Setelah kejadian itu, para guru menyarankan untuk menyelesaikan camping hari ini juga. Mereka semua sudah siap siap akan kembali ke rumah masing masing, setelah selesai membereskan tenda dan hal lainnya.
Jeno meminta ijin pada Pak Jaehyun, walinya untuk menelpon kedua orang tuanya agar menjemput dirinya dan juga Lena.
Lena masih terbaring lemah. Tubuhnya terlalu lemas untuk dia berjalan. Pak Jaehyun mengijinkan karena itu juga yang terbaik untuk Lena.
"gila, untung Lena kita ga kenapa kenapa" kata Hyunjin yang menatap Lena dari jauh. Lena tertidur dengan pulas di tenda guru yang lebih besar dari tenda murid murid.
Jaemin diam saja. Dia sangat khawatir, sama seperti Jeno. Tapi ia sudah memilih untuk mengalah, ia harus belajar menganggap Lena adalah hanya teman atau, adiknya.
Jauh di lubuk Jaemin, ia sangat ingin memeluk Lena.
Renjun melirik Jaemin yang diam menatap Lena.
"belajar mengalah, nanti lo bakal dapet yang pantas buat lo"
Jaemin menoleh pada Renjun. "apa dah" langsung saja Jaemin pergi mengambil tasnya.
Saat Lena ditemukan, dan Jeno yang menggendong Lena, semua anak anak sangat terkejut. Ada terkejut karena Lena sudah ditemukan, atau iri karena Lena digendong oleh Jeno. Entahlah.
Mereka semua tidak tau kalau Jeno dan Lena sudah berpacaran. Hanya Jaemin yang tau. Terlebih Siyeon, dia hanya terdiam melihat Jeno yang begitu khawatir terhadap Lena.
"Jeno? Mana Lena?" Jeno yang sedang merapikan kayu bakar bekas semalam, terhenti karena mamanya ternyata sudah datang dengan wajah khawatir.
"mah? L-lena di tenda guru"
"anter mama kesana cepet!"
Jeno berjalan lebih dulu, dan mama nya sudah dapat melihat Lena yang tidur masih dengan wajah pucatnya.
"astaga Lena" Mama Yoona mengelus rambut gadis itu, dan mengelap keringat Lena yang berada di dahi.
"Lena sudah lebih baik kok, untungnya tidak terjadi yang lebih lagi" Bu Joy mendekat sambil memberikan gelang yang sering Lena kenakan.
"ini, tadi jatuh, saya temui di dekat kamar mandi"
Jeno mengambil gelang berwarna hijau soft itu.
"saya boleh ajak mereka pulang sekarang kan?" tanya Mama Yoona pada Bu Joy.
Tentu Bu Joy mengangguk, tidak mungkin melarangnya.
"Jen, kamu gendong Lena, Papa kamu udah bawa tas kalian ke mobil kok, ayo"
Tanpa menjawab pun, Jeno langsung menggendong Lena yang masih tertidur. Mungkin Jeno pikir, Lena tidak akan terbangun tapi Lena malah sedikit melenguh, dan memeluk leher Jeno.
"aku, takut Jen"
Jeno sempat diam sebentar, ia mengeratkan gendongannya sampai wajah Lena berada di ceruk lehernya.
"gapapa, semua udah baik baik aja"
Tentu, tidak lupa saat Jeno keluar dari tenda guru, semua murid murid ada yang bersorak iri, diam karena cemburu, iri, ya seperti itulah.
Yeji yang melihat itu hanya menatap datar. "caper banget"
Siyeon yang tak sengaja mendengar itu hanya menatap jengkel pada Yeji.
"lo ada masalah apa sih? Benci banget sama Lena"
Yeji menoleh. "oh ya? Emang lo ga benci sama Lena? Lo suka sama Jeno kan?" Yeji tertawa remeh. "semua, satu sekolah malah jodoh jodohin lo sama Jeno, tapi malah Lena pacarnya"
Siyeon speechless. "p-pacaran?"
Yeji pura pura terkejut. "lo gatau mereka pacaran? Astaga otak lo nol banget. Lo ga liat cara Jeno khawatir ke Lena? Mereka pacaran. Makanya jangan jadi buta lo gara gara suka Jeno"
Mata Siyeon sedikit berair, kini ia beralih pada Jeno yang masih menggendong Lena untuk menuju mobil.
"sabar ya, sok polos banget lo emang" Yeji pergi meninggalkan Siyeon.
Siyeon? Merasa direndahkan.
.
Setelah berpamit pada teman teman, Jeno beserta orang tuanya sudah dalam perjalanan pulang.
"Lena? Denger tante kan?"
Lena yang menyender pada dada Jeno, hanya mengangguk lemah.
"baju kamu kotor, Jen, buka jaket Lena, ganti yang baru, mama udah bawain kok di belakang ada"
Jeno membantu Lena untuk membukakan jaketnya, hingga menyisakan tshirt putih polos gadis itu.
"mana mah? Gaada tuh"
"loh, ada kok, coba liat baik baik, paperbag warna putih"
"oh iya," Jeno mengambil paperbag itu, dan membuka Jaket untuk dipakaikan pada Lena.
Lena hanya diam menurut tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"kalian pasti ngelakuin ya aneh aneh ya?" Papa Donghae bertanya pada Jeno.
"engga pah, mungkin karena kemarin malam aku sakit, terus Lena yang ngerawat aku, aku malah suruh dia tidur sebentar sama aku, ya.. itu aja"
"Jeno, Jeno, ngambil kesempatan aja kamu. Lain kali jangan kaya gitu, lihat kan Lena hampir hilang? Kamu mau ganti Lena yang baru?"
Jeno menggeleng. "gamaulah, Lena yang model begini cuma ada satu" Jeno mengeratkan jaket kebesaran itu tubuh Lena.
Karena jalan menuju kota melewati hutan hutan, Lena jadi takut, ia dengan cepat memeluk Jeno erat, karena takut dengan pohon pohon besar, hutan, dan gelap. Sangat trauma.
"Eh, Len kenapa?"
Mama Yoona sampai menoleh kebelakang karena suara Jeno.
"Lena kenapa?"
"mungkin trauma mah, ini masih ngelewatin hutan hutan" oh, ghost, Jeno sangat peka.
"Len? Udah jangan nangis lagi, gapapa kamu ga sendiri"
Lena memeluk Jeno erat, sambil menyender didada bidang milik Jeno, Lena mencoba untuk memejamkan matanya, tapi terlalu gelap. Jadi ia tetap membuka matanya yang sayu.
Yang dilakukan Jeno, hanya membelai rambut Lena dengan lembut, dan satu tangannya lagi bertautan dengan tangan Lena.
✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖
Karena Lightstick aku udah dateng, aku jadi semangat banget updatenya
Jangan lupa vote dan komen ya 💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD GIRL; lover | Lee Jeno[✔️]
Fiksi Penggemar[FINISH] Menghadapi gadis nakal seperti Lena, Jeno harus terbiasa. Apalagi untuk bertemu setiap hari.