7: ce qui nous est arrivé?

688 119 8
                                    

Sarapan pagi Eunha menjadi tidak begitu menyenangkan karena kehadiran Jungkook yang tiba-tiba saja duduk di meja yang sama dengannya tanpa meminta izin. Gadis itu bahkan meletakkan garpu dan sendoknya di sisi piringnya, gadis itu hanya menatap Jungkook sinis, sedangkan lelaki itu memakan sarapannya dengan lahap tanpa memperdulikan rasa tidak nyaman Eunha ketika bertemu dengannya.

"Kau mau mati, ya?" Tanya Eunha, lagi-lagi Jungkook hanya terkekeh.

Lelaki itu menyisir rambutnya dengan jemari setelah meletakkan sendok dan garpunya, di tatapnya Eunha dengan sebuah senyuman yang dimana jika gadis lain yang melihatnya mungkin akan langsung jatuh cinta, tapi tidak dengan Eunha.

"Kau sepertinya sangat ingin membunuhku, ya?" Kata Jungkook disela kekehannya.

Eunha memejamkan matanya, membuang napasnya karena rasanya dia ingin sekali meneriaki Jungkook saat ini, tapi entah kenapa hari ini dia sedang malas meneriaki lelaki itu. Dia tidak menjawab pertanyaan Jungkook, gadis itu justru meninggalkan meja itu, tentu saja Jungkook mengikutinya lagi.

"Hari ini kau akan melakukan apa? Bermain golf? Berenang? Atau apa?"

Plak!

Eunha tiba-tiba saja berhenti dan menepuk kening Jungkook dengan telapak tangannya cukup keras, karena tidak siap dengan serangan itu Jungkook sampai terhuyung, namun setelah itu Jungkook justru terbahak.

"Kau ini suka tiba-tiba menyerang ya? Menggemaskan sekali." Ucap lelaki itu.

"Kenapa kau selalu menggangguku? Apa yang kau mau? Cepat katakan dan segeralah pergi jika sudah ku berikan!!!" Balas Eunha kesal.

"Aku ingin kau." Kata Jungkook cepat.

"Ya!!" Pada akhirnya gadis itu harus berteriak juga.

Jungkook melangkahkan kakinya mendekati Eunha, semakin dekat, hingga tidak banyak jarak yang memisahkan keduanya. Ditatapnya mata Eunha dalam, entah kenapa perbuatannya itu justru membuat jantungnya sendiri menjadi berdegup cukup kencang. Dia terhanyut disana, di dalam kedua bola mata indah Eunha. Eunhapun begitu, tiba-tiba tubuhnya menjadi kaku, dia akui Jungkook memiliki wajah yang cukup tampan dan juga postur tubuh yang bagus.

Entah apa yang merasuki keduanya, tapi bibir lelaki itu sudah mendarat tepat diatas bibir merah muda gadis itu, hanya mendarat di sana, tidak lebih. Kemudian, keduanya melepaskan ciuman itu, mata mereka kembali bertemu. Eunha segera membalikkan tubuhnya dan berjalan cepat meninggalkan Jungkook yang masih berdiri disana, menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh.

Jungkook mengacak rambutnya, "Aku sudah gila, sadar Jungkook, kau hanya bermain-main sebelum membunuhnya."







👻👻👻







"Jadi, aku akan membuat sebuah villa di daerah Jeju, aku ingin konsep yang sederhana tetapi tetap tidak membosankan, apa perusahaan kalian bisa menyiapkan barang-barang bagus untuk mengisi villa kami?" Kata Eunwoo.

Lelaki itu tersenyum ramah pada Eunha yang kini duduk dihadapannya dengan setelah jas berwarna lilac, rok diatas lutut, serta rambut panjang blonde-nya yang dia biarkan terurai. Tentu saja gadis itu sangat cantik seperti biasanya.

"Bukan hal yang sulit, kami akan menyiapkan apapun yang bisa membuat villa anda menjadi tempat yang nyaman." Balas Eunha, tentu tidak dengan senyuman karena dia tidak begitu suka tersenyum ramah di depan kliennya ataupun orang asing.

Eunwoo mengangguk, "Memang tidak salah aku memilih bekerja sama dengan kalian. Apa lagi dengan gadis secantikmu."

Eunha tidak peduli, gadis itu sibuk melihat desain villa milik Eunwoo melalui Ipadnya.

"Eunha-ssi? Apa kau memiliki kekasih?"

Eunha menghentikan pergerakannya, diletakkannya Ipad miliknya diatas meja. Kemudian menatap Eunwoo sinis.

"Ku rasa hal itu tidak ada kaitannya dengan kerjasama kita, Eunwoo-ssi."

Eunwoo tertawa, lelaki itu berdiri, memasuki tangannya kedalam saku jas miliknya, dia mendekati Eunha yang masih duduk di kursinya, tentu gadis itu mendongak, menatap Eunwoo tidak suka.

Eunwoo mengeluarkan sebuah pisau yang sudah dibacai mantra untuk membunuh Eunha dari saku jasnya, lelaki itu mendekatkan diri dan membisikkan sesuatu pada Eunha.

"Aku pikir kerjasama ini tidak perlu dilanjutkan lagi."

Eunha mengerutkan keningnya, apa-apaan, pikirnya, baru saja mereka menyepakati kerjasama itu tetapi lelaki dihadapannya itu seenaknya membatalkan.

"Kau-"

BRUK!!

Eunha melebarkan matanya, tentu dia terkejut karena tiba-tiba saja Jungkook masuk dan menendang Eunwoo hingga lelaki itu terbaring di lantai. Gadis itu melihat pisau yang ikut terlepas dari genggaman tangan Eunwoo.

"Ya!! Kau mencoba membunuhku, brengsek?!" Kata gadis itu sambil berdiri dari bangkunya.

Entah kenapa, Eunha merasa takut sekali, dia takut menghilang dari bumi, dia belum tau apa yang menyebabkan dirinya mati, tapi dia sudah diambang kematian lagi? Eunha tidak bisa menerima itu.

"Untuk apa kau lakukan ini?" Lirih gadis itu, Eunha yang biasanya kuat, kini susah payah menahan air matanya karena rasa takut itu. "Apa kau sudah gila? Kau pikir bisa membunuhku? Tidak akan pernah sampai aku tau kenapa aku mati!!!" Pekik gadis itu.

Eunha tidak peduli jika Jungkook mendengar ucapannya, Eunha tidak peduli jika Jungkook tau bahwa dia bukanlah manusia, padahal Jungkook sendiri juga sudah tau hal itu tanpa sepengetahuan Eunha.

"Kau tidak perlu membuat dirimu susah hanya untuk membunuhku yang sudah mati ini! Aku juga akan pergi sendiri jika sudah tau apa penyebab aku mati! Brengsek!!"

Eunha mengambil pisau itu, melepaskan kasar tangan Jungkook yang sejak tadi menarik kerah kemeja Eunwoo kuat-kuat. Tanpa pikir panjang, gadis itu menusuk dada Eunwoo dengan pisau itu. Membuat Jungkook melebarkan matanya.

"Eunha, apa yang kau lakukan?"

"Membunuhnya."

Speechless: Like The Sun And The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang