"Dia benar-benar menghancurkan mood-ku malam ini!" tutur Eunha, gadis itu menggenggam champagne flute ditangannya hingga pecah dan membuat wine di dalam gelas itu membasahi lantai bersama-sama dengan pecahan kaca dari gelas. "Sangat menyebalkan!"
Jungkook menatap foto yang beberapa hari lalu di berikan Mr. Bang kepadanya, entah kenapa rasanya Jungkook tidak ingin buru-buru membunuh gadis itu, dia masih ingin bermain-main, rasanya tidak menarik gadis secantik Eunha hanya akan langsung dibunuh saja.
"Eunha-ssi, aku yakin kau sangat sadar betapa menariknya kau." Lelaki itu terkekeh, "Tidak ada salahnya, bukan, jika aku menginginkanmu dulu sebelum membunuhmu?"
Eunha berjalan dengan sempoyongan, gadis itu menangis, samar-samar cara berpakainnya saat ini berubah menjadi seragam gadis sekolahan, rambutnya setengah basah, begitupun seragam sekolah yang dia kenakan.
Setiap hari kesembilan di bulan September. Eunha akan menjadi seperti itu, menjadi dirinya di saat-saat terakhir hidupnya, Eunha bahkan tidak bisa mengingat apa yang membuatnya begitu sedih hari itu, apa hal yang membuatnya memilih mati hari itu, Eunha sangat marah pada dirinya saat itu, kenapa harus melompat dari rooftop sekolah?
Berjalan menuju rooftop sekolah seperti ini selalu Eunha hindari, karena itu setiap jam 9, dia memilih datang kesekolah itu lebih dulu, sebelum dirinya berubah menjadi mengerikan. Tapi malam ini, semua itu gagal karena kehadiran lelaki sialan itu -- Jungkook, yang membuat Eunha bingung, untuk apa lelaki itu berada disana.
"AAAAAAAAAAA!!! Hantuuuu!!!"
Eunha tak peduli ketika satu persatu orang berteriak saat dia lewat dengan seragam dan rambut setengah basah itu, serta darah yang menyucur dari keningnya. Tidak semua bisa melihat Eunha ketika dirinya menjadi seperti saat ini, hanya mereka yang memiliki kemampuan atau yang sedang mabuk atau sangat kelelahanlah yang bisa melihatnya.
Eunha menangis tersedu, gadis itu berdiri di tepi rooftop, dia memegangi dadanya yang terasa sesak karena terlalu lama menangis, kemudian gadis itu meloncat dari sana, membuat tubuhnya menghantam halaman sekolah lagi, darahnya mengalir deras, membuat rumput di sana menjadi ikut bewarna merah.
Jungkook terbangun dari mimpi buruknya, dia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 2 malam. Lelaki itu segera membasuh wajahnya, napasnya terengah-engah, mimpi itu selalu saja menghantuinya setiap malam. Lelaki itu berjongkok di sisi wastafel, kakinya terasa sangat lemas saat ini.
Lelaki itu membuka kulkasnya, mencari minuman beralkohol disana, tapi ternyata tak ada satupun yang tersisa. Jungkook segera mengambil hoodienya, lelaki itu memilih berjalan-jalan dari pada harus tidur lagi dan harus mendapat mimpi buruk itu.
Eunha duduk di atas rumput halaman sekolah itu, dengan kondisinya yang sudah kembali normal, dia sudah memakai dress hitam dan heels lagi. Tapi dia masih diam disana, wajahnya datar, tatapannya kosong.
"Kenapa aku memilih mati?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Speechless: Like The Sun And The Moon
Fanfiction[COMPLETED] I won't start to crumble Whenever they try 2019 © xjustfinex