8

63 3 0
                                    


Sementara itu Sowon duduk di tepi kolam. Dia melemparkan beberapa kerikil ke dalam kolam. Dia teringat dengan masa SMP-nya yang membuat dia semakin beringas ketika diejek dengan kata 'lemah'.

Flashback saat Sowon masih SMP

Waktu itu, Sowon menginjak kelas 2 SMP. Dia sudah mendapat sabuk hitam. Namun dia juga berprestasi dalam hal pelajaran. Akan tetapi, dia juga sering diledek 'lemah' oleh teman-temannya. Satu dua kali baginya tidak bermasalah, namun mereka meledeknya berkali-kali. Dia mencoba sabar dan menahan amarahnya. Pada suatu hari dia sedang membaca novel. Teman-teman sekelasnya mulai meledek kembali. Merasa terpojok, dia langsung gelap mata dan mengeluarkan suara yang keras. Mereka tiba-tiba terkejut dengan Sowon. Tanpa ragu Sowon langsung menghajar mereka. Tak luput juga, anak laki-laki di kelas itu juga kena imbasnya. Eunbi, salah satu teman dekatnya, dia langsung menghentikan aksi beringas Sowon. Dia mengancam teman-teman sekelasnya kalau mereka mengatakan 'lemah' lagi, dia akan membunuh mereka satu per satu. Keesokan paginya, teman-teman sekelasnya tidak berani dengan Sowon. Mereka tetap berteman namun tidak berani mengatakan 'lemah'. Guru BK memanggil Sowon dan menskorsnya selama dua bulan karena melakukan perkelahian di sekolah. Mendengar Sowon diskors, Eunbi merasa kasihan dengan Sowon dan dia memutuskan untuk pergi ke rumah Sowon. Dia berbincang dengan Sowon.

"Aku pengen tau kenapa kamu kalau dikatain 'lemah' kamu jadi beringas?" tanya Eunbi.

"Mereka terlalu mengejekku dengan sebutan itu. Aku udah ngasih bukti ke mereka, tapi mereka tidak mendengarkanku. Satu dua kali aku nggak masalah dikatain gitu. Tapi aku udah menargetkan orang yang bener-bener benci sama aku di kelas itu. Dia adalah Siyeon. Aku menghajarnya sampai dia babak belur karna aku nggak terima dia ngatain sampai orang tuaku dibawa-bawa." jawab Sowon.

"Tapi setidaknya kamu jangan seperti itu dong. Kan masih lingkup sekolah." kata Eunbi.

"Iya Eun, aku tau. Aku udah nggak tahan waktu itu. Dan sekarang aku diskors sama guru dan aku terima keputusan guru karena kelakuanku ini." kata Sowon.

"Ya sudah. Jadikan ini pelajaran buat kamu. Kalau kemarin aku nggak nahan kamu berbuat lebih jauh, mungkin dia udah masuk rumah sakit." kata Eunbi.

"Iya Eun. Makasih ya." kata Sowon tersenyum.

Sowon kembali masuk sekolah seperti biasa setelah diskors dua bulan. Namun teman-temannya tetap takut untuk mendekatinya. Hanya Eunbi yang setia menjadi temannya hingga lulus SMP. Saat kelulusan SMP, Eunbi memberikan gelang kepada Sowon sebagai kenang-kenangan.

"Untuk apa, Eun?" tanya Sowon.

"Gelang ini sebagai persahabatan kita. Aku harap kita tetap bersahabat walaupun kita berbeda sekolah." jawab Eunbi. Sowon menerima gelang itu dan memakainya.

"Di situ tertulis inisial nama kita, KSJ dan KEB. Jika kita saling merindukan. Ingatlah gelang ini." kata Eunbi. Dua bulan kemudian, Eunbi bersekolah di SMK Produce dan Sowon bersekolah di SMK Negeri 12 Seoul. Di SMK itu, lagi-lagi Sowon menunjukkan keberingasannya. Dan tanpa ampun, guru BK menyuruh orang tua Sowon untuk datang pada esok harinya. Kepala Sekolah telah memutuskan untuk mengeluarkan siswi yang bernama Kim So Jung karena melakukan aksi perkelahian dengan siswi lain di seluruh kelas 1. Orang tuanya memutuskan untuk mengasingkan Sowon ke daerah Seocho karena malu dengan tetangga.

Kembali di mana Sowon duduk di pinggir kolam

Dia mengeluarkan gelang pemberian dari Eunbi. Masih terawat dan sudah beberapa bulan dia tidak memakainya.

"Eunbi.... Sekarang aku bersekolah di SMK Geomeun. Keberingasanku masih belum dikendalikan. Hanya temanku, Irene yang bisa mengendalikan. Kolam ini adalah pelarianku ketika aku udah benar-benar beringas." kata Sowon kepada gelang itu. Sowon menundukkan kepalanya sambil menangis dan memegangi gelang itu.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang