PART 2 "Bagaimana Mungkin?"

152 5 3
                                    

        Laki-laki itu masih menatap Lyssa dengan tatapan yang cukup serius.

'Apakah dia benar orang yang aku kenal? Benarkah itu dia?' batinnya terus bertanya dan semakin penasaran.

"Habiiiss..." rengek Lyssa saat gelasnya kembali kosong.

      Laki-laki itu tersadar dan dia kembali fokus pada kejadian saat ini. Hampir setengah botol dihabiskan oleh gadis itu.

"Waah. Kau sudah gila??" bartender itu sangat kesal sekarang.

       Lyssa mengerucutkan bibirnya dan matanya berkaca-kaca.

"Hiks."

      Mendengar isakan itu bartender dan laki-laki itu heran.

"Kenapa sekarang kau malah menangis?" tanya bartender itu bingung apa yang harus dia lakukan.

"Itu karena kau membentaknya tadi." tuduh laki-laki itu.

"Aku tidak membentaknya. Aku hanya menegurnya." elak si bartender tidak terima.

"Itu sama saja." keukeuh laki-laki itu tak mau mengalah.

"Aku benci dia. Aku benci mereka. Kenapa mereka sangat kejam??" Lyssa mulai mengucapkan segalanya yang bahkan tidak di mengerti oleh kedua laki-laki itu.

"Kenapa mereka mengkhianati ku?? Kenapa?? Kenapaaa???" Lyssa berteriak keras dan tidak perduli jika itu mengganggu yang lain. Itu tidak mungkin, bahkan musik di club itu lebih keras dari teriakannya.

"Kau!" tiba-tiba dia menunjuk bartender itu dengan tatapan galak.

     Bartender itu kebingungan sendiri. Dia menunjuk-nunjuk dirinya sendiri dan terus memberikan tatapan bertanya.

"Apa kau pernah dikhianati sahabat mu sendiri??" tanya Lyssa tiba-tiba. Dia tidak peduli kalau yang ia tanya bahkan tidak mengerti apa yang sejak tadi ia bicarakan. Sekarang otaknya bahkan tak mampu berpikir jernih.

"Apa kau pernah begitu mencintai seseorang?" random sekali semua yang Lyssa ucapkan malam ini.

"Tapi orang yang sudah kau cintai begitu lama malah mencintai sahabat mu sendiri." lanjutnya dengan wajah yang tiba-tiba berubah murung.

      Kedua lelaki itu saling bertatap dengan tatapan yang sama-sama tidak mengerti dan sangat tidak ingin ikut campur.

"Kau!" kali ini sasaran Lyssa adalah laki-laki yang duduk di sampingnya itu.

      Dia hanya menatap Lyssa.

"Apa kau punya pacar? Aaah pasti punya. Kau sangat tampan tidak mungkin kalau kau tidak memiliki pacar." dia bertanya dan kemudian menjawabnya sendiri. Terlihat sangat bodoh.

      Lyssa mendadak diam. Dia memutar-mutar gelas alkoholnya yang sudah kosong. Terdengar gumaman samar yang sama sekali tidak dimengerti oleh kedua lelaki itu.

"Kenapa dia?" bisik bartender itu.

"Mana aku tau." balas laki-laki itu juga berbisik.

       Laki-laki itu kembali meminta wine dan meminumnya dengan elegan sambil menatap Lyssa.

'Ini benar-benar kau?' batinnya masih terus bertanya-tanya.

Flashback on

      Seorang gadis berlari dengan terburu-buru.

"Kau! Jangan mencoba kabur!" seru seseorang menghentikan langkah gadis itu.

       Tiba-tiba seorang laki-laki berdiri di hadapannya. Dia melirik name tag yang menggantung di leher gadis itu.

Hubungan dalam Kerumitan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang