11

62 3 0
                                    


"Malah pada ribut. Sini gue liat dulu." kata Yeeun. Dia juga mengamati petunjuk obat itu. Kemudian dia menggampar kepala Jeongyeon.

"Pantesan...." kata Yeeun.

"Terus kita ngapain kalau dia belum sadar?" tanya Suzy.

"Ya kita tunggu sampai dia sadar." kata Yeeun.

"Ya elah. Kita udah nunggu dia hampir 7 jam. Mana anak-anak pada tidur semua noh saking bosennya." kata Yubin. Yeeun melihat sekeliling gudang itu. Para anggota geng telah tertidur pulas. Dia melihat jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 22.30.

"Ya udah. Anak-anak kita tinggal aja." kata Yeeun.

"Terus nih cewek gimana?" tanya Jeongyeon.

"Lo aja yang nungguin. Lo kan bikin dia tidur lama." kata Sunmi.

"Lah kok gua sih. Gua juga ngantuk kali." kata Jeongyeon.

"Halah alesan mulu. Noh banyak anak-anak pada ketiduran di sini. Pokoknya lu jagain dia." kata Sunmi.

"Iye iye, gue jagain. Bawel mulu dah." gerutu Jeongyeon.

"Oh ya, kalau dia udah sadar, langsung telpon gue." kata Yeeun.

"Iye bos." kata Jeongyeon. Mereka langsung meninggalkan gudang itu. Jeongyeon terpaksa menginap di gudang itu untuk menunggu Sowon siuman.

Keesokan harinya, Irene sampai di gerbang sekolah. Dia tidak melihat keberadaan geng Ara yang biasanya menjaga gerbang tersebut. Kemudian dia memutuskan untuk masuk ke dalam sekolah. Beberapa langkah sebelum dia sampai kelas, terdengar suara gaduh di dalam kelas 1-A. Dia langsung bergegas masuk ke dalam kelas.

"WOI! RIBUT BAE!" teriak Irene. Yeeun, Sunmi dan Jihyo menoleh ke arah Irene.

"Eh bos, dia kan juga kuat. Kenapa nggak kita sekap aja." kata Jihyo.

"Dia kuatnya terlalu frontal. Mudah melawan." kata Yeeun.

"Berani-beraninya kalian nginjek kelas gue! Pergi!" usir Irene.

"Main usir aja. Gue udah kasih kabar sama geng di kelas ini. Mereka nggak percaya." kata Yeeun.

"Mereka bilang kalau ada yang nyulik Sowon kemarin sore. Ya jelas kita nggak percaya lah!" kata Wendy.

"Eh, diem lu bule! Kita lagi ngomong sama pentolan lu." kata Jihyo.

"Bilang sama gue! Siapa pelakunya!" seru Irene.

"Ya mana gue tau. Emang gue komplotannya." kata Yeeun mengangkat tangannya. "Gue duluan ya. Semoga berhasil nyari dia." Yeeun, Jihyo, dan Sunmi langsung meninggalkan kelas itu. Irene mulai khawatir dengan keadaan Sowon. Dia duduk di bangku sambil memegang kepalanya.

"Jadi lo pulang nggak barengan sama dia?" tanya Seulgi menghampiri Irene.

"Kaga. Gue malah jadi ngerasa bersalah ngebiarin dia pulang sendiri." jawab Irene.

"Mending kita cari dia aja gimana." kata Yerin.

"Kalau mau nyari mana ketemu, tempatnya aja nggak tau." kata Seulgi.

"Ya kali aja iseng-iseng nyari, eh ketemu." kata Yerin.

"Lu kata hadiah di makanan ringan. Beli 0,5 won dapet 50 won." kata Seulgi.

'Perasaanku nggak enak. Ada apa sama Sowon? Apa benar dia diculik? Duhhh. Aku kok jadi ngerasa bersalah gini ya.' gumam Irene dalam hati. 'Aku cuma berharap dia baik-baik aja di sana.' Irene melamun dan memandang ke depan sambil memikirkan nasib Sowon.

Sementara itu di gudang belakang sekolah, Sowon mulai siuman. Namun dia terkejut ketika melihat geng yang tidak asing dengan keberadaan mereka.

'Dimana aku? Kok ada di sini?' kata Sowon dalam hati. Dia mencoba untuk bersuara. Namun mulutnya telah disumpal oleh kain sehingga dia hanya berkata tidak jelas. Tak lama kemudian, Jeongyeon datang bersama gerombolan yang lain. Dia sangat senang ketika Sowon sudah siuman. Saat dia akan menghubungi ketua geng Wonder, Yeeun bersama Jihyo dan Sunmi telah datang.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang