"Apa yang kau lakukan disini!!??" Rakha berseru marah begitu dia berada di dekat 2 orang yang sedang bersama itu.
"Rakha." salah satu dari mereka adalah seorang perempuan dan dia tidak lain adalah Lyssa.
Tentu saja itu Lyssa. Jika bukan Lyssa untuk apa Rakha mendatangi mereka dengan penuh amarah.
"Apa yang kau lakukan bersama laki-laki asing ini di lorong yang sedang sepi begini??" tanya Rakha pada Lyssa dengan tatapan begitu tajam.
"Rakha. Aku tidak-...."
"Kau berduaan dengan laki-laki lain bukannya langsung kembali ke tempat ku menunggu?" tanya Rakha memotong ucapan Lyssa.
"Aku tidak berduaan dengan Devan." sanggah Lyssa cepat.
"Devan? Ooh jadi ini laki-laki pujaan hati mu itu. Pantas saja kau lupa sedang bersama ku, ternyata kau bertemu pujaan hati mu disini." ucap Rakha dengan senyum sinis.
"Aku memang bertemu dengannya. Tapi itu tidak disengaja. Dan kami juga tidak melakukan apapun. Kami hanya mengobrol." ujar Lyssa membela diri.
"Intinya kau tetap berduaan dengannya disini. Aku pikir kau kenapa-kenapa sehingga kau begitu lama di toilet. Tapi ternyata apa? Kau malah sedang bersama laki-laki lain di lorong sepi begini." Rakha mulai memelankan suaranya dan dia mengusap wajahnya kasar.
Lyssa tertegun.
"Aku dengan cemas mencari mu ke toilet, tapi ternyata kau bersenang-senang dengannya disini." tambah Rakha tanpa menatap Lyssa.
Baiklah. Lyssa lebih tertegun lagi.
"Aku tidak bersenang-senang. Asal kau tau, bertemu dengan Devan bukan keinginan ku. Dan berbicara dengan Devan juga bukan keinginan ku. Laki-laki sialan ini membicarakan perempuan lain. Dia hanya menanyakan Dara pada ku tanpa peduli perasaan ku." ucap Lyssa sambil menunjuk-nunjuk Devan yang sedari tadi hanya diam melihatnya bertengkar dengan Rakha.
"Lyssa, a-aku...minta maaf. Bukan maksud ku tidak memikirkan perasaan mu, tapi aku hanya ingin tau tentang Dara. Dia tidak pernah menjawab telefon ku juga membalas pesan ku. Kau tau sendiri kan, aku mencintai Dara, aku tidak bisa memaksa hati ku untuk mencintai mu." sahut Devan dengan suara pelan, dia berusaha memegang tangan Lyssa yang terus menunjuknya.
"Kau pikir aku masih berhubungan dengan Dara? Aku bertemu dengannya terakhir kali itu 2 minggu yang lalu. Aku mengundangnya ke pernikahan ku, tapi dia tidak menampakkan diri sama sekali. Jadi mana aku tau dia bagaimana sekarang. Persahabatan ku dan dia rusak juga karena kau." Lyssa menepis tangan Devan yang berusaha memegang tangannya.
"Ka-kau sudah menikah? Dengan siapa dan kenapa kau tidak memberi tau ku? Kau bahkan tidak mengundang ku." Devan memprotes apa yang Lyssa lakukan tentang pernikahannya.
"Bukan urusan mu. Dan kau memang tidak perlu tau tentang aku. Aku tidak sudi melihat mu hadir di pernikahan ku." balas Lyssa dengan sengit.
"Kau bilang kau mencintai ku, dan dalam beberapa hari kau sudah menikah dengan laki-laki lain. Aku turut senang mendengarnya, Sa. Setidaknya dengan pernikahan mu, kau tidak terus-terusan mengharapkan ku. Karena aku benar-benar tidak memiliki perasaan cinta pada mu. Aku memang menyayangi mu, karena kau sahabat ku bahkan sudah aku anggap adik perempuan ku. Aku tidak bisa membalas cinta mu, dan aku senang setidaknya kamu bisa melepas rasa cinta mu itu dengan menikahi laki-laki lain. Dan aku yakin laki-laki itu lebih baik dari ku." ucap Devan dengan senyuman lembutnya pada Lyssa.
Tapi senyuman itu sangat memuakkan di mata Lyssa. Hatinya sakit mendengar Devan dengan mudah mengucapkan itu. Bahkan terang-terangan mengatakan tidak mencintainya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan dalam Kerumitan (End)
Romance[Complete] . . . Pernahkah kamu mencintai seseorang yang tak mencintai mu? Atau kamu pernah dicintai oleh seseorang yang sangat kamu benci? Atau bahkan kamu pernah merasakan sakit hati karena orang yang kamu cintai mencintai sahabat mu sendiri? Dan...