Pt.20 : Who?

235 33 0
                                    

"oh gitu, jadi mereka selama ini nyimpen bukunya dibawah kasur?"

"Iya"

"Oke, bakal aku kasih pelajaran mereka!"

Mereka berdua hanya tersenyum kecil, lalu pria itu memberi sesuatu kepada orang yang ada didepannya.

"Ini, ambil, jangan lupa kalau ada apa-apa, kasih tau aku"

Setelah itu orang tersebut mengantongi pemberian pria itu lalu pergi keluar.

Orang itu berhenti sebentar sambil menunduk.

Apakah aku salah? Apa aku pengkhianat?

...

Malam itu, kedelapan gadis berkumpul di kamar Heejin, mereka ingin mengambil buku merah yang hilang.

Karena Hyunjin dan Yeojin tidak mau ikut, dan mereka takut ditinggal berdua di kamar, akhirnya Haseul dan KimLip menemani mereka.

Sementara itu Heejin, Jinsoul, Vivi, dan Choerry sudah keluar dari kamar untuk melaksanakan rencana mereka.

Awalnya mereka berjalan pelan-pelan dan santai, karena penduduk sekolah sudah tidur semua.

Namun tiba-tiba terdengar suara gelas pecah saat mereka berjalan melalui kantin.

"Sst, jangan berisik" bisik Choerry.

Pranggggg

Suara yang sama terdengar kembali.

"Choer, mau ke kantin engga, siapa tau ada apa-apa" kata Vivi.

"Yakin lo?"

"Ya" balas Vivi kemudian.

Akhirnya Choerry dan Vivi memisahkan diri dari Jinsoul dan Heejin, mereka berniat untuk menyelidiki kantin.

"Hati-hati ya" kata Heejin sebelum melanjutkan perjalanannya bersama Jinsoul.

...

Dikantin sepi, dan juga bau.

"Iuh, jorok banget ternyata kantin kita" kata Choerry saat dia melihat tumpukan daging sisa di salah satu stand.

Daging itu sudah dikerubungi lalat, disebelahnya ada saus tomat yg sudah berceceran.

"Aneh, biasanya kan ngga gini, kok tiba-tiba berantakan" gumam Vivi pelan.

Mereka berdua kemudian berjalan ke dalam dapur, ketempat asal suara yang didengar Vivi tadi.

Kreeeek

"Ada orang?"

"Hush diem Vi, entar kita ketauan gimana" kata Choerry

Prangg

Sendok sup yang semula berada di kompor terjatuh.

Kedua gadis itu segera masuk kebawah meja, kalau-kalau nanti ada orang yang datang kesitu.

1 menit, 2 menit, 3 menit....

Tak ada tanda-tanda orang masuk ke dapur.

"Ayo keluar" ajak Choerry

Akhirnya mereka berdua keluar dari bawah meja dan menyelidiki dapur itu lagi.

...

"Jin, serius nih cuma berdua?"

"Ih penakut banget sih lo Soul, udah lagian gaada apa-apa kok"

Selepas dari kantin, Heejin dan Jinsoul dihadapkan dengan lorong yang panjang sekaligus gelap.

Entah kenapa hari ini tak ada lampu yang masih menyala di lorong, padahal biasanya masih ada penerangan.

Bulan juga tertutup awan, sehingga kedua gadis itu hampir tidak bisa melihat apapun.

"Ih sumpah jin takut gue"

"Yaudah lari aja biar cepet selesai"

Belum sempat membuka mulut, Jinsoul sudah ditarik saja tangannya oleh Heejin.

"Heh jangan cepet-cepet dong Jin"

Heejin tak mempedulikan omelan Jinsoul dan tetap berlari dengan kencang.

"Nah sampe kan" ucap Heejin bangga saat mereka sudah berada di lobby.

"Ya gagitu juga caranya" protes Jinsoul.

"Ih diem udah, buruan cari bukunya!" Omel Heejin kemudian.

Mereka berdua segera berpencar menuju rak-rak buku yang ada disana.

Tapi aneh, sudah tidak ada buku satupun di semua rak di lobby. Rak-rak itu benar-benar kosong.

"Jin, kok gaada apa-apa sih?" Jinsoul kebingungan.

Dia kemudian berjalan ke belakang rak besar itu, menurutnya, tidak mungkin buku-buku yang semula ada tiba-tiba langsung menghilang tanpa jejak.

"Nah kan" pekik Jinsoul senang.

Dibelakang rak itu tertumpuk banyak buku yang sepertinya sudah kusam.

Jinsoul langsung saja mengobrak-abrik tumpukan buku itu dalam gelap.

Ditengah kesibukannya, Heejin datang lalu ikut membantu mencari.

Setelah 10 menit mereka mencari di tumpukan itu, mereka menyerah, tak ada tanda-tanda buku merah sama sekali.

"Ini buku jaman kapan deh yang disini, kotor-kotor semua" kata Heejin sambil mencoba membersihkan debu yang menempel di bajunya.

"Gatau Jin, aneh kan, masa buku-buku yang ada cuma ini doang" balas Jinsoul.

"Kok kayaknya ada yang udah tau kita mau kesini ya Soul, iya gasih, kayak kita cuma dikerjain aja disini"

"Lah bisa juga, ga kepikiran aku"

"Huh dasar, berani ya mereka ngerjain kita, awas, liat aja besok" Heejin sudah mulai berapi-api, dia membanting salah satu buku kotor yang ada disitu.

"Udah sabar, yuk balik aja" Jinsoul mencoba menenangkan anak itu yang sudah mau mengamuk.

"Bentar Soul, kita gaboleh kalah gini dong" Heejin tiba-tiba tersenyum licik.

Bruk bruk bruk

Tanpa bisa dicegah lagi, anak itu sudah melempar buku-buku kotor itu ke meja lobby

"Heh Jin sumpah, kurang ajar banget"

"Bodo" kata Heejin sambil melanjutkan mengotori lobby.

...

"Haduh capeknya" keluh Heejin saat sudah sampai di kamarnya. Gadis itu langsung saja merebahkan dirinya di kasur.

Brakk

"Heh Jin jangan santai-santai! Ayo balik ke kantin!" Jinsoul tiba-tiba masuk ke kamar Heejin dengan muka kepanikan.

"Hah"

"Choerry sama Vivi belom balik! Gasadar kamu?!"

--- To Be Continued ---


[1] The Cursed Butterfly | Loona, Produce X 101 | HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang