Lyssa menekan beberapa digit angka untuk membuka pintu appartementnya. Setelah itu dia langsung masuk ke dalam appartementnya. Bisa ia lihat kalau appartement itu masih kosong. Dan itu artinya Rakha belum pulang. Lyssa memang selalu pulang duluan selama ini. Namun hari ini Lyssa sengaja ingin pulang lebih lambat dari biasanya. Biasanya dia sampai di appartement pukul 5 sore, kalau hari ini dia sengaja pulang pukul 7 malam. Sebenarnya dari kantor dia sudah pulang seperti biasanya, namun karena dia sedang kesal akhirnya dia memilih untuk jalan-jalan terlebih dahulu.
Lyssa menuju ke kamarnya dan meletakkan handbagnya dengan kasar ke atas tempat tidurnya.
"Aku sengaja pulang lebih lambat, tapi tetap saja aku yang pulang duluan." gerutu Lyssa sambil menguncir rambutnya asal.
Lyssa menuju walk in clothes miliknya dan mencari baju santai yang bisa ia pakai di rumah seperti biasanya. Akhirnya yang ia pilih adalah kaos putih kebesaran dan untuk celananya adalah hot pant sepaha yang membuat kaki jenjang mulusnya terekspos begitu saja.
"Sekali-kali aku pakai yang begini." gumamnya di depan kaca besar sambil memutar-mutar tubuhnya. Kaos kebesaran itu bahkan hampir menutupi sebagian celananya.
"Tidak masalah. Toh aku sendirian. Nanti selesai memasak aku akan mandi dan ganti pakaian lagi. Untuk sekarang ini saja." gumam Lyssa lagi.
Lyssa melangkah keluar dari kamarnya dan langsung menuju dapur. Di dapur dia bertransformasi menjadi koki bukannya wakil direktur lagi. Koki yang sebenarnya lebih tepat disebut ibu rumah tangga.
Tangannya dengan lincah mengeluarkan bahan makanan dari dalam penyimpanan.
"Berhubung sudah malam, jangan makan banyak-banyak. Harus banyak makan sayur daripada karbohidrat." gumamnya saat mulai melihat bahan makanan yang ia ambil.
'Sekali-kali dia tidak usah makan banyak. Karena kau sudah membuat ku kesal maka untuk malam ini jadilah kambing yang sehat. Jika kau terus-terusan membuat ku kesal, maka aku akan menjadikan mu kambing kekurangan gizi.' batin Lyssa dengan senyuman penuh arti.
*****
Lyssa mengelap keringat yang mengalir di lehernya. Akhirnya setelah 30 menit berada di dapur dengan perasaan bercampur kesal itu dia bisa menyelesaikan masakannya. Padahal dia hanya membuat makanan yang semuanya berbahan dasar sayur dan buah-buahan. Dia benar-benar memasak vegetarian, tidak ada makanan berlemak apalagi karbohidrat tinggi.
'Anggap saja aku sedang diet.' batinnya senang.
Lyssa meninggalkan dapur dan berhenti di ruang tengah.
"Dia belum pulang?" tanya Lyssa entah pada siapa.
Kemudian Lyssa mengedikkan bahunya acuh.
"Baguslah. Lebih bagus lagi kalau dia tidak usah pulang." ucapnya dengan santai.
Klek
"Siapa yang tidak usah pulang?" suara pintu kamar yang terbuka disusul dengan suara yang sudah sangat Lyssa kenal.
Lyssa menoleh ke arah pintu kamarnya sendiri, Rakha keluar dari kamar itu dengan rambut setengah basah. Laki-laki itu hanya memakai kaos hitam dan celana hitam panjang.
'Memangnya ini lagi suasana berduka apa?' pikir Lyssa heran sendiri.
"Sejak kapan kau pulang?" tanya Lyssa dengan nada ketus. Dia masih kesal.
Dan ya, ini adalah percapakan pertama mereka setelah seminggu perang dingin, tapi percakapan pertama sudah diwarnai dengan rasa kesalnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan dalam Kerumitan (End)
Romansa[Complete] . . . Pernahkah kamu mencintai seseorang yang tak mencintai mu? Atau kamu pernah dicintai oleh seseorang yang sangat kamu benci? Atau bahkan kamu pernah merasakan sakit hati karena orang yang kamu cintai mencintai sahabat mu sendiri? Dan...