Part 8

447 62 1
                                        

Kemarin adalah hari yang menyenangkan bagi Rose dan kedua temannya, siapa lagi kalau bukan Mark dan Renjun.

Sebenarnya Rose tidak terlalu menikmati waktu kebersamaan mereka dengan baik. Karena kemarin, si Taeyong pria paling judes sedunia itu ikut ke base camp tanpa sepengetahuan dirinya.

Menyebalkan, itulah kata pertama yang keluar dari bibir Rose saat mengetahui dia ada di sana.

Rose baru menyadari kalau sebenarnya Taeyong itu mempunyai sifat rese yang melewsti batas normal.

Taeyong itu orangnya rese, sampai sampai Rose ingin membunuhnya saat dia bilang bahwa masakan Rose tidak sesuai dengan masakan ibunya yang ada di rumah.

Padahal Rose sudah bersusah payah untuk memasak makanan itu dengan teliti, sampai sampai dia mengikuti resep dan cara yang sama seperti ibunya.

Dan dengan seenaknya dia berkata begitu, apakah dia tidak menghargai sedikitpun hasil usaha Rose.

Oh tentu!, diakan hanya bisa memerintah dan menilai jelek dari usaha orang lain, dasar pria sok pintar.

Rasanya Rose ingin membunuh pria itu saat hari itu juga, karena dia telah banyak memerintah Rose yang tidak tidak.

Mulai dari mengambil minum, mengambilkan pensil yang ada di sebelahnya, sampai sampai dia menyuruh Rose untuk mengelap keringatnya yang keluar dari pelipis.

Uh...., semua perlakuannya itu membuat hati Rose merengkul dengan amarah yang memuncak.

Biarkan nanti sore ibunya melihatnya berada di televisi. Yang terkabar bahwa Dirinya diduga telah berani melakukan percobaan pembunuhan secara terbuka, Rose tak mempersalahkan hal itu.

"M-maafin gue, turunin sekarang pisaunya, kita damai damai,"ucapnya dengan tangan badan yang sudah berada di belakang Mark saat Rose sudah mulai membawa pisau untuk membunuh pria itu.

Rose semakin mendekat, niat awalnya untuk membunuh Taeyong semakin bulat. Rose mulai mengangkat sudut bibirnya, seakan dia berbicara bahawa nyawa Taeyong saat ini ada di tangannya.

Namun rencana itu digagalkan saat Renjun menarik lengan kanan Rose dengan keras. Tubuh Rose terhuyung ke belakang akibat tarikan itu.

"Apa apaan si Jun, aku udah muak ya sama sikap dia,"ucap Rose dengan nada tinggi.

"Ya gue tahu dia nyebelin, tapi gak sampai bunuh juga kali Rose,"Rose menaruh pisau itu di atas meja, menghentakkan kakinya dan pergi keluar.

Rose memilih duduk di kursi yang ada di bawah pepohonan rindang. Dia mulai memejamkan matanya, menutup lama, dan menghembuskan nafas kasarnya.

Seolah Rose sedang berbicara didalam hati, kalau dia tidak mau marah dengan siapapun. Karena ibunya tak pernah mengajarkan dirinya untuk bersikap marah terhadap orang lain.

Sementara itu, di dalam terdapat 2 pria yang sedang memarahi Taeyong habis habisan. Seakan telinga Taeyong rasanya berubah menjadi panas setiap kali mereka berdua berbicara.

"Ngerti gak?,"Taeyong menggelengkan kepalanya.

"Nggak,"jawabnya dengan enteng. Renjun menepuk jidatnya sendiri, kesal, dengan temannya ini.

"Oon banget sih lo. Gue bilang intinya LO HARUS MINTA MAAF KE ROSE SEKARANG," ucap Renjun dengan nada tinggi sedikit ditekankan.

Taeyong melebarkan matanya sambil menunjuk dirinya sendiri, "Gue?.."tanyanya.

"Iya ih, susah ya ngomong sama lo, kayak ngomong sama batu tau gak sih,"ucap Mark yang tak kalah dari ucapan Renjun.

"Iya deh iya, gue minta maaf,"Mark dan Renjun tersenyum sambil menepuk bahu Taeyong.

EveryLasting | TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang