Sedari tadi Rose hanya menyandarkan punggungnya di tembok sambil menghembuskan nafas berulang kali.
Entahlah hari ini dia tak bersemangat belajar, pasalnya teman teman dan wali kelasnya menunjuk Rose untuk mengikuti olimpiade IPA.
Rose tak terlalu begitu antusias untuk mengikuti olimpiade itu, karena menurut dia rumus fisika lebih sulit dihafal dibanding dengan untaian kata puitis.
Lagi lagi Rose menghembuskan nafasnya yang entah sudah keberapa, Renjun melirik ke arah meja Rose sekilas.
Raut wajah Rose berubah setelah pelajaran fisika berakhir, mau tak mau Renjun yang notenya sebagai sahabat Rose harus merubah moodnya seperti sediakala.
Renjun menghampiri Rose yang sedang menutup wajahnya dengan jemari jemari lentik miliknya.
"Lo kenapa?,"Renjun mulai angkat bicara.
Rose terkejut dengan kehadiran Renjun yang secara tiba tiba, dia menurunkan jemarinya lalu menatap Renjun.
"Aku gak kenapa kenapa,"jawab Rose.
Renjun mendecak pelan, dia menumpukkan wajahnya dengan lengan, matanya menatap ke arah papan tulis.
"Pasti gara gara ditunjuk ikut olimpiadekan?,"Rose menegakkan badannya sambil menghembuskan nafasnya kembali. Lalu mengangguk.
"Tuh kan,"tebak Renjun
"Udahlah Rose terima aja, lagian pak Mahmud nunjuk lo itu karena dia percaya kalau lo bisa mengharumkan nama sekolah..."
"Selain itu, dengan lo ikut olimpiade ini mengasah sampai mana kemampuan lo, ya.. kalau lo lagi hokky bisa jadi menang, kan lumayan uangnya buat nambahin tabungan.."
Rose terdiam, mencerna kembali kata kata Renjun, betul sih apa yang dikatakan Renjun. Jika dia mengikuti olimpiade itu terus menang, uangnya bisa ia masukkan ke dalam tabungan.
Lama terdiam Renjun menyenggol bahu Rose, Rose membuyarkan lamunannya dan menatap Renjun.
"Jangan bengong.."ucapnya, Rose tersenyum kuda.
"Jangan terlalu dibawa pusing, mending sekarang kita ke kantin, kasian perut lo udah rata gitu.."satu cubitan di lengan mampu membuat Renjun meringis kesakitan.
Akhirnya mereka berdua memutuskan keluar kelas dan berjalan munuju kantin untuk mengisi cacing cacing yang sedari tadi meronta minta diisi.
Rose baru tersadar kalau di kelas dia tidak melihat keberadaan Mark, biasanya kalau ada dia, kelas selalu menjadi ricuh, tapi tadi kelas tampak damai aman dan sentosa.
"Mark kemana?,"tanya Rose.
"Dia gak masuk hari ini,"jawab Renjun.
"Kenapa? Kok gak ada kabar.."
"Katanya hari ini dia ada acara keluarga, dia udah izin kok ke wali kelas,"Rose mengangguk, dan merekapun sampai di kantin.
...........
Seorang wanita paruh baya memasuki ruangan yang berwarna putih, di ruangan ini tampak banyak sekali alat alat rumah sakit.
"Hai Dok,"sebuah papan nama yang bertuliskan 'dr. Baekhyun' menoleh lalu tersenyum kepada perempuan yang duduk dihadapannya.
"Gimana kabar nyonya?, apa tak terasa sakit lagi di bagian perut?,"
perempuan itu menggeleng, ia rasa sakit dibagian perutnya semakin bertambah setelah kembali dari sini satu bulan yang lalu.
![](https://img.wattpad.com/cover/183611211-288-k185307.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EveryLasting | Taeyong
Romantizm[Masih dalam tahap Revisi] "Rose izinin gue buat mewujudkan impian gue. Gue mohon Rose." Rose menutup matanya, "Yong." "Gue mohon Rose. Maaf kalau gue egois, tapi gue gak bisa tahan lagi sama hati gue." Aku, Rose tak pernah berharap akan mencintai s...