Sky Garden, Jakarta, 2004
Restoran ini berada di puncak gedung tinggi di Jakarta. Tempat ini memiliki area dalam dan luar, Erlangga memilih area luar yang terbuka agar suasana ngobrol lebih lepas. Malam ini ia ingin merasakan suasana santai dan bebas.
Seorang pelayan baru saja meninggalkan meja mereka untuk menyiapkan makanan yang dipesan.
"Dulu kuliah arsitek dimana, Ga?" tanya Andi.
"ITB angkatan 95," jawab Erlangga.
"Lho? Kita bertiga satu kampus dong, aku 95, Widi 98, tapi gue di FSRD," sahut Andi.
"Oh, itu dia! Sekarang aku baru paham, kenapa wajah Widi seperti enggak asing, ternyata kita pernah satu kampus, tapi Widi bukannya kuliah di Jakarta?" tanya Erlangga.
"Saya sempat 2 tahun di ITB, Pak," jawab Widi.
"Jangan bikin suasana kaya di kantor, panggil nama aja," pinta Erlangga.
"Setuju! Dulu pas kuliah tinggal dimana?" tanya Andi.
"Sori, gara-gara pusing mikirin kantor, urusan lama jadi banyak yang lupa," sahut Erlangga.
"Kelihatannya sih bukan asli Bandung, dulu ngekos ya?" tanya Andi terus mengarahkan.
"Oh iya, ngekos, tapi dimananya aku lupa, udah 5 tahun yang lalu soalnya," jawab Erlangga.
"Dago, Pasteur, Ledeng?" tanya Andi memberi pilihan agar Erlangga mudah mengingatnya.
"Oh, Ledeng! Wah, memang harus sering ketemu sama orang-orang lama nih," jawab Erlangga senang.
"Tempatnya kaya apa? Soalnya gue punya sahabat yang kos di Ledeng, mungkin kalian ngekos di tempat yang sama," tanya Andi.
"Mulai agak inget nih. Rumah tua, warnanya cat dinding dan kusennya putih, tapi sudah mulai pudar," Erlangga berusaha keras mengingat.
"Mirip kosan Bodas," ujar Andi.
"Betul, kosan Bodas! Rumahnya memang agak jauh dari pemukiman lain, pekarangannya luas dan banyak pohon-pohon besar yang rindang, terus ada batu besar hitam yang unik. Hmm, batu itu kenapa sekarang ada di kantor? Nama temanlu siapa?" tanya Erlangga.
Andi bersemangat seperti sedang memunguti uang tercecer dari karung pembobol bank yang bolong. "Anak-anak kos manggil dia Uge, kenal?"
"Gondrong, ya?" tanya Erlangga.
"Nah!" Andi sangat senang, rupanya tidak terlalu sulit mengembalikan ingatan Erlangga.
"Oh anak ngaco yang terobsesi pacaran sama artis itu temenlu? Apa kabarnya dia?" tanya Erlangga.
Andi melongo, sedangkan Widi tertawa.
"Kabarnya kena amnesia akut. Kalo ketemu pengen kujedotin, biar ingetannya balik," sahut Andi kesal. Widi tertawa lepas.
"Dia emang ngelantur, tapi anaknya baik kok," ujar Erlangga.
"Kalo di ITB temen yang masih lu inget, siapa?" tanya Andi.
"Aduh, gue enggak bergaul, lupa!" jawab Erlangga.
"Kalo urusan ini pasti inget. Dulu di ITB punya pacar?" tanya Andi.
"Seinget gue, enggak," sahut Erlangga.
"Tapi tau dong kembang kampus jaman kita kuliah? Kalo enggak, jangan ngaku anak ITB lah," ujar Andi.
"Siapa ya? Sebentar... Dewi?" tanya Erlangga.
Andi terlihat senang, ia melirik Widi yang terlihat malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al Kahfi Land 1 - Menyusuri Waktu
Любовные романыUge, mahasiswa I TB, mengenal Widi, arsitek di Al Kahfi Land, melalui Chatting Lintas Waktu. Awalnya mereka tidak percaya berada di waktu berbeda, karena penasaran Uge mendatangi kantor Widi. Ternyata di sana tidak ada satu pun bangunan, Uge hanya...