Eunha duduk di sisi ranjang ditemani Soobin yang tengah menonton televisi dan memakan snack di sofa yang berada di ujung ranjang Eunha.
"Sekarang pukul berapa?" Tanya gadis itu pada Soobin, karena hanya lelaki itu yang memegang ponsel.
Soobin segera melihat layar ponselnya dan menjawab pertanyaan Eunha dengan mulut yang terisi penuh oleh snack, "Jam 8 malam. Ada apa, Noona?"
"Sepertinya Jungkook tidak akan datang malam ini, biasanya dia datang tepat pukul 7." Tutur Eunha, Soobin hanya mengangguk, "Bagaimana kalau kita pergi?"
"Hah? Noona mau kemana? Bagaimana kalau orang-orang jahat itu mengikuti kita?" Balas Soobin.
"Aku ingin ke rooftop sekolah. Aku ingin mengingat-ngingat apa yang sebenarnya terjadi. Kau taukan Dokter bilang aku lupa ingatan sementara karena benturan keras." Kata Eunha, "Lagi pula, Soobin bersamaku, kan? Soobin akan melindungi Noona, bukan?"
Soobin membuang napasnya, pertahanannya akan hancur jika Eunha sudah menatapnya dengan mata berbinar seperti itu.
"Baik, akan aku temani. Tapi sebentar saja, ya? Aku tidak mau Noona dalam bahaya." Balas Soobin.
Eunha tersenyun dan mengangguk. "Aku akan bersiap-siap!"
Kini giliran Soobin yang mengangguk, lelaki itu menunggu Eunha bersiap-siap, kemudian baru dia yang bersiap-siap. Baru saja keluar dari kamar, Soobin sudah di buat terkejut dengan keberadaan seorang lelaki lain di hadapannya. Matanya tampak tajam, tidak ada keramahan dari raut wajah lelaki itu.
"Kalian mau kemana?" Tanyanya datar.
"Ah, itu, anu, Noona-"
"Kami ada urusan keluarga yang harus di urus secepatnya." Potong Eunha sebelum Soobin menjawab dengan gelagapan dan membuat curiga. Lagi pula, ini urusan pribadinya lelaki itu tidak perlu tau.
"Aku tidak akan peduli jika saja Jungkook hyung tidak meminta tolong padaku untuk mengawasi kalian, tapi aku harap kalian cepat kembali jika tidak ingin hal buruk terjadi." Jelas lelaki itu.
Soobin dan Eunha mengangguk. Eunha langsung menarik tangan Soobin, namun Soobin sempat bertanya pada lelaki itu sebelum Eunha menariknya lebih jauh.
"Siapa namamu???"
"Choi Yeonjun." Balas pemuda itu.
"Jika ada apa-apa aku akan memanggilmu. Kau pasti dengarkan??" Tanya Soobin lagi walau Eunha terus menarik pergelangan tangannya.
Yeonjun tak menjawab, tapi didalam hatinya dia menjawab, "iya" karena hantu-hantu kepercayaan kelompok Mr. Bang sudah di perintahkan juga untuk mengawasi mereka dan untuk menyampaikan pesan jika hal buruk terjadi.
👻👻👻
Eunha dan Soobin kebingungan sejak tadi karena tidak ada satu taksi pun yang lewat di depan gedung Mr. Bang.
"Noona, kita kembali saja ya? Sudah 30 menit kita disini tapi tidak ada kendaraan yang lewat." Kata Soobin.
"Soobin-ah, baru 30 menit. Masih banyak waktu." Balas Eunha, masih memperhatikan kiri dan kanan berharap ada taksi yang bisa membawa mereka ke pusat kota.
"Ya!!!" Pekikan Yeonjun membuat sepasang saudara itu menoleh dengan kebingungan. Tanpa banyak bicara lelaki itu menarik pergelangan tangan Soobin dan Eunha, mau tak mau keduanya juga harus berlari memasuki halaman gedung Mr. Bang lagi. "Satu..." Lanjutnya.
"Ya! Kenapa kau menarik kami?" Tanya Soobin.
"Dua..." Hitung Yeonjun.
"Ada apa??" Eunha susah payah menyamakan langkahnya dengan Yeonjun.
"Tiga!!"
"BRAK!!!
Langkah Yeonjun berhenti, begitupun langkah Soobin dan Eunha. Mata keduanya membulat ketika melihat sebuah truk besar menabrak pintu gerbang utama gedung Mr. Bang, tempat dimana mereka tadi menunggu taksi.
"B-b-bagaimana kau..." Soobin tak dapat melanjutkan kalimatnya.
"Aku hampir mati..." Lirih Eunha.
"Sebenarnya kalian mau kemana? Biar aku saja yang antar." Kata Yeonjun, lelaki itu melangkahkan kakinya menuju mobil miliknya yang terparkir di halaman belakang gedung.
Eunha dan Soobin tak menjawab mereka berdua masih shock dengan kejadian barusan. Kedua kaki mereka melemah. Tak lama, Yeonjun kembali sudah dengan mengendarai mobilnya, lelaki itu membuka kaca mobilnya kemudian menatap Soobin dan Eunha bergantian.
"Ayo cepat naik, semakin malam akan semakin banyak hantu yang menggangguku."
Eunha dan Soobin segera masuk ke mobil, Eunha duduk di bagian tengah sedangkan Soobin duduk di sebelah Yeonjun.
"Jadi, mau kemana? Aku sudah menanyakannya berulang kali." Tanya Yeonjun datar.
"Ke sekolah putri yang sudah tidak terpakai di kota." Balas Eunha.
Yeonjun kembali melajukan mobilnya membelah jalanan raya yang sepi di tengah hutan itu, bahkan pencahayaan satu-satunya adalah lampu mobilnya.
"Yeonjun-ssi, bagaimana dengan pengendara truk itu?" Tanya Soobin ditengah keheningan.
"Ah, kau tenang saja. Anggota yang lain pasti sekarang sudah menghubungi ambulan dan menolong supir truk itu. Kami memang membunuh hantu, tapi masih punya hati untuk melindungi manusia." Jelas Yeonjun. Eunha dan Soobin mengucap syukur didalam hati.
Butuh waktu 35 menit untuk mereka sampai di sekolah putri yang terbengkalai itu, Yeonjun menatap Eunha penuh selidik ketika ketiganya sudah keluar dari mobil Yeonjun.
"Ku pikir kalian ada urusan keluarga?" Sarkas lelaki Choi itu.
Eunha tersenyum canggung, "Maaf, aku berbohong. Aku hanya ingin mencari tau sesuatu." Balasnya.
"Aku mengerti. Kau pasti penasaran kenapa kau melompat dari rooftop, bukan?" Ucap Yeonjun membuat Eunha dan Soobin terkejut sebab mereka tidak menceritakan apapun tetapi Yeonjun bisa tau.
"Wah, dunia ini benar-benar sudah gila." Tutur Soobin, "Bagaimana bisa kau tau semuanya?"
"Ku pikir Jungkook hyung sudah menjelaskan padamu tentang kami."
Yeonjun segera memasuki gedung sekolah itu, diikuti Soobin dan Eunha di belakangnya. Eunha berharap malam ini semuanya bisa dia ingat dengan detail, dia ingin segera tenang karena ketika bangun dari koma dia merasa banyak hal janggal dari kecelakaan yang dia alami. Eunha yakin ada campur tangan orang lain yang membuatnya memilih terjun dari rooftop sekolah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speechless: Like The Sun And The Moon
Fanfiction[COMPLETED] I won't start to crumble Whenever they try 2019 © xjustfinex