Eunha menatap pantulan dirinya di depan cermin besar yang berada di kamarnya yang juga sangat besar itu, Eunha kadang masih tidak mengerti dengan semesta, kenapa orang yang sudah mati sepertinya masih saja bisa hidup seperti layaknya manusia? Mungkinnya semasa hidupnya, Eunha adalah orang yang baik?
Dia merapikan lipstik pucat di bibirnya itu dengan jari telunjuknya, gadis itu sekali lagi menatap dirinya di depan cermin. "Oh, aku kadang bingung, kecantikan ini ku dapatkan dari siapa." Ucapnya sambil tersenyum.
Sekarang pukul 9 malam, tanggal 9 bulan September. Eunha meninggalkan rumah besarnya, gadis itu mengendarai mobilnya menuju ke sekolah wanita yang kini sudah tidak lagi digunakan, gadis itu memarkirkan mobilnya di depan pagar sekolah. Eunha mendongak, menatap rooftop sekolah itu dengan wajah datar. Dia kembali masuk ke dalam mobil, menyalakan mesinnya dan menabrak pagar besi itu agar dapat masuk ke dalam sekolah itu.
Jungkook terkekeh, dia membuang puntung rokok yang sejak tadi dia hisap itu ke lantai rooftop, kemudian menginjaknya. Lelaki itu menatap pintu besi yang menyambungkan rooftop dengan gedung dalam sekolah itu, hingga gadis dengan dress hitam selutut dan make up pucat itu berdiri di sana, menatapnya datar kemudian berjalan beberapa langkah di hadapannya.
"Kita bertemu lagi." Tutur Jungkook sambil tersenyum.
"Ck!" Eunha memutar bola matanya malas, gadis itu membelakangi Jungkook, dia berniat untuk meninggalkan rooftop itu.
"Kenapa kau sangat terburu-buru? Bukankah kau ingin melihat pemandangan langit disini?" Tanya Jungkook.
Eunha kembali melangkahkan kakinya untuk meninggalkan rooftop itu, Jungkook tidak diam saja, dia mengikuti langkah gadis itu sambil bersiul.
"Ya!!!" Pekik Eunha, karena Jungkook sejak tadi tak berhenti mengikutinya, ini sudah di lantai dua, Jungkook sudah mengikutinya dari rooftop, sedangkan gedung ini memiliki 6 lantai. "Kau mau mati?!"
Jungkook terkekeh, "Hey, tenanglah, aku belum mau mati."
"Kau pikir aku bercanda?" Tutur Eunha sambil tersenyum, "Kau pikir bisa pulang dengan selamat?"
Jungkook hanya tersenyum. Lelaki itu melangkah lebih dekat pada Eunha, mendekatkan mulutnya pada telinga gadis itu.
"Nona, aku tidak bilang kau bercanda, aku hanya masih ingin hidup." Bisik Jungkook.
Eunha melepaskan jepit rambut dengan bahan emas dan ujungnya yang lancip itu dari rambutnya, tangannya sudah menggenggam benda itu untuk menusuk bahu Jungkook, tapi sayang sekali, lelaki itu lebih dulu menahan pergelangan tangannya.
"Nona, aku bilang, aku belum ingin mati." Kata Jungkook, kali ini tepat di depan wajah Eunha.
Rahang gadis itu mengeras, ditatapnya Jungkook tajam tapi lelaki itu tidak merasa takut sama sekali.
"Ngomong-ngomong," Jungkook semakin mendekatkan bibirnya pada bibir Eunha, "Kau ternyata memang secantik ini."
Brak!
Eunha mendorong tubuh Jungkook kuat-kuat, hingga lelaki itu mundur beberapa langkah darinya.
"Jangan pernah mencoba merayuku, karena aku tidak akan tertarik padamu." Kata Eunha, gadis itu kembali memakai jepitan rambutnya dan berjalan meninggalkan Jungkook, bunyi heelsnya yang beradu dengan lantai terdengar jelas, Jungkook lagi-lagi hanya tersenyum meremehkan.
"Baik, kita lihat saja nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Speechless: Like The Sun And The Moon
Fanfiction[COMPLETED] I won't start to crumble Whenever they try 2019 © xjustfinex