Berjalan dengan mendongakkan dagunya, wajah angkuh namun cantik bak seorang putri kerajaan itu sudah sangat terkenal di Source Companyㅡperusahaan furniture yang terkenal di kota Seoul. Gadis berusia 22 tahun bernama Eunha itu di kenal sebagai anak semata wayang dari pemilik perusahaan tersebut, terkenal karena kecantikkannya dan juga sikap angkuh serta sombong yang tampaknya sudah tak bisa di jauhkan lagi dari gadis itu. Walau pun parasnya yang cantik membuat orang-orang ingin sekali menikmati keindahan itu, sayang sekali, karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan Ayahnya itu tidak memiliki keberanian untuk menatapnya lama saat dia berkunjung ke sana karena jika ada yang berani menatap wajah Eunha lama, gadis itu akan membalas menatap mereka dengan wajah sinisnya atau bahkan besok harinya karyawan itu akan menerima surat pemecatan.
Jangan pernah macam-macam pada Jung Eunha jika hidupmu tidak ingin menjadi kacau.
Langkah anggunnya itu membuat suara high heels yang dia pakai terdengar jelas, pintu yang terbuat dari kayu mahal itu terbuka lebar saat Eunha berdiri tepat di depannya. Di lihatnya lelaki tua dengan setelan texudo kecoklatan duduk di kursi kekuasaannya sambil membaca beberapa berkas.
"Mr. Seo," tuturnya sambil duduk di sebuah sofa mahal yang di letakkan di tengah-tengah ruangan lelaki tua itu, "Ada pernikahan temanku besok, tandanya aku harus membeli gaun baru, perhiasan baru, sepatu baru, juga tas baru."
Mr. Seo terkekeh, gadis di hadapannya itu tidak pernah berubah sejak Mr. Seo menemukannya di sekolah putri yang sudah terbengkalai beberapa tahun yang lalu.
"Oh, ya... Aku bahkan membutuhkan mobil baru."
Eunha beranjak dari sofa dan berjalan dengan anggun menghampiri Mr. Seo yang masih duduk tenang di kursi kekuasaannya. Gadis itu menjulurkan tangannya, meminta kartu kredit atau bahkan beberapa batang emas yang di simpan oleh Mr. Seo.
"Bagaimana dengan kartu kreditmu yang baru kemarin kau minta?" tanya Mr. Seo.
"Tentu saja sudah kosong, aku bahkan lupa menyimpannya dimana." balas Eunha, gadis itu menggerakkan jemarinya yang masih menunggu Mr. Seo untuk memberikan apa yang dia minta.
Mr. Seo beranjak dari kursinya, lelaki tua itu berjalan pelan menuju sebuah lemari besi yang di sembunyikan di balik rak buku yang ada di sisi kiri ruangannya, lelaki itu menekan beberapa tombol untuk membuka lemari besi itu, dari luar lemari itu tampak kecil, namun ketika di lihat ke dalam justru sangat luas dan berbagai macam barang berharga ada di dalamnya. Mr. Seo memasukkan lengannya ke dalam sana, mengambil dua batang emas 24 karat untuk di berikannya pada Eunha yang sudah tampak bosan menunggu.
"Aku akan langsung pergi." tutur gadis berambut panjang itu dan segera meninggalkan ruangan Mr. Seo.
Tentu saja, saat meninggalkan ruangan itu bisik-bisikan dari karyawan-karyawan yang ada di sana mengganggu pendengaran Eunha, tapi dia tak ambil pusing walau banyak sekali kalimat yang dia dengar begitu kasar.
"Lihatlah gadis sombong itu, aku tak tau bagaimana sabarnya Mr. Seo menghadapinya."
"Sudah berapa banyak uang Mr. Seo dia habiskan."
"Biarkan saja, Mr. Seo kan Ayahnya, aku juga akan menghabiskan uang Ayahku jika dia sekaya Mr. Seo."
"Lihatlah wajah angkuhnya itu, rasanya ingin aku cakar!"
Eunha berdecak, "Dasar manusia-manusia bodoh." gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speechless: Like The Sun And The Moon
Fanfiction[COMPLETED] I won't start to crumble Whenever they try 2019 © xjustfinex