"H-hah apa?" Rose tertegun saat mendengar ucapan Taeyong
Taeyong menyentuh dagu Rose lalu mengangkatnya hingga tatapan mereka bertemu.
"Gue mau lo jadi pasangan Prom night g-"
"Kenapa?"
"Maksud?"
Rose memalingkan wajahnya dari Taeyong. Rose tak mau sampai pria itu melihat pipinya yang sudah memerah.
"Aku bingung sama kamu Yong. kenapa harus aku? Padahal ada Bila, adik kelas yang jelas jelas suka sama ka-"
Ucapan Rose terpotong saat Taeyong menempelkan jari telunjuknya ke bibir Rose. "Gue gak mau dia Rose, yang gue mau itu Lo. Lilia Rose."
Hati Rose berdesir. Ada dua rasa yang dia rasakan saat ini, yaitu rasa sedih dan bahagia.
Rose bahagia karena pada akhirnya dia bisa bersama dengan Taeyong, namun dia sedih saat tahu kalau pria itu adalah sahabatnya sendiri.
Rose menatap wajah Taeyong, dia mengambil nafas panjang. "Aku gak mau."
Otak dan hati Rose bertolak belakang. Otaknya berkata tidak mau, tetapi hati? Gadis itu menginginkannya.
"Kenapa?" Ada rasa kecewa yang ditampilkan Taeyong untuk Rose.
"Karena aku mau kamu dapat pasangan sempurna, yang bukan kayak aku,"
Taeyong memalingkan wajah, kini matanya menatap pantulan sunset dari sungai, "Gue gak butuh pasangan sempurna Rose. Karena sempurna tidak bisa memberikan kebahagiaan."
"Tapi.."
Taeyong beranjak dari tempatnya, dia menyandarkan kedua sikutnya di atas pagar, "Sejak munculnya lo dalam hidup gue. Gue ngerasa hari hari gue berubah jadi indah. Orang tua gue yang dulunya dingin, sekarang berubah jadi perhatian..."
"Dan itu semua berkat lo,"Taeyong memegang lengan Rose. "Gue juga mau bahagiain hidup lo Rose, jadi izinin gue untuk mewujudkan itu semua."
Rose terdiam, Taeyong mengusap lembut pipi gadis itu. "Gue janji gak bakal ada lagi air mata yang keluar dari mata lo, karena menurut gue lo pantas dapat kebahagiaan bukan kesedihan."
..........
Tubuh Rose terus berguling ke kanan dan ke kiri. Pikiran gadis itu melayang ke angkasa."Sumpah tadi Taeyong cakep bangettt"batinnya.
Rose memejamkan kedua matanya, kembali mengulang potongan kejadian tadi sore.
"Gue janji gak bakal ada lagi air mata yang keluar dari mata lo, karena menurut gue lo pantas dapat kebahagiaan bukan kesedihan."
"Aaaaaa romantis, sumpah.....!"
Herman yang melihat sikap putrinya itu dari balik pintu hanya bisa melongo tak jelas. Sudah lama ia tidak melihat sikap kekanak kanakan Rose.
"Ada yang lagi bahagia ni,"Herman berjalan masuk ke dalam. Rose langsung merubah posisinya menjadi duduk.
"Ng-nggak kok pah, perasaan papah aja kali,"balas Rose dengan nada terbata bata.
Herman tersenyum kecil. Ia membelai lembut rambut panjang milik Rose. "Papah seneng bisa ngeliat kamu bahagia gini. Udah lama papah gak liat gigi kelinci kamu."
Rose tersenyum bahagia sampai sampai ia memperlihatkan gigi kelincinya.
"Manisnya anak papah. Ibu kamu pasti bahagia ngeliat kamu tersenyum gini. Maafin papah ya nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
EveryLasting | Taeyong
Romance[Masih dalam tahap Revisi] "Rose izinin gue buat mewujudkan impian gue. Gue mohon Rose." Rose menutup matanya, "Yong." "Gue mohon Rose. Maaf kalau gue egois, tapi gue gak bisa tahan lagi sama hati gue." Aku, Rose tak pernah berharap akan mencintai s...