PART 16 "Dinding Kebencian"

76 2 0
                                    

      Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Lyssa. Ini adalah akhir pekan. Lebih tepatnya akhir pekannya kali ini lebih menyenangkan karena dia akan berkumpul dengan kedua orang tuanya. Karena akhir pekan lalu mereka tidak sempat berkumpul, Lyssa benar-benar sangat menantikan akhir pekan kali ini.

"Nanti akan ada barbeque party. Ingin membeli beberapa bahan makanan?" tanya Rakha yang tengah menyetir mobil.
 
      Ya, saat ini mereka berada di mobil dalam perjalanan menuju rumah Lyssa. Ah, ini juga yang membuat kumpul akhir pekan ini terasa berbeda. Karena Lyssa yang sudah memiliki keluarga baru.

"Barbeque party? Tapi mama tidak mengatakan apapun pada ku." ucap Lyssa bingung.

"Mungkin mama Lia lupa memberi tau mu. Itu ide mama ku." jawab Rakha memberi tau.

      Ah, satu lagi. Keluarga barunya adalah keluarga Rakha. Mereka akan ikut berkumpul akhir pekan ini. Katanya agar mempererat kekeluargaan mereka.

"Mama Rea? Ah, begitu rupanya. Baiklah kurasa kita juga harus membeli sesuatu untuk dibawa ke rumah." ucap Lyssa setuju.

"Baiklah. Kita akan berhenti di supermarket sebentar." ujar Rakha yang hanya diangguki Lyssa.

      Setidaknya ada yang berbeda dengan suasana hari ini. Mereka berbicara dengan tenang dan baik-baik. Tidak serta merta diikuti dengan perdebatan yang berujung pertengkaran seperti hari-hari biasanya.

*****

       Lyssa mendorong troli belanjaannya sementara Rakha hanya berjalan di belakang Lyssa dengan tampang kerennya. Lyssa berulang kali menggerutu karena laki-laki itu bukannya menawarkan bantuan untuk mendorong troli belanjaan itu, malah dia asyik tebar pesona.

      Ah sebenarnya kalau untuk tebar pesona itu hanya pandangan Lyssa saja. Karena sebenarnya Rakha itu sama sekali tidak tebar pesona. Hanya saja pesonanya benar-benar sangat mencuri perhatian perempuan-perempuan yang sedang berbelanja di supermarket yang sama dengan mereka.

"Ah maaf, boleh aku minta tolong?" tiba-tiba seorang wanita muda memancing perhatian Rakha dan tentunya Lyssa juga berhenti lalu menoleh ke arah Rakha.

      Wanita muda itu berdiri di dekat Rakha sambil tersenyum manis.

'Sejak kapan ada perempuan di dekat Rakha? Perasaan sejak tadi tidak ada orang lain di dekat kami.' batin Lyssa heran sendiri.

"Minta tolong apa ya?" tanya Rakha meladeni perempuan itu.

"Itu, a-aku tidak sampai mengambil yang itu. Itu terlalu tinggi untuk ku. Bisa tolong ambilkan?" tanya perempuan itu dengan wajah memelas yang diimut-imutkan.

'Apa-apaan dia? Memang dia tidak melihat kalau laki-laki yang sedang dia goda itu juga sedang bersama wanitanya? Dasar medusa.' batin Lyssa mulai geram.

      Ah tunggu dulu. Tadi dia bilang apa? Wanitanya? Apa dia tengah mengakui dirinya sendiri sebagai wanita milik Rakha? Benarkah begitu?

"Oh, baiklah. Sebentar." jawab Rakha lalu dia mengambilkan barang yang dimaksud perempuan itu dengan sangat mudah.

'Benar-benar licik. Aku yakin dia sebenarnya sampai. Dasar wanita tidak tau malu.' umpat Lyssa dalam hati.

     Entah kenapa dia merasa kesal sendiri dengan Rakha saat Rakha perhatian atau dekat dengan perempuan lain. Apa dia terlalu ingin dicintai oleh Rakha? Atau dia yang sudah mulai mencintai Rakha? Benarkah secepat itu?

"Terima kasih." perempuan itu tersenyum begitu manis saat Rakha sudah mengambilkan apa yang ia minta dan memberikannya padanya.

     Lyssa membulatkan matanya saat ia lihat perempuan itu menerima barang yang Rakha ambilkan tapi dengan tangannya yang malah memegang tangan Rakha.

Hubungan dalam Kerumitan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang