"Pah....udah, udah pah..."satu ucapan yang membuat seorang pria dewasa menatap tajam mata gadis kecil dihadapannya.
"Diam. Udah papah bilang pergi ke kamar, KAMU GAK DENGER?"gadis itu terdiam. Dia hanya bisa mematung sambil menangis sekeras mungkin saat pria itu membentaknya.
"Aku.. gak mau papah kasar sama ibu...."rengeknya. Pria kekar itu seketika mematung.
"Aku gak mau ibu sakit lagi...,"
Apa yang barusan dia perbuat? Pria itu melihat telapak tangannya yang memerah.Kenapa tangannya begitu mudah untuk menampar istrinya, kenapa tangannya begitu kejam hingga menyakiti keluarga kecilnya? Pria itu tetap mematung di tempat.
Saat dia terdiam, tiba tiba saja amarah yang ada dihatinya seketika kembali meluap. pria itu mendongakkan kepalanya lalu berjalan mendekat kearah Rose yang sedang menangis di hadapan ibunya.
Dengan kasar pria itu menarik lengan Rose hingga tubuh gadis itu terseret. Dengan kejam pria itu mendorong tubuh Rose ke kamar dan menguncinya dari luar.
"Papah jahat nak. Jadi jangan pernah anggap kalau papah ini orang baik hahhaha,"teriakan pria itu dari balik pintu.
"Pah.. buka, Rose mohon pahhh," Rose berusaha mendrobrak pintu namun nihil, ia hanyalah gadis kecil yang tak mempunyai tenaga besar seperti papahnya.
Tubuh Rose menyusut ke bawah, tangannya mulai menutupi daun telingannya saat mendengar suara jeritan ibunya yang kesakitan.
Dear diary
Hari ini adalah hari dimana papahku menyakiti ibuku lagi. Diary pernahkah kamu merasa sesesak ini? Sesakit ini? Aku sangat sesak saat mendengar suara rintihan ibuku. Aku merasa badanku juga ikut sakit saat ibu dipukuli. Tuhan... maafkan aku yang tak berguna ini, Tuhan... tolong jangan sakiti ibu, kirimkan dia sebuah tangan pelindung dari balik pintu ini. Ibu maafkan Rose bu...Rose menulis setiap kata kata itu dengan tangan gemetar juga air mata yang mengalir. Rasa sesak yang dia rasakan sebelumnya mulai mereda saat Rose menumpahkan segala rasa sedihnya kedalam sebuah tulisan dibuku diarynya.
Rose naik ke atas kasur. Tangannya menggenggam erat sebuah boneka teddy bear yang ada di sampingnya. Rose berusaha menenggelamkan wajahnya dan menutup matanya agar tidak membayangkan ibunya disiksa.
Dari dulu Rose selalu berharap bahwa ini adalah dunia mimpi bukan dunia nyata.
Namun, semua angan angannya itu seperti sangat nyata. Ketika Rose membuka mata, dia kembali mendengar suara jeritan ibunya,
Suara jeritan yang mampu mengembalikan rasa sedihnya.Prak.......
Suara pecahan piring mampu membuat tubuh Rose menegang. Apa yang terjadi? Apa ibu baik baik saja? Ibu Rose bingung harus berbuat apa, gadis itu terus menangis dibalik boneka kesayangannya.
Hari ini adalah hari yang paling Rose benci.
Benci kepada tuhan yang tidak pernah membuat takdirnya bahagia, benci terhadap takdir yang selalu membuat hidupnya berantakan, dan tentu saja benci terhadap papahnya yang membuat hatinya sakit dan hancur.
Kehidupan kenapa tak pernah mendukungnya secara penuh. Mana kebahagiaan yang dulu Rose dapatakan? apakah cuman 11 tahun Rose hanya bisa merasakan apa yang namanya bahagia?
Mana rasa kasih sayang yang selalu Rose rasakan saat dirinya bermimpi menjadi seoranh putri, mana? Apakah cuman 11 tahun kebahagiaan yang bisa gadis itu rasakan?.
Tuhan memang tidak adil pada dirinya. Rose selalu saja merasa iri kepada teman temannya.
Mereka yang setiap paginya selalu mendapat senyuman serta kecupan hangat dari orang tuanya yang justru sangat berbeda dengan Rose yang selalu mendapatkan pukulan kasar dari papahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
EveryLasting | Taeyong
Romansa[Masih dalam tahap Revisi] "Rose izinin gue buat mewujudkan impian gue. Gue mohon Rose." Rose menutup matanya, "Yong." "Gue mohon Rose. Maaf kalau gue egois, tapi gue gak bisa tahan lagi sama hati gue." Aku, Rose tak pernah berharap akan mencintai s...