Beberapa tahun kemudian
Terlihat pantai yang sangat indah. Dengan pasir putih halus yang memanjakan kaki setiap orang yang mengijaknya. Dan desiran ombak yang teratur sehingga memberikan melodi tertentu. Juga angin berhembus dengan lembutnya menyapa setiap kulit manusia yang berada di pantai itu.
Keindahan seperti ini tentunya membawa kebahagiaan. Begitu pula kebahagiaan yang diberikan pada dua anak kecil yang tampak sangat menikmati pantai itu. Mereka memberikan melodi baru di pantai itu dengan tawa-tawa kecil mereka yang riang.
Keduanya nampak sangat bahagia. Jarak umur keduanya hanya berbeda 3 tahun. Dengan si kakak yaitu seorang anak laki-laki yang sangat tampan berusia 7 tahun. Ketampanan anak laki-laki itu bahkan menjadi rebutan dari beberapa perancang busana terkenal yang ingin menjadikannya model. Namun ditolak oleh orang tua sang anak dikarenakan anak mereka tidak boleh melakukan pekerjaan apapun di usia yang sangat muda. Bekerja itu kewajiban dari orang tua si anak bukan kewajiban anak itu. Apapun alasannya, anak laki-laki itu tidak akan bekerja.
Sementara sang adik, si bungsu yang berumur 4 tahun juga mewarisi kecantikan sang ibunda. Sama-sama pernah ditawari menjadi bintang iklan produk anak. Tapi, lagi-lagi orang tua menolak dengan tegas. Bahkan melarang siapapun menawarkan pekerjaan pada anak mereka.
Kedua anak kecil itu berlarian di tepi pantai dengan kaki-kaki kecil mereka. Si adik yang selalu ingin mengerjai kakaknya dan si kakak yang ingin membalas tapi tidak pernah tega karena terlalu menyayangi adiknya. Alhasil mereka saling menertawakan satu sama lain.
Disisi lain, orang tua mereka berdiri tak jauh dari mereka dengan wajah yang tak kalah bahagianya dari kedua anak kecil itu. Mereka berpelukan sambil melihat anak-anak mereka.
Sang suami yang tidak lain adalah Rakha memeluk sang istri dari belakang.
Siapa istrinya?
Tentu saja Lyssa, memang siapa lagi. Rakha memeluk Lyssa dari belakang. Meletakkan dagunya di atas bahu terbuka Lyssa. Karena Lyssa yang memakai dress pantai selutut berwarna putih berkerah model sabrina, sehingga bahunya terekspos. Sementara Rakha, memakai kemeja santai lengan pendek berwarna putih juga sewarna dengan celana pendek selututnya. Mereka memang mengenakan dress code putih di pantai hari ini karena baru saja selesai mengambil foto keluarga.
Dan sekarang, setelah pengambilan foto selesai mereka tidak langsung pulang tapi menghabiskan waktu menikmati keindahan pantai yang menjadi pilihan mereka.
"Sayang." panggil Rakha begitu lembut di telinga Lyssa.
"Hm?" gumam Lyssa menjawab tak kalah lembut.
Mereka tidak saling menatap karena tatapan mereka masih tertuju pada kedua anak kecil yang tertawa bahagia itu.
"Mereka terlihat sangat bahagia." ucap Rakha.
"Iya. Mereka bahagia." Lyssa menimpali dengan setuju.
"Bagaimana dengan mu?" tanya Rakha pelan.
"Aku? Aku kenapa?" tanya Lyssa balik.
"Apa kau bahagia?" tanya Rakha lebih jelas.
"Aku bahagia. Melihat wajah bahagia mereka, maka aku juga bahagia. Mendengar tawa riang mereka, aku juga bahagia. Mereka itu kebahagiaan ku." jawab Lyssa tersenyum dengan tatapan yang tertuju pada 2 malaikat kecilnya yang berlarian dengan riang.
"Aku juga bahagia jika kalian bahagia." ungkap Rakha juga tersenyum menatap objek yang sama dengan Lyssa.
"Sesederhana itu?" tanya Lyssa sedikit menolehkan kepalanya ke arah Rakha. Mereka bertemu pandang.
"Iya. Sesederhana itu." jawab Rakha sangat yakin.
"Kalau begitu kebahagiaan ku juga sederhana." tukas Lyssa kembali menghadap ke depan.
"Karena mereka?" tanya Rakha.
"Kebahagiaan ku bersama mu dan bersama malaikat-malaikat kecil ku." jawab Lyssa tulus.
Rakha mengeratkan pelukannya dan ia memejamkan matanya menikmati kebersamaan mereka.
Mereka hanya diam saling menyalurkan kebahagiaan lewat tatapan mereka. Sampai akhirnya sumber kebahagiaan mereka menghampiri mereka.
"Mama!!!"
"Papa!!!"
Dua suara yang terdengar sangat riang itu semakin mendekati mereka berdua. Rakha melepaskan pelukan mereka dan bersiap menyambut 2 malaikat kecil mereka yang berlarian saling mendahului untuk mendekati orang tua mereka.
"Mama!!" si tampan mendapatkan tempat pertama dan langsung menghambur memeluk Lyssa yang sudah berjongkok untuk memyambutnya.
"Aaaa....aku mau sama mama." si kecil yang cantik berwajah imut itu merajuk.
Rakha memeluk putri kecilnya.
"Kamu sama papa saja ya, sayang." Rakha menciumi pipi gembil putri kecilnya."Yeee..." soraknya memeluk leher sang papa.
Mereka tertawa. Saling berpelukan bersama. Menyalurkan kebahagiaan tanpa perlu diiringi kata-kata lagi. Kebahagiaan yang tidak perlu diucapkan lagi, kebahagiaan yang nyata. Walau awalnya tidak terasa nyata, tapi akhirnya begitu nyata. Meski awalnya terlalu rumit untuk dimengerti, tapi pada akhirnya semua orang dapat mengerti dan memahami perasaan mereka masing-masing. Dan sebuah akhir adalah pembuktian dari pilihan yang dibuat oleh masing-masing orang.
Pilihan yang mungkin pernah disesali tapi tidak pernah diingkari.
*****
"Aku sadar, bahwa tidak semua yang aku cintai di awal, juga akan aku cintai sampai akhir. Begitupun dengan apa yang aku benci selama ini, belum tentu akan aku benci untuk selamanya. Karena saat ini aku tidak lagi bisa menemukan dimana dinding kebencian ku terhadap mu, yang aku temukan hanyalah aku bahagia bersama mu dan aku tidak pernah menyesal telah memilih kembali pada mu lalu membuka hati ku untuk mu."
-Lyssa---*****---
"Aku tau keegoisan ku untuk memiliki mu bukan cara yang benar. Dan aku mengerti meruntuhkan dinding kebencian yang telah kau buat untuk ku selama ini tidak lah mudah. Tetapi tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Tidak mudah artinya aku hanya harus memperkuat perjuangan dan pembuktian cinta ku pada mu yang lebih kuat daripada dinding kebencian yang kau bangun. Seperti sekarang ini, melihat mu yang tetap bahagia disaat bersama ku adalah sumber kebahagiaan ku."
-Rakha---*****---
"Bersama mu aku merasa bahagia."
"Dan kebahagiaan mu lah yang menjadi sumber kebahagiaan ku."
*****
-----The End-----
***** *****
Terimakasih,
PenulisFor Event:
#JajarGenjangEP
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan dalam Kerumitan (End)
Romance[Complete] . . . Pernahkah kamu mencintai seseorang yang tak mencintai mu? Atau kamu pernah dicintai oleh seseorang yang sangat kamu benci? Atau bahkan kamu pernah merasakan sakit hati karena orang yang kamu cintai mencintai sahabat mu sendiri? Dan...