Malam semakin larut, waktu selalu berganti setiap detik, menit, dan jam.
Tepat malam ini, Rose sedang merenungkan dirinya di salah satu halte yang tak jauh dari sekolah.Hancur, itulah yang menggambarkan hatinya. Sakit, itulah yang Rose rasakan. Perhatian, itulah yang Rose ingin dapatkan dari seseorang.
Bola mata Rose menatap indahnya langit yang dipenuhi bintang dan satu bulan. Rose kembali mengeluarkan air matanya yang entah sudah keberapa.
Tatapannya kosong, namun pikirannya mengingat kenangan indah bersama orang tersayangnnya.
Di pikirannya saat ini nampak dua manusia yang sedang tertawa bahagia, berlarian lalu berbaring di bawah pohon rindang. Membuat picnik kecil di belakang halaman rumah dan menangis bersama.Pikiran itu tak bisa hilang, Rose terus menerus mengingat rangakaian peristiwa yang dia lewati bersama ibunya.
Sekarang, Rose rindu dengan ibunya. Rindu dengan usapan hangat dari ibunya, rindu ucapan menyakitkan bentuk rasa sayang ibunya ke dirinya, dan dia rindu dengan nyanyiannya sebelum tidur.
"Jika diriku pergi jauh darimu jangan pernah kejar aku.."
Sambil menatap langit, sudut bibir Rose mulai terangkat secara perlahan hingga membentuk senyuman.
"Karena kau tidak akan sanggup untuk membawaku kembali bersamamu.."
Rose tahu itu, memang sulit membawa ibunya kembali ke dalam kehidupannya.
"Jika kau bersedih, ingatlah bahwa aku selalu ada di dekatmu.."
Rose selalu percaya dengan ibunya.
"Menatapmu di atas langit, dan memohon pada tuhan untuk mengubah takdir kehidupanmu.."
Lihatlah ke bawah bu, Rose tersenyum ke arah ibu. Rose juga menyanyikan lagu ibu, pasti ibu senang bukan?.
"Andaikan aku bisa datang, walau hanya berwujud hembusan angin maka aku akan bahagia.."
Rose berharap itu terjadi, walaupun Rose hanya bisa memeluk ibunya dengan wujud hembusan angin.
"Namun semua itu hanya angan angan yang sangat sulit diwujudkan.."
Karena realita manusia tak seindah apa yang dibayangkannya. Mustahil jika ibunya bisa menemui Rose dan menemani Rose dalam kesepian, itu mustahil.
"Tetap berjuang untuk masa depan indah yang harus diraih dengan setetes keringat.."
Rose yakin kata itu, apa yang Rose ingin capai dalam hidup pasti tidak akan pernah sia sia.
"Ingatlah aku selalu menatapmu dari jauh dan mendukungmu........."
"Hai ibu ini Rose. Rose bahagia bisa ditatap ibu. Ibu jangan pernah bosan ya natap Rose dari atas sana. Menatap Rose sampai tumbuh dewasa, Huh.., maaf ya bu Rose nangis. Ibu jangan khawatirkan Rose di sini, Rose baik baik aja kok,"Rose tersenyum meskipun sangat susah untuk mengangkat sudut bibirnya.
Rose menghela nafas kasarnya. Dia mengambil tas yang ada di sampingnya lalu pergi dari halte menuju rumah papahnya.
Sempat ada rasa sedih karena, Rose terpaksa harus tinggal di rumah yang bagaikan neraka itu. yang selau dihuni oleh para iblis yang jahat. Bagaimana tidak jahat, mereka semua memperlakukan Rose layaknya seorang babu disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
EveryLasting | Taeyong
Romance[Masih dalam tahap Revisi] "Rose izinin gue buat mewujudkan impian gue. Gue mohon Rose." Rose menutup matanya, "Yong." "Gue mohon Rose. Maaf kalau gue egois, tapi gue gak bisa tahan lagi sama hati gue." Aku, Rose tak pernah berharap akan mencintai s...