PART 18 "Kejujuran"

88 3 0
                                    

        Orang tua Lyssa berada di ruang makan untuk sarapan bersama. Ini adalah hari minggu dimana mereka semua berkumpul, apalagi sekarang ada orang tua Rakha juga disana.

"Ini kemana kok Lyssa belum kesini? Lyssa masih di kamar, Kha?"  tanya Rea mama Rakha. Mereka semua tampak mencari-cari Lyssa.

"Rakha, kurang tau, Ma." jawab Rakha dengan pelan.

       Orang tuanya dan orang tua Lyssa menatap Rakha dengan tatapan aneh.

"Loh gimana sih kamu? Kan kalian tidur di kamar yang sama. Masa iya kamu gak lihat Lyssa masih di kamar atau enggak." tukas Lia, mama Lyssa dengan nada heran.

"Tapi tadi malam kami gak tidur sekamar, Ma. Rakha rasa Lyssa tidur di kamar kakaknya tadi malam." ujar Rakha.

"Loh kok malah tidur sama Vanno. Yang benar saja anak itu yaa. Udah nikah masa tidur masih sama kakaknya sih." Lia menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Ya udah lah, Ma. Mungkin Lyssa itu kangen sama Vanno. Kan mereka juga udah lama gak ketemu. Mama kaya gak ingat aja seberapa lengketnya mereka dulu." Rama menenangkan istrinya dengan nada santai.

"Tapi sekarang kan Lyssa udah nikah, Pa. Awas aja nanti si Vanno itu, mama suruh nikah juga." ucap Lia dengan kesal.

"Nikah sama siapa?" tanya Vanno tiba-tiba.

      Vanno datang ke ruang makan dan di belakangnya Lyssa berjalan dengan kepala menunduk.

"Nah kan. Yang diomongin datang juga. Kok kalian datangnya berdua sih? Benar Lyssa tidur di kamar kamu?" tanya Lia dengan tatapan tajam pada Vanno.

"Iya. Lyssa tidur sama Vanno tadi malam." jawab Vanno dengan santai.

       Vanno mengambil posisi duduk tepat di samping Rakha sedangkan Lyssa di sampingnya.

"Emang kalian ngomongin apa sih? Masa sampai Lyssa ketiduran di kamar kamu. Kasihan dong Rakha. Masa iya tidurnya pisah sama Lyssa." tukas Lia.

"Biasa aja, Ma. Biasanya juga tidurnya pisah. Di appartement, kami juga beda kamar." Lyssa kali ini angkat bicara. Tapi nada suaranya terdengar dingin dan datar. Jika seperti ini dia seperti Vanno versi perempuan.

       Rakha mengernyit mendengar suara dingin Lyssa. Kedua orang tua Rakha juga tampak terkejut, tapi mereka berusaha untuk tetap tenang. Rama, papa Lyssa juga tampak biasa saja, dia seperti sudah tau kalau kedua anaknya bisa berbicara seperti itu jika mereka tidak suka dengan apa yang sedang dibicarakan, jadi bisa dia simpulkan kalau Lyssa tidak menyukai pembahasan itu. Lain dengan Lia, dia menatap Lyssa tajam bahkan seperti ingin memarahi Lyssa.

"Lyssa. Ngomongnya yang sopan dong." tegur Lia dengan tegas.

"Maaf, ma." sahut Lyssa cuek.

"Kamu apain adik kamu sih? Kenapa jadi kaya gini, perasaan semalam baik-baik aja." ujar Lia heran.

"Emang kaya gitu kan dia dari lahir." sahut Vanno tak kalah cuek dari Lyssa.

      Kedua orang tua mereka hanya bisa menggelengkan kepala mereka maklum.

"Ma, sekarang kita sedang ada di meja makan. Sudahlah, mama jangan mengajukan pertanyaan terus pada mereka. Kita kan disini untuk sarapan. Mama sendiri yang bilang pagi ini kita mau piknik keluarga." Rama menahan istrinya yang tampak semakin kesal pada kedua anaknya.

"Iya, untung papa ingatin. Huuh, ya sudah ayo kita sarapan." ajak Lia pada semuanya.

      Semua mulai mengambil makanan masing-masing bergantian. Para istri mengambilkan untuk suami mereka, tapi tidak dengan Lyssa. Dia malah mengambilkan lauk untuk Vanno.

Hubungan dalam Kerumitan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang