[1] The Cursed Butterfly | Loona, Produce X 101 | HIATUS

Pt.7 : Nightmare

Setelah Mr. Jihoon sudah tidak kelihatan lagi, taxi yang dinaiki Heejin akhirnya bergerak juga, entah apa yang membuat supir taxi itu baru menjalankannya sekarang.

Vivi duduk di depan bersama supir sedangkan Heejin di kursi tengah bersama Yeojin, karena kursi belakang sudah dipenuhi barang-barang Yeojin.

Baru sebentar taxi berjalan, Yeojin sudah tertidur saja, Heejin membiarkan anak itu tidur, karena dia tahu kalau Yeojin pasti capek setelah tersesat di hutan tadi.

"Jin kamu mending telfon Miss Hyejoo deh kalo Yeojin udah sama kita" Kata Vivi, "soalnya kita lama banget" katanya melanjutkan.

"Aduh hape ku tinggal 4% lagi nih Vi, kayaknya udah gabisa buat telfon" akhirnya Heejin tidak jadi memakai hape nya lalu malah ikut tidur.

Dasar, malah ngebo juga kan ni anak, batin Vivi kesal sambil melihat Heejin yang langsung tidur dengan gampangnya, dengan mulut menganga.

Perjalanan itu berlangsung lama, karena jalanan macet ditambah pak supir harus mengisi bensin terlebih dahulu.

Saat tidur, Yeojin bernasib sial, dia bermimpi buruk hingga dia ketakutan.

Mimpi Yeojin - Yeojin Pov

Akhirnya setelah menunggu lebih dari 1 bulan, kakak pulang dari kuliahnya. Kak Tzuyu memang memilih kuliah di luar kota, memang dia dari dulu ingin sekali nge-kos dan hidup mandiri.

Saat sudah sampai dirumah, Kak Tzuyu langsung menuju kamarnya dan tidur, maklum capek.

Sorenya, sekitar jam 5 Kak Tzuyu bangun lalu mengajakku jalan-jalan.

"Ayo piknik di hutan aja Jin, mau ngga?" Ajaknya. Karena sudah lama aku tidak keluar rumah, aku mau saja.

Kita menyiapkan banyak makanan untuk bekal piknik, lalu pada jam setengah 6 kita berangkat.

Sore itu hawanya sangat enak untuk jalan-jalan, dingin tapi tidak terlalu dingin, terkadang ada angin kecil yang lewat menerpa kami.

...

Sesampainya di hutan, Kak Tzuyu langsung mencari tempat yang enak untuk piknik, aku disuruh menunggu dulu.

Saat aku melamun, tiba-tiba ada hewan yang terbang didepanku, lucu sekali hewan itu. Karena aku suka memelihara hewan, akupun mengerjarnya.

Hewan itu adalah kupu-kupu, warnanya sangat menarik perhatian, warna merah.

Namun tak seperti yang kusangka, menangkap kupu-kupu itu sangat susah, karena hewan itu sangat lincah.

Aku sudah meninggalkan tempat semula, sudah masuk lebih dalam ke hutan, Kak Tzuyu juga sudah tidak kelihatan lagi.

Entah kenapa kupu-kupu merah itu membuat aku sangat ingin menyimpannya, akupun terus mengejar kupu-kupu tersebut, sampai tidak kusadari hari sudah mulai gelap.

Aku tidak sadar bahwa sekarang sudah mulai malam, mungkin karena ada sinar bulan purnama, atau mungkin karena aku terlalu semangat mengejar kupu-kupu itu.

Aku sedikit takut, karena hutan itu sunyi sekali, namun demi mendapat kupu-kupu itu aku tetap mengejarnya.

Tiba-tiba dari arah depan ada kupu-kupu yang terbang melewatiku, berwarna biru.

Namun aku tak tertarik sama sekali, aku seperti sudah terobsesi dengan kupu-kupu merah yang tadi.

Namun ketika aku mengejar kupu-kupu merah itu, kupu-kupu yang berwarna biru teruz mengikuti dibelakangku, dia seperti mengajakku untuk pulang ke rumah.