Mereka berdua teringat sesuatu saat mereka bertemu."Tapi, kita kan nggak pake atribut sekolah. Apa perlu kita berantem di sini?" tanya Sowon.
"Nggak perlu. Selama kita nggak pake atribut sekolah, kita tetep berteman. Tapi...." Eunbi belum selesai meneruskan kata-katanya.
"Tapi apa?" Sowon penasaran.
"Aku bimbang, Won!" seru Eunbi. "Kalau suatu hari anak Produce dan Geomeun perang, apa aku harus berperang denganmu?"
"Hmm iya juga sih...." kata Sowon berpikir.
'Dia kan pake atribut sekolah. Kenapa gue harus nganggep dia temen.' pikir Eunbi.
'Huft. Kayaknya emang ditakdirkan buat perang lawan dia selama masih pake atribut.' Sowon mulai kesal.
"Temenmu, Won." kata Irene.
"Udah tau. Aku masih ingat kata-katanya dulu." kata Sowon.
"Eh Won. Kalau temen dipihak lawan itu bukan temen lagi. Sekolah kita masih pake prinsip kawan ya kawan, lawan ya lawan." kata Jisoo. Sowon hanya terdiam mendengarkan Jisoo.
"Woi! Lo malah diem gimana sih!" Somi mengagetkan Eunbi. Namun Eunbi hanya melirik ke arah Somi.
"Ye, nglirik doang." gerutu Doyeon. Tanpa disadari oleh Sowon dan Eunbi, Hyomin memperhatikan mereka berdua yang saling memandang dari kejauhan.
'Hmm, gue curiga sama mereka berdua. Kayaknya mereka ini temenan.' pikir Hyomin.
"Tempat di sini nggak enak dipandang. Mending kita cabut aja, girls." ajak Kaeun. Mereka berempat segera meninggalkan gerbang sekolah Geomeun.
"Huh! Beraninya lawan geng penjaga gerbang. Kalau berani lawan gua dong!" kata Taeyeon kesal.
"He, Tae. Lo punya rencana buat nginvasi mereka kagak?" tanya Jisoo.
"Ntar. Itu belakangan. Gua udah punya rencana sendiri. Lo bertiga tetep gue ajak." jawab Taeyeon.
"Baguslah kalau begtu. Dikata kita nggak takut apa." kaga Jisoo.
"Udahlah. Kita balik ke kelas lagi." ajak Taeyeon. Jisoo dan Taeyeon berjalan ke arah gedung sekolah. Langkah mereka terhenti saat Irene dan Sowon tidak mengikuti langkah mereka.
"Sojung, Joohyun. Lo kagak ikut masuk ke dalam?" tanya Taeyeon.
"Kagak. Gue sama Sowon mau bantuin geng Ara dulu. Kalau lo berdua duluan ya duluan aja, ntar gue nyusul." jawab Irene.
"Oke. Gua duluan." Taeyeon dan Jisoo bergegas masuk ke dalam gedung sekolah. Irene dan Sowon membantu geng Ara yang sedang terkapar termasuk ketuanya, Hyomin.
"Makasih." ucap Kyuri.
"Kalian istirahat aja di pos. Jangan banyak gerak." kata Irene.
"Iya. Lawan kita cukup kuat. Padahal mereka bertiga cuma anak kelas 1. Hampir setara sama Sowon." kata Eunjung.
'Apa gue harus tanya ke Sowon soal anak itu? Tapi gue nggak enak hati sama dia.' batin Hyomin.
'Si bos kok diem aja. Apa dia gagal move on lagi?' pikir Jiyeon. Suasana mendadak hening tanpa mengeluarkan suara satu pun.
"Kok pada diem semua sih, hehe. Ya udah kita balik ke kelas aja." kata Irene. Mereka berdua segera berjalan menuju ke gedung sekolah.
"Tunggu!" Hyomin menahan Irene dan Sowon. Mereka berdua berbalik badan.
"Ada apa, bray?" tanya Irene.
"Gue mau ngomong sama Sowon. Tapi kalau lo mau ikutan juga nggak papa." jawab Hyomin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL
Dla nastolatkówSalah satu sekolah di pinggiran kota Seoul dahulu adalah sekolah favorit, unggulan dan berprestasi. SMK Hwalyeohan namanya, yang berarti "penuh warna" dan khusus perempuan. Namun semua berubah ketika ajaran baru yang menerapkan sistem zonasi, sekola...