibu ku, dan seseorang yang mengumandangkan adzan ditelingaku dengan merdunya yaitu malaikat penjagaku, Ayah.

Kulihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 00.30.
Ayah dan Ibu memang selalu ingat ulang tahunku, setiap tahun kita merayakannya bertiga seperti ini, sangat sederhana, namun aku sangat bahagia.

"Putri Ayah sudah semakin dewasa sekarang. Selamat ulang tahun." Ucap Ayah dengan mengecup keningku lembut.

Aku berhambur memeluk Ayah dan Ibu dengan ucapan terima kasih yang tak henti-hentinya aku ucapkan. Ayah dan Ibu mengecup keningku bergantian seraya memanjatkan doa untukku.

"Ya Allah terima kasih karena Engkau telah memberiku dua malaikat yang sangat menyayangiku. Jagalah mereka, panjangkan umur mereka, dan semoga kelak aku bisa membahagiakan mereka." Pintaku dalam setiap doaku.

***
Senyumku tak pernah hilang dariku pagi ini, aku merasa sangat bersyukur dan bahagia.

Hari ini aku berangkat bareng Ayah ke kampus. Setelah aku mencium punggung tangan Ayah, akupun berlalu menuju ke kelas.

"Zahra" Panggil Zya yang ternyata ada dibelakangku.

"Selamat ulang tahun ya, semoga apa yang kamu semogakan tersemogakan." Ucapnya sambil memelukku sejenak.

"Makasih yah ternyata kamu ingat ulang tahunku." Jawabku dengan senyum bahagia.

"Tentu saja aku ingat dengan ulang tahun sahabatku ini." Ucapnya sambil melepaskan pelukannya, kemudian mengeluarkan dan memberikan hadiah yang dia bungkus dengan kertas kado.

"Ini buat kamu." Ucap Zya.

"Aahh makasih Zya" Aku senang memiliki sahabat sepertinya.

"Iya sama-sama semoga kamu suka." Ucap Zya yang diakhiri senyuman.

Zya memang sudah menjadi sahabatku, Dia perempuan yang sangat baik, agamanya sangat bagus, Dia selalu mengingatkanku mengenai kebaikan, Dia juga sering mengajakku ke pengajian yang diadakan di kampus maupun diluar kampus.
Aku sangat beruntung. Tidak henti-hentinya aku mengucap syukur untuk kebahagiaan hari ini.

***
Aku duduk dekat jendela kamarku di lantai dua. Aku menatap keluar rumah, ku lihat cahaya lampu dari rumah-rumah membuat malam terlihat indah.

Sesekali aku melihat smartphoneku yang masih memperlihatkan layar hitamnya.

Senyumku yang seharian ini tidak lepas dari bibirku, kini mulai memudar.

Aku menunggu seseorang yang akan menghubungiku, tapi nihil seseorang itu bahkan tidak menghubungiku hari ini.

GARIS WAKTU [COMPLETED] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang