Part 2

769 89 1
                                    

Hari demi hari berganti, masa pengenalan sekolah telai usai beberapa bulan yang lalu. Mereka yang awalnya malu malu, kini mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan baru serta teman baru.

Disaat teman kelasnya sudah menemukan teman terdekatnya, berbeda dengan seorang gadis yang hanya bisa menundukkan kepala dimejanya.

Saat yang lain berbicara banyak hal dengan teman barunya, gadis itu hanya bisa terdiam mematung ditempatnya karena tak ada yang mengajaknya mengobrol.

Rose lebih memilih menutup diri dibandingkan yang lainnya. Alasan gadis itu hanyalah simple, ia tak mau berteman karena takut menyakiti hati temannya.

Rose tersentak terkejut saat seseorang sengaja melemparkan sebuah buku dimejanya.

"Kerjain tugas fisika gue.Besok gue ambil,"

"Gue juga besok pagi gue ambil,"

Ya seperti itulah kebiasaan teman kelasnya saat beberapa guru pelajarannya memberikan tugas rumah yang harus dikumpulkan besok atau dijam pelajaran.

Disaat yang lain bahagia dengan teman barunya berbeda dengan Rose yang harus memikirkan cara untuk mengumpulkan uang. Rose sudah mempertimbangkan niatnya untuk membuka jasa mengerjakan PR teman temannya, karena hanya itulah yang Rose bisa untuk membantu ekonomi keluarganya.

"Iya.."Rose merapihkan buku buku itu dan memasukkannya kedalam tas. Satu tawaan keras mampu mengalihkan tatapan orang lain.

"Hahahha dasar anak miskin,"sindiran itu tak Rose dengar karena Rose sudah terlalu sering mendengarkannya tiap hari.

"Iya, lagian udah miskin ngapain sih sekolah. Udahlah mulung aja sana,"perkataan itu mampu menusuk hati Rose yang paling terdalam. Seolah perkataannya tak mengharapkan kehadiran Rose di kelas.

Rose menahan air matanya. Dia tidak ingin kedua orang itu menatap Rose yang lemah. Rose harus tegar, dia pasti bisa melewati semua ini.

Dia tak mau merepotkan ibunya, Rose ingin menghasilkan uang untuk membeli keperluannya. Karena Rose selalu kasihan melihat ibunya yang selalu bekerja keras untuk menghidupinya.

"Wehhh tuh mulut bisa disumpel sama kacang garuda gak?"semua murid di sana reflek melihat ke belakang.

Terlihatlah Renjun, sang ketua kelas yang sedang memasukkan beberapa butir kacang ke dalam mulutnya.
Renjun mengangkat alisnya satu, menatap orang orang yang melihatnya dengan maut.

"Ngapain lo semua pada liatin gue kayak gitu?"ucapnya sinis.

Rose sangat bersyukur mempunyai ketua kelas seperti Renjun. Renjun adalah sosok pria yang sangat diidolakan oleh para kaum hawa di sekolahnya.

Renjun seorang pria tampan, cerdas, dan baik kepada siapapun. Semua kelebihan yang Renjun miliki tak sedikitpun membuat pria itu menjadi sombong dan bersikap seenaknya.

Selain menjadi ketua kelas. Renjun juga sering dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi, jadi jangan heran jika satu sekolah tau dirinya.

Banyak sekali kakak tingkatnya yang bulak-balik ke kelas hanya sekedar ingin melihat wajah tampan pria itu.
Renjun yang awalnya merasa risih saat diperhatikan lama kelamaan menjadi biasa saja.

"Gue cuman gak mau aja ada pem-Bullyan di kelas ini. Kalau misalkan ada berarti gue gagal dong jadi ketua kelas,"orang orang yang menatapnya kini kembali menghadap ke depan. Mark, teman sebangku Renjun menyenggolnya.

"Ajibb tatapan lo tadi serem banget loh. Liat nih bulu kuduk gue sampe berdiri,"Renjun memukul lengan Mark dengan kencang sampai sampai Mark merintih kesakitan.

EveryLasting | TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang