Jam 3 kita baru pulang, gue lagi jalan mau ke parkiran. Ini gue mau nunggu Jaemin di parkiran, dia lagi dipanggil pak Jaehyun soalnya.
Gue dapet lihat Jeno sama Siyeon jalan berdampingan. Kesel aja gue dia mau nganter Siyeon tapi gabilang bilang ke gue gitu ya kan kita berangkat bareng, nanti gue pulangnya gimana? Jaemin kan gatau gue tinggal bareng Jeno.
"ayo" Jaemin tiba tiba udah dateng dan langsung jalan ngelewatin gue.
Dia masih marah.
"Jaem," gue nahan tangan Jaemin, dan mendongak untuk liat dia.
"lo masih marah sama gue? Kenapa sih Jaem?"
Jaemin ngelepas tangan gue. "gapapa. Ayo cepet"
Jaemin ngeluarin motor nya, dan gue langsung naik. Gue gatau Jaemin mau bawa gue kemana, kita diem dieman aja selama dijalan. Gaada yang ngomong. Cuma suara angin, dan kendaraan lainnya.
.
"kok, kerumah lo? Ngapain?"
Jaemin membuka helmnya dan menaruhnya diatas motor. Ia masuk lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Lena.
"gaada tujuan lagi."
Lena hanya diam selanjutnya. Sembari menunggu Jaemin yang masuk ke kamar tadi, Lena menunggu Jaemin di ruang tamu.
"ganti baju lo" tiba tiba Jaemin datang sambil membawa baju dan celana trainingnya. Lena hanya mengerutkan dahinya melihat itu.
"ngapain? Gue pake ini aja"
"dirumah gue gaada siapa siapa, lo mau berakhir di kamar gue?" tanya Jaemin nada khasnya yang, datar.
Lena sedikit mundur setelah Jaemin mengeluarkan kalimat itu. Salahkan Lena yang memakai pakaian terlalu ketat, dan rok yang pendek. Siapa yang tidak tergoda?
Dengan pelan Lena mengambil pakaian Jaemin.
"gue, ganti dimana?"
"kamar gue diatas"
Langsung saja Lena menuju kamar Jaemin. Membuka pintu kamar dengan pelan, hal pertama yang Lena lakukan adalah, melihat lihat sekeliling isi kamar Jaemin. Cukup rapi untuk kamar lelaki.
Mulai Lena membuka seragam sekolahnya, dan menggantinya dengan tshirt hitam polos milik Jaemin, celana training panjang abu abu. Sangat besar ditubuh Lena.
Bibirnya mengerucut saat melihat dirinya di cermin. "besar banget ini ah"
Jaemin tiba tiba masuk dan membuat Lena terkejut.
"Jaem! Ketuk dulu kek! Kalo gue lagi telanjang gimana?!"
"buktinya engga kan"
Lena membuang nafasnya. "sebenarnya lo ngapain si ngajak gue kerumah? Terus minjemin gue baju juga, buat apa?"
Jaemin duduk disamping kasurnya, kemudian ia mengambil ponsel di laci nakas.
"lo gabawa hp tadi kesekolah?"
Jaemin hanya menggeleng. Lena langsung berpikir, pantas Jaemin tidak pernah muncul di grup chatnya. Jaemin jarang membuka hpnya.
"gue gatau mau ngapain. Mau berdua aja sama lo"
Kalimat Jaemin membuat Lena tertegun.
Lena tertawa, paksa. "ya kalau mau ngumpul bilang aja apa susahnya kan? Bisa nongki bareng lagi kita"
"maunya berdua aja. Sama lo. Ngerti?"
Lena yang masih berdiri melangkah mundur dua langkah, tentu Jaemin dapat melihat kaki Lena. Jaemin tersenyum karena melihat celananya yang sampai terinjak oleh kaki Lena. Sangat panjang dan besar.
Jaemin berdiri dan mendekati Lena. Tentu Lena melangkah mundur hingga tubuhnya terbentur dengan dinding, lalu, dikunci oleh Jaemin yang berada didepannya. Sangat dekat.
"gue mau jujur."
Lena menatap takut takut kearah Jaemin.
"a-apa?"
"gue cemburu liat lo deket sama Jeno"
.
Siyeon tersenyum senang melihat novel yang ia dapatkan ditangannya.
"sesenang itu dapetin novelnya?" Jeno yang berdiri disamping Siyeon hanya mengekori gadis ini sedari tadi yang mengelilingi sekitar.
Siyeon mengangguk antusias. "iyalah, ini tuh bagus banget. Ceritanya juga gue banget. Coba deh lo bac— a"
Siyeon merasa terpaku karena, saat ia mendongak untuk menoleh pada Jeno, jarak mereka sangat dekat.
"udah kan? Ayo gue anter pulang"
Alasan gue mau anter Siyeon itu cuma mau lihat lo ngelarang gue apa engga. Ternyata diluar ekspetasi gue. —Jeno
✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD GIRL; lover | Lee Jeno[✔️]
Fanfiction[FINISH] Menghadapi gadis nakal seperti Lena, Jeno harus terbiasa. Apalagi untuk bertemu setiap hari.