21: au revoir

926 89 25
                                    

Mr. Bang dan beberapa anak buahnya sibuk membersihkan ruangan utama markas mereka dari genangan dan percikan darah. Mereka juga sudah memakamkan jasad Jaehyun, Jay dan Sunghoon dengan layak untuk menghilangkan jejak. Serta mengirim Mingyu dan Jisung kembali ke kelompok mereka dengan sebuah surat pemberitahuan jika ketiga yang lain sudah benar-benar kalah.

Tidak ada tanggapan lagi dari kelompok Eunwoo, mereka sepertinya sudah menyerah karena sudah kehilangan banyak orang-orang terbaik dari kelompok mereka. Maka dengan begitu, tidak akan ada lagi pertumpahan darah atau masalah lain yang akan membuat hidup mereka tidak tenang.

Sedangkan Eunha kembali ke rumah sakit, duduk di sisi ranjang tempat Jungkook di rawat setelah mereka kembali dari pemakamam Yeonjun yang sungguh membuat hati mereka terluka. Walaupun Eunha baru mengenal Yeonjun, gadis itu sangat sedih karena Yeonjun banyak membantunya dan juga sangat baik pada Soobin, Yeonjun selalu menemani Soobin ketika adiknya itu bosan berada di markas Mr. Bang untuk menjaga Eunha.

Gadis itu menggenggam tangan Jungkook, "Jungkook, aku tau bagaimana kau menyayangi Yeonjun, dia teman yang baik untukku dan pasti orang terbaik juga dalam hidupmu, kan? Setelah kau sadar, mungkin kau tak bisa melihatnya lagi, kau pasti akan sangat sedih. Tapi, aku akan selalu disini menemanimu menghadapi kenyataan pahit itu." Tutur Eunha dengan suaranya yang bergetar.

Eunha justru semakin senangis ketika selesai mengutarakan kalimatnya pada Jungkook, gadis itu tertunduk, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, bahunya bergetar. Ada banyak penyesalan dalam dirinya karena sudah membuat orang-orang yang melindunginya terluka. Tentu, dia menyalahkan dirinya atas kematian Yeonjun dan komanya Jungkook saat ini, hampir setiap saat dia menangis sampai-sampai Soobin tak tega untuk membiarkan kakaknya itu sendirian.

Soobin berdiri di balik pintu ruang inap Jungkook, lelaki itu bisa melihat dengan jelas dari jendela pintu bahwa Eunha sedang menangis. Hal itu juga menyakiti hati Soobin, lelaki itu menghapus air matanya dengan punggung tangan, kemudian melihat Taehyun, Taehyung dan Yerin yang duduk dikursi tunggu di hadapannya ketika dia membalikkan tubuh. Semuanya masih menangis, mengingat kenyataan salah satu dari mereka harus pergi untuk selamanya, walaupun mereka tak begitu dekat tapi perasaan bersalah karena tak bisa melindungi itu menguasai diri mereka.

Soobin mendongak ketika mendapati Ayahnya setengah berlari menghampiri mereka, ada raut khatir di wajahnya setelah mendapat kabar dari Soobin tentang keadaan yang sebenarnya terjadi. Lelaki paruh baya itu langsung memeluk Soobin dan disitulah tangis Soobin tumpah.

"A-appa, t-temanku pergi, pergi untuk selamanya..." Lirih lelaki itu dengan suaranya yang bergetar hebat.

Kimbum memeluk Soobin erat, menepuk punggung putranya itu lembut agar Soobin bisa sedikit lebih tenang. Kimbum menoleh pada jendela pintu ruang inap Jungkook dan mendapati putrinya menangis disana.

"Soobin-ah, kau mau mengulang hidup yang lebih baik dan menyenangkan?" Tanya Kimbum lembut.

Soobin melepas pelukannya, menatap Ayahnya penuh tanya.

"Appa sudah memikirkannya, bagaimana kalau kau dan Noona-mu meninggalkan tempat ini?"

Soobin menoleh Eunha dari jendela, lelaki itu diam beberapa detik sebelum menjawab, "Aku akan setuju jika Noona setuju."

Kimbum hanya mengangguk dan menepuk punggung anaknya lembut.

Eunha menghapus air matanya, walau matanya yang memerah dan semban tidak akan bisa menutupi kenyataan bahwa dirinya habis menangis. Gadis itu mengelus kepala Jungkook lembut sambil berbisik, "Cepatlah sembuh, kau berhak untuk tetap hidup." Setelah itu, Eunha meninggalkan ruang inap Jungkook dan menemui Ayahnya yang sudah menunggu di sana.

Speechless: Like The Sun And The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang