Eunha's protection squad
Jungkook baru saja keluar dari mobilnya sore ini dan mendapati lima orang dari anggota kelompok Eunwoo menghampirinya. Jaehyun dan Mingyu masih menjadi salah dua dari mereka, sisanya ada Jay, Sunghoon dan Jisung, tentu mereka orang-orang dengan kemampuan terbaik di kelompok mereka. Ternyata mereka belum menyerah dan masih berusaha keras untuk membalas dendam atas kematian Eunwoo.
"Kalian belum menyerah rupanya." Tutur Jungkook.
"Bagaimana bisa kami berhenti untuk membunuh seseorang yang sudah membunuh teman kami?" Sarkas Sunghoon.
Jungkook terkekeh, "Jay dan Sunghoon, kalian bahkan lupa pernah berada disini bersamaku." Balas Jungkook, "Ternyata kalian tumbuh menjadi manusia yang lebih menyedihkan selama bergabung dengan mereka?" Jungkook menatap Jaehyun dan Mingyu tajam.
"Tutup mulutmu!" Kata Jay, lelaki itu mengebal tangannya.
"Jungkook, hari ini akan menjadi hari yang besar." Kata Jaehyun, Jungkook menatapnya penuh kebencian.
Percakapan mereka teralihkan dengan kedatangan sebuah mobil, Taehyun dan Taehyung keluar dari mobil Jungkook yang sering dia pakai itu, keduanya langsung menghampiri Jungkook.
"Hyung, ada apa?" Tanya Taehyun.
Taehyung sudah menatap kelima orang di hadapannya tajam, dia dapat membaca suasana saat itu, terlihat jelas mereka berusaha mengganggu Jungkook.
Jungkook mendekatnya mulutnya di telingan Taehyun, "Masuklah dan beritahu Soobin jika mereka datang lagi."
Taehyun mengangguk, lelaki itu segera masuk ke markas Mr. Bang, sedangkan Taehyung masih menemani Jungkook.
"Sudahlah, tidak ada yang perlu di bicarakan lagi." Kata Jisung, lelaki mengeluarkan pisau kecil dari balik jaket jeansnya.
Jungkook dan Taehyung mulai mempersiapkan diri, jika saja kelima orang di hadapan mereka itu akan melukai salah satu dari mereka.
Sretttt...
Pisau Jisung mengenai pipi Taehyung, namun sebelum terlalu dalam Taehyung sudah berhasil memelintir tangan Jisung dan melipatnya ke belakang, lalu menendang tubuh lelaki itu hingga tersungkur di tanah. Sedangkan Jungkook sedang baku hantam dengan Mingyu, hingga saling menindih satu sama lain di tanah kering itu.
Jaehyun, Sunghoon dan Jay memasuki markas Mr. Bang yang kebetulan hari itu sepi, hanya ada Eunha, Soobin dan Yeonjun saja disana, di tambah Taehyun yang tadi menyusul Soobin untuk menyampaikan pesan dari Jungkook.
Brak!
Sebuah kursi melayang karena Yeonjun lemparkan dan mengenai kepala Sunghoon, lelaki itu terduduk di lantai, pelipisnya mengeluarkan sedikit darah karena terkena ujung kursi kayu itu.
"Brengsek!" Ucap Sunghoon, lelaki itu segera menghampiri Yeonjun dan berusaha melukainya dengan pisau.
Taehyun juga harus ikut terlibat karena dia juga harus membela dirinya saat Jay tiba-tiba saja menyerangnya, tidak masalah karena Taehyun sudah biasa berkelahi.
Jaehyun setengah berlari untuk mencari keberadaan Eunha, sedangkan Soobin masih tetap berada di sisi Eunha, menjaga gadis itu agar tetap aman.
Brak!
Pintu kamar mereka terbuka lebar, Jaehyun berdiri disana, tatapannya penuh kebencian, Soobin bahkan merasa lelaki itu sudah kerasukan setan.
"Aku akan membunuhnya sekeras apapun kau mencoba melindunginya." Tutur Jaehyun, mata lelaki itu hanya fokus pada Eunha yang kini berlindung di balik tubuh kokoh Soobin. Berkali-kali Jaehyun mencoba melukai Eunha dengan pisau yang di bawa, tapi berkali-kali pula Soobin menjadi tamengnya, hingga beberapa kali pisau itu menyayat tangan Soobin.
Soobin mendorong tubuh Jaehyun kuat-kuat hingga membentur dinding kamar, lelaki itu berusaha merebut pisau yang ada di tangan Jaehyun sekuat tenaganya.
"Berhentilah menghalangiku, bajingan!!!" Pekik Jaehyun, lelaki itu menarik kerah baju Soobin dan medorong tubuh lelaki itu hingga terbaring di lantai.
Jaehyun mengangkat pisaunya dan langsung ingin menusuk perut Soobin.
"Berhenti!!!" Pekik Eunha dengan sekuat tenaganya, suara gadis itu bergetar karena menangis. "Ku bilang berhenti, jangan lukai adikku!!!"
Jaehyun tersenyum sinis, lelaki itu menurunka tangannya, memainkan pisau itu dengan jemarinya. "Kau mau adikmu ini tetap hidup?"
Eunha hanya diam menatap Soobin dan Jaehyun bergantian.
"Jika kau ingin adikmu hidup, maka kau harus menggantikannya untuk mati." Lanjut lelaki itu.
Kedua tangan Eunha menggenggam kedua sisi dress putihnya kuat-kuat demi menahan rasa takut.
"Noona! Jangan!!!" Pekik Soobin, dia sangat tau bagaimana Eunha menyayanginya, gadis itu pasti akan mengiyakan permintaan Jaehyun.
"Bagaimana Nona Eunha? Kau bersedia? Demi menyelamatkan nyawa adikmu dan membalas kematian Eunwoo yang sudah kau bunuh itu." Tanya Jaehyun.
Soobin susah payah mencoba melepaskan dirinya dari tindihan Jaehyun di atasnya.
"Noona!! Cepat lari! Biarkan aku mati!!!" Pekik Soobin sekuat tenaga.
Eunha menggeleng, air matanya semakin deras.
Pranggg!!!
Pintu balkon yang terbuat dari kaca di belakang Eunha pecah, membuat gadis itu berjongkok untung melindungi dirinya dari pecahan kaca itu.
"Ternyata susah sekali untuk naik kesini." Tutur gadis dengan setelan hitamnya itu, Eunha melebarkan matanya, bagaimana mungkin ada gadis lain disini, batinnya.
"Oh? Eonnie? Kau pasti lupa padaku, ya? Tidak masalah. Aku kesini ingin membawamu pergi. Mereka mengunci pintu depan, menyebalkan sekali!" Lapor gadis itu kemudian mengikat rambutnya yang sudah lepek karena keringatan memanjat balkon kamar Eunha.
"Yerin?" Ucap Jaehyun.
Gadis itu tersenyum, "Oh? Jaehyun oppa? Aku tidak tau jika kau juga suka membunuh manusia, tidak salah jika aku menolak cintamu." Balas gadis itu.
Soobin langsung meninju hidung Jaehyun ketika lelaki itu lengah karena kehadiran Yerin. Ya, gadis yang sudah lama dia sukai, bertemu ketika Jaehyun membunuh salah satu hantu beberapa tahun lalu namun Yerin mengomelinya karena Yerin sendiri berteman dengan para hantu.
Soobin mengambil pisau yang Jaehyun jatuhkan dari tangannya, lelaki itu merangkuh leher Jaehyun kuat-kuat, kemudian meletakkan ujung pisau di pelipis lelaki itu. Eunha sempat tak percaya jika adiknya bisa melakukan hal itu.
"Yerin-ssi, tolong selamatkan Noona-ku." Tutur Soobin.
Lelaki itu membawa Jaehyun keluar dari kamar Eunha, sedangkan Yerin segera menarik tangan Eunha untuk melarikan diri dari balkon menggunakan tali yang sudah Yerin sangkutkan di pagar balkon tadi.
"Eonnie, turunlah lebih dulu. Jungkook menunggumu."
"Bagaimana denganmu?"
"Aku akan membantu adikmu."
Eunha mengangguk, gadis itu turun dengan menggunakan tali. Eunha memperhatikan sekitarnya, tak ada siapapun, namun suara orang-orang berkelahi terdengar jelas dari bagian depan gedung. Gadis itu memilih pergi kesana untuk menolong siapapun yang berusaha menjaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speechless: Like The Sun And The Moon
Fiksi Penggemar[COMPLETED] I won't start to crumble Whenever they try 2019 © xjustfinex