12: C'est le destin?

587 98 11
                                    

Jungkook tidak berekpresi sama sekali ketika perawat membersihkan dan mengganti perban luka di perutnya. Pikirannya hanya tertuju pada gadis yang sama sekali tidak akan bisa di temui lagi, gadis yang membuat Jungkook benar-benar merasa menjadi orang jahat, tapi pada saat itu juga dia berusaha menepis rasa bersalahnya itu.

"Aku tak salah apa-apa, semua urusannya bukanlah urusanku. Aku tidak ada hubungannya dengan gadis itu." Gumam Jungkook.

"Sudah selesai, lain kali berhati-hatilah atau lukamu akan semakin membesar." Tutur si perawat, kemudian meninggalkan ruang inap Jungkook.

Sebuah tangan mendarat di kening Jungkook, buru-buru lelaki itu menepisnya. "Apa yang kau lakukan?"

"Sebaiknya kau berhenti berurusan dengan hantu. Ku rasa kau tidak waras, hyung." Jawab Taehyun.

"Ternyata pikirian kita sama." Sambung Taehyung. "Dia semakin lama, semakin tampak tidak waras."

"Ya! Kalian berdua lebih baik pergi, kenapa betah sekali disini?" Usir Jungkook, lelaki itu menatap adik sepupu dan juga sahabatnya dengan sengit.

Taehyung menggeleng, "Kau bahkan tak akan bisa makan atau ke kamar mandi jika kami tidak disini sejak awal."

Jungkook hanya diam, lelaki itu memilih merebahkan tubuhnya di ranjang.

Taehyung tak sengaja menatap kaca di pintu ruang inap Jungkook, matanya melebar.

"Ya! Ya!" Pekiknya sambil menepuk kaki Jungkook.

"Apa lagi?!!"

"Aku melihanya lagi, gadis itu!!!"

"Kau ini bicara apa?" Jungkook kesal sekali, dia bahkan sedang sakit tetapi sahabatnya itu tetap saja membuatnya tak bisa beristirahat.

"Gadis yang waktu itu ku ceritakan padamu!!! Dia barusan lewat di depan kamarmu! Gadis yang ku bilang memiliki aura seperti hantu!!"

Plak!

"Ya!!" Taehyung menatap Taehyun dengan matanya yang sudah melebar. "Kenapa kau memukul kepalaku? Aku ini hyungmu!"

Baru kali ini Jungkook ingin berterimakasih pada Taehyun karena memukul kepala Taehyung, ternyata sikap tak sopannya itu ada gunanya.

"Kau berisik sekali, hyung." Balasnya datar.

Walau begitu, tiba-tiba rasa penasaran itu menyelimuti Jungkook, ini aneh menurutnya, sangat aneh.

👻👻👻

"Sepertinya kakiku mulai terbiasa." Kata Eunha.

Soobin tersenyum, "Aku akan membantu Noona apapun itu. Jadi, selalu minta bantuanku jika perlu ya?"

"Iyaaaa!" Balas Eunha gemas, dia mecubit pipi Soobin, hingga lelaki itu meringis. Setelahnya mereka tertawa bersama.

"Noona, apa Noona tidak ingin menyelidiki apa yang membuat Noona jatuh dari rooftop? Jujur saja, aku sangat ingin menyelidikinya tapi dulu aku masih kecil." Tutur Soobin.

"Ah, tentang itu. Mungkin Noona akan mencari tau nanti." Balas Eunha sambil tersenyum.

"Aku akan membantu Noona." Soobin juga tersenyum.

Eunha mengangguk. "Aku akan sangat berterimakasih!"

"Ah, Noona, aku harus mencari seseorang. Aku akan antar Noona kembali ke ruang inap, ya?"

"Mau mencari siapa?"

"Tadi siang, saat aku datang untuk menemui Noona, aku tidak segaja menabrak seorang pasien ketika berlari dan sepertinya dia terluka karena aku. Aku harus meminta maaf padanya." Jelas Soobin.

"Oh, iya, kau harus menemui dan meminta maaf." Balas Eunha, gadis itu mengacak rambut Soobin pelan.

Kemudian mereka yang sejak tadi duduk untuk beristirahat beranjak dari kursi di lorong rumah sakit itu menuju ke ruangan inap Eunha.

👻👻👻

Soobin membawa sebuah parcel buah di tangannya, lelaki itu mengelilingi rumah sakit untuk menemukan lelaki yang tadi siang ditabrak di dekat pintu utama. Ingin bertanya pada perawat tetapi Soobin pun tidak mengetahui nama lelaki itu.

"Hyung!"

Panggilan itu membuat Soobin menoleh kebelakang, lelaki itu lega karena lelaki yang dia cari kini berjalan ke arahnya, diikuti seorang lelaki lain yang memanggilnya "Hyung".

"Jungkook hyung, berhentilah bergerak! Sebenarnya siapa yang kau cari? Bos-mu itu bicara hal bodoh apa lagi padamu? Lupakanlah tentang memburu hantu!!" Tutur Taehyun sambil mengejar Jungkook yang setengah berlari di depannya.

"Permisi?" Soobin menutup jalan Jungkook, lelaki itu mengerutkan keningnya.

"Kau yang tadi siang, kan?"

"Iya. Ah, Jungkook-ssi? Sepertinya itu namamu? Aku ingin memberikan ini sebagai permintaan maaf." Kata Soobin, lelaki itu menunjukkan parcel ditangannya pada Jungkook.

Taehyun menghela napasnya ketika sampai disebelah Jungkook. "Kau ini benar-benar merepotkan." Keluhnya, "Oh? Siapa dia?" Tanya Taehyun ketika melihat Soobin.

"Berikan saja padanya," kata Jungkook sambil menunjuk Taehyun dengan bibirnya, "Aku menerima permintaan maafmu." Lelaki itu menepuk bahu Soobin, kemudian pergi.

"Ya! Hyung!!" Pekik Taehyun. Lelaki itu menutup mulutnya ketika seorang perawat yang lewat menegurnya.

"Ini." Soobin memberikan parcel itu pada Taehyun.

"Ah, kau ini siapa? Apa kau teman Jungkook hyung mencari hantu? Kalau begitu, kau harus menjauhinya."

Soobin menggaruk kepalanya, "Maaf, apapun maksudmu itu, kau salah sangka. Aku hanya ingin minta maaf padanya karena tadi siang tak sengaja menabrak."

"Oh, jadi kau yang membuat luka diperutnya itu berdarah lagi? Kau menambah jadwalku untuk merawatnya." Balas Taehyun, dia mengeluh.

Taehyun mengacak rambutnya sambil meninggalkan Soobin yang hanya bisa menatap kepergiannya dalam kebingungan.

"Mereka berdua berisik sekali." Ucapnya sambil terkekeh, "Ada-ada saja."


"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Speechless: Like The Sun And The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang